Mohon tunggu...
Agustina
Agustina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rindu Menggebu

1 Januari 2019   23:58 Diperbarui: 2 Januari 2019   00:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi teringat dengan sebuah acara yang saya ikuti. Kali ini Training One Day Private Class Pola Pertolongan Allah. Tepatnya pada tanggal 16 desember 2018. Di sela-sela penyampaian materi, trainer melemparkan sebuah pertanyaan "Siapa yang ingin pergi haji?" serentak seluruh peserta mengangkat tangannya, termasuk saya. 

Tidak sampai disitu, trainer kembali memberikan pertanyaan demi pertanyaan, "siapa yang  sudah membuat passport? siapa yang hafal ayat tentang perintah berhaji? siapa yang sudah melakukan manasik haji? siapa yang sudah membuka tabungan haji? Siapa yang di dalam sholat fardhu dan tahajjudnya selalu berdoa agar diberikan kemudahan untuk pergi ke baitullah?

Seiring dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, satu per satu para peserta mulai menurunkan tangannya hingga tidak ada yang tersisa. Malu dan sungguh ingin menangis pada saat itu. "Ya Allah, ya Rabb, ampuni hamba, ternyata bertamu ke baitullah baru sebatas asa yang belum bisa hamba buktikan dengan sungguh-sungguh." Bisikku dalam hati kepada Dia yang Maha Kuasa. Sejak acara itu, saya mulai mencoba mempraktekkan materi-materi yang telah diberikan. Salah satunya membuat proposal cinta untuk Allah, proposal haji. Semoga Allah meridhoi dan menandatangani. Aamiin.

Persiapkan, Tanpa Nanti Tanpa Tapi

Selalu ada alasan yang mengharuskan kita untuk senantiasa bersyukur. Selalu ada alasan yang mengharuskan kita untuk terus berikhtiar, melangitkan doa dan meningkatkan keimanan. Jika semua hal memiliki alasan, maka begitu pula dengan berhaji. Selalu ada alasan yang mengharuskan kita untuk memprioritaskan impian berhaji sedini mungkin. Tanpa nanti tanpa tapi. Saatnya Berhaji

Pertama: Nikmat waktu muda. Usia muda identik dengan imunitas tubuh yang masih prima. Masa-masa muda biasanya tidak direpotkan dengan masalah kesehatan yang serius. Aktifitas mencari dan mengumpulkan dana untuk naik haji, beribadah, dan menuntut ilmu agama bisa dilakukan dengan mudah ditambah lagi dengan nikmat teknologi dan komunikasi yang tidak bisa didustakan.

Kedua, Nikmat waktu sehat. Perhatikanlah saudara-saudara kita yang diuji dengan penyakit, sungguh dalam doanya mereka berharap kesembuhan yang dimana nikmat sehat itu akan mereka gunakan untuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama. Maka tidakkah kita berpikir? tentang ibadah dan amal sholeh apa yang sudah kita perbuat. Jangan terlena, selagi diberi nikmat sehat gunakalah sebaik mungkin untuk dekat dengan Allah. Ini Saatnya membuat resolusi haji.

Ketiga, Nikmat kaya dan cukup. Berhaji tidak memandang apakah seseorang berasal dari golongan kaya atau papa, tua ataupun muda. Karna telah banyak ditemui kisah inspiratif tentang golongan papa yang ternyata bisa bertamu ke baitullah. Pun sebaliknya, banyak pula yang berasal dari golongan kaya namun belum tergerak hatinya untuk berhaji. 

Jika sudah membahas ini, maka persoalannya bukan pada materi yang dimiliki melainkan niat suci yang membuat Allah membentangkan jalan kemudahan bagi siapapun yang bersungguh-sungguh ingin bertamu. Maka, tidakkah nikmat kaya itu digunakan untuk bersyukur kepada-Nya?

Keempat, Nikmat waktu luang. Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan "Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat nanti. Barang siapa yang memanfaatkan nikmat waktu luang dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia."Semoga dengan ini, kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Insyaallah berhaji.

Kelima, Nikmat hidup. Kehidupan dan kematian adalah rahasia Allah. Tiada satupun hamba yang berkuasa akan hal tersebut. Orang-orang beriman tentu akan mempergunakan nikmat hidupnya untuk bersegera dalam meraih ampunan Allah, melaksanakan ketaatan dengan sebaik mungkin. Karna Allah ingin melihat siapa diantara hambanya yang paling baik amalannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun