Saya pernah bertemu seorang ibu yang memiliki anak lahir tanpa anus. Awalnya anak tersebut ada BPJS. Awalnya mereka selalu membayar BPJS mereka secara rutin karena anak mereka harus menjalani operasi pembuatan anus. Operasi pembuatan anus ini membutuhkan biaya sekitar hampir 200 juta, sedangkan apabila mereka membuat BPJS hanya menghabiskan 100.000 rupiah sebulan (untuk empat orang dalam satu keluarga) atau sekitar 2,4 juta untuk BPJS mereka berempat dalam dua tahun atau 24 bulan.
Bayangkan, hanya dengan 2,4 juta mereka dapat berobat gratis selama 2 tahun satu keluarga, ketimbang kita mengumpulkan donasi untuk operasi anak tersebut sampai 200 juta. Bayangin untungan yang mana??
Kalau mereka tidak mampu, kenapa mereka tidak mengikuti program KIS saja?
Dari banyak wawancara yang saya lakukan ke masyarakat yang tidak kebagian KIS, mereka selalu menyalahkan informasi dari oknum pihak pemerintah desa yang tidak sampai ke mereka, sehingga mereka tidak dapat mengurus KIS.
Wawancara yang pernah saya lakukan ke salah satu pegiat PKH, mereka menceritakan bahwasanya sekarang sudah pencanangan Pusat Data Terpadu. Masyarakat yang masuk ke data terpadu ini umumnya akan mendapatkan bantuan berupa KIS dan KIP secara bersama-sama.
Tapi, banyak masyarakat yang tidak mendapatkan informasi seperti ini.
Tunggu dulu, jangan dipikirkan semua warga negara ini melek laptop dan teknologi seperti kita untuk mendapatkan hak mereka sebagai warga negara.
Kalau boleh saya berikan solusi:
- Kita yang mampu ini membantu mereka yang gagal bayar dengan catatan pelayanan Kelas 3. Artinya kita hanya menyisihkan minimal 25.000/bulan untuk mereka.
- Kita membantu menghubungkan mereka yang membutuhkan kepada kepala desa/ aparat yang berwenang untuk mendapatkan haknya.
Bagaimana kalau kamu?? Semoga ada solusi terbaik untuk Indonesia.
Aku juga mau bikin gerakan untuk urunan tangan biaya jaminan kesehatan untuk mereka yang membutuhkan, buat temen-temen yang punya niatan mungkin dapat klik: https://forms.gle/a791skCvDXxsm7Jy5
Salam Indonesia Sadar SehatÂ