Ketakutan dan kekuatiran melapor tipu-tipu jabatan ini menjadi ladang basah yang menarik bagi orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan rakus binti serakah. Karena prakteknya tidak akan terbuka dan diketahui oleh masyarakat bahkan oleh aparat hukum sekalipun.
Pelaku jual beli jabatan berjiwa rakus dan serakah, dua kata kembar dan biasanya yang bersangkutan tidak pernah puas dengan uang sedikit, tidak pernah puas dengan uang rupiah, bergaya dendy dan trendy, selau main golf karaoke nightclub WIL menjadi santapannya. Lihat saja saat mereka tertangkap KPK selalu ada wanita lain yang dipanggil KPK sebagai saksi pelaku.
KPK dengan beberapa perlengkapannya yang canggih berhasil mengungkap perilakunya dan mengungkap korupsi, suap, pungli yang mengalir didarah dagingnya.Â
Dan kali ini KPK menambah korban tangkapannya pada praktek mutasi promosi demosi jabatan oleh pejabat - pebabat daerah.Â
Artinya KPK tidak melihat di kementerian-kementerian pusat ada praktek jual beli jabatan dengan nilai milyaran. Karenya hampir tidak pernah terdengar KPK melakukan OTT jual beli jabatan di kementerian pusat dan pelayanan-pelayanan perizinan pusat.Â
Nilai jual beli jabatan dikabarkan beromzet milyaran rupiah sekali putaran pelantikan, jika dalam satu tahun terjadi 3 kali putaran pelantikan dipastikan rumah mewah, mobil mewah, pelancongan ke luar negeri sudah tertutupi.Â
Ternyata KPK tidak tinggal diam dengan inovasi dan kreativitas pejabat-pejabat korup, menangkap dan mengirimnya ke sukamiskin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H