Sepanjang wawancara, setiap beberapa menit Santi harus break untuk melayani pembelinya. Bermacam-macam permintaan pembeli. Ada yang memesan putu saja. Ada yang menyukai cenil campur dengan segala variannya. Ada yang hanya membeli klepon. Ketan bubuknya mendapat pujian di sosial media.
Salah satu pelanggan yang bertempat tinggal di daerah seberang lokasi Putu Pojok Gajayana memberikan kesaksian bahwa ia mengenal makanan ini sudah sejak kecil. Rasa tetap konsisten, walaupun penjualnya telah berganti. Tidak heran, pembeli di tempat ini tidak hanya kaum tua untuk mengenang masa lalu. Banyak juga mahasiswa dan anak muda yang tertarik menikmati jajanan tradisional ini.
Mengikat makna dan melestarikan budaya, dapat dilakukan melalui penyajian makanan yang menghubungkan berbagai generasi. Putu Pojok Gajayana adalah salah satu contoh usaha kuliner yang telah puluhan tahun membersamai warga kota Malang. Yuk, dicoba.
Putu Pojok Gajayana
Lokasi
Pojok pertigaan Gajayana -- Dinoyo -- Malang
Buka pukul
18.30 -- 23.00
Keunikan
Jajanan tradisional berbahan dasar tepung beras, ketan, kanji, kelapa, dan gula merah.