Mohon tunggu...
Agustiawan
Agustiawan Mohon Tunggu... Dokter - Doktermu

Dokter | Promotor Kesehatan | Humoris | Dapat Diandalkan Instagram: @agustiawan28 @hep.id @hep.program

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Semangat untuk Kita, Tenaga Kesehatan

18 Juli 2020   00:12 Diperbarui: 18 Juli 2020   00:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Satu Dua Bulan belakangan kita seperti sudah sangat akrab dengan berita dan statment dari tokoh maupun artis yang memnojokkan tenaga kesehatan, terutama dokter dan Rumah Sakit. Mirisnya hati ketika melihat berita mengenai "Anggota Dewan yang memojokkan Rumah Sakit" dan adapula yang mengatakan bahwa "COVID-19 ini adalah cara Rumah Sakit dan Dokter untuk mendapatkan banyak insentif".

Pertama-tama, marilah kita mengheningkan cipta sejenak dikarena Indonesia termasuk ke dalam 10 Negara dengan jumlah kematian dokter terbesar akibat COVID-19. Kita juga harus berdoa dan merenungkan pahlawan-pahlawan kita, para kolega kita bapak/ibu perawat yang telah berjuang merawat pasien COVID-19 yang bergejala maupun mereka yang tertular akibat ketidak jujuran beberapa masyarakat yang tidak bergejala.

Tantangan kita memang berat karena yang kita lawan bukanlah musuh yang terlihat, tetapi yang kita lawan adalah musuh yang tidak terlihat ditambah mereka yang menyudutkan kita. Musuh tidak terlihat yang kita lawan adalah "SARS nCoV-2" atau COVID-19 dan mereka yang memojokkan tenaga kesehatan dan rumah sakit.

Bagi yang sering memojokkan tenaga kesehatan dengan alasan kalau COVID-19 ini settingan atau hanya konspirasi:

Ayolah kawan, sekarang kita sedang berperang. Selama kita berperang, kita bunuh dulu musuhnya baru kita selesaikan sengketanya. Maksudnya, jika kalian memang merasa COVID-19 ini hanyalah konsipirasi, itu adalah hak kalian. Tapi, kami memohon dengan sangat agar kalian semua membantu kami terlebih dahulu untuk menyelesaikan wabah ini. 

Membantu kami menyelesaikan wabah ini mudah, caranya adalah dengan memberikan pengaruh yang baik, mengajak masyarakat melaksanakan PHBS, menjaga jarak, dan yang terpenting untuk tetap stay at home jika memang tidak memiliki keperluan yang mendesak.

Kalau wabah ini sudah selesai atau berakhir, barulah kalian bawa kami yang kalian anggap bersalah ke pengadilan. Mudah bukan? Intinya begini, kita harus sehat dulu semua, barulah kalian bawa apa yang kalian tuduhkan itu ke pengadilan. Kalian semua bisa bawa bukti-bukti yang menguatkan pendapat kalian.

Ada juga yang berpendapat "Bukannya korban COVID-19 tidak sampai 10%? bukannya yang meninggal banyak orang tua?"

Iya benar memang korban meninggal COVID-19 tidak sampai 10% dan yang meninggal banyak orangtua, tapi bagaimana kalau diantara mereka yang 10% itu salah satunya adalah keluarga mereka yang meremehkan COVID-19? bagaimana perasaan mereka? Atau jangan-jangan salah satu dari pembaca adalah yang meremehkan? Jangan sampai ya.

Pemberitaan dalam minggu ini

Tidak hanya itu, saya juga sangat kecewa dengan pemberitaan beberapa hari ini. Berita yang cukup populer sepertinya di telinga kita, dimana "Wakil Rakyat Kita Menuding Rumah Sakit Melakukan Kecurangan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun