Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang dilakukan oleh kelompok 62 Gelombang 6 periode Agustus - September 2022 yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan ibu Yuni Nurhamida, S. Psi., M. Si menjalankan program kerjanya yaitu Pelatihan Kewirausahaan yang diharapkan bermanfaat untuk memajukan UMKM Desa tersebut.
Pelatihan Kewirausahaan ini nantinya akan dilaksanakan di 4 hari yang berbeda. Tujuan dilakukannya pelatihan ini tentu sudah di observasi oleh Kelompok 62 sejak awal memilih pengabdian di Desa tersebut. Desa Torongrejo memiliki potensi yang besar untuk berwirausaha.
Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa tersebut kurang inovatif. Sebagai bentuk untuk menggapai luaran kelompok 62, maka diberikan beberapa pelatihan yang diharapkan dapat memenuhi visi dan misi bahwa kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Pemilihan suatu barang yang akan diberikan pelatihan yang pasti sudah melihat beberapa aspek dan telah di diskusikan dengan para anggota Kelompok 62 Gelombang 6 PMM Universitas Muhammadiyah Malang. Pelatihan lilin aromaterapi dipilih karena sekarang ini sedang digandrungi dan diburu masyarakat terutama para remaja.Â
Lilin aromaterapi selain bentuknya yang unik dan cantik, juga memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai pewangi ruangan, mampu meredakan stres serta gangguan kecemasan karena efeknya yang menenangkan dan membuat tubuh lebih nyaman.
Saat pelatihan pembuatan Lilin aromaterapi dihadiri oleh remaja RT. 05 RW. 05 Dusun Krajan, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Mereka begitu antusias dan saling berebut untuk melihat dan mengetahui cara membuat lilin aromaterapi dengan bahan yang murah dan mudah didapat.Â
Bahan yang digunakan hanya lilin putih batangan, parfum, dan gelas sloki. Untuk parfum dan gelas sloki bisa diganti sesuai yang ada saja. Hanya perlu melelehkan lilin batangan kemudian ditambah parfum dan untuk sumbu memanfaatkan dari lilin batangan yang sudah diserut kemudian ditunggu hingga mengeras dan lilin pun jadi.
Pemanfaatan dan inovasi seperti tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. "Pembuatannya mudah, modalnya murah, tetapi nilai jualnya tinggi. Kami sepakat dengan remaja setempat membandrol harga lilin aromaterapi di harga 15 ribu." Ujar Ananda, selaku anggota kelompok PMM 62 Gelombang 6.Â
Modal yang dikeluarkan oleh kelompok 62 hanya 25 ribuan dan bisa dipakai untuk beberapa gelas lilin aromaterapi. Tentu saja ini yang bisa membangun para Enterpreneurship menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik di Desa setempat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H