Mohon tunggu...
agustiawan imron
agustiawan imron Mohon Tunggu... Dokter -

Dokter muda yang ekspresif, senang bertenam, hobi bercanda dan dapat diandalkan

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Nasib Ibu DiKala Merayakan Hari Ibu?

24 Desember 2014   11:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ayah mau diambil ke Kementrian, ibulah orang pertama yang melarang. Ibu berkata, “Tega kamu meninggalkan banyak orang yang masih membutuhkan kita? Yang masih bergantung kepada kita.”, ibu sering mengajarkan kami kesederhanaan, mengajarkan kami untuk membantu banyak orang. Ibu tak pernah meminta yang macam-macam kepada ayah, bahkan kerap kami melihat beliau menjual perhiasan yang sudah disimpan dari jaman kami baru lahir hanya untuk membuat anaknya tersenyum.

Yang jelas kalo mau cari istri kayak ibu ajalah, perfect dah. Ibu nggak pernah minta yang aneh-aneh dari ayah. Bahkan ketika ayah mendapatkan jabatan sebagai kepala dinas pekerjaan umum, ibu berkata kepada ayah “Coba pikirkan baik-baik, jabatan tidak akan membuat kita bahagia. Datangilah pak bupati bilang mungkin kamu menolaknya. Aku takutnya kau Cuma jadi tumbal mereka saja.” Walaupun ayahku tidak mengubrisnya, ibuku bilang “Jangan pernah kau bawa uang hasil korupsi untuk makan anak-anakmu, haram itu.” Begitulah seru ibuku ketika itu kami semua kaget karena tak biasanya ibu bicara kasar kepada ayah.

Walaupun beberapa tahun kemudian apa yang dikatakan ibu itu benar, ayah dijebloskan ke penjara akibat tuduhan kelalaian administrasi. Saat itu aku masih tingkat satu sampai tingkat dua akhir kuliah di kedokteran. Yah seperti biasa ibu harus mencari uang biar ketiga anaknya bisa bersekolah dengan tenang. Walaupun bantuan demi bantuan dari orang-orang yang dulu pernah ditolong ayah dan ibu juga dating bergantian. Saat itu ibu sudah menjadi seperti pengemis, beliau mendatangi sekda, dan bupati. Aku juga berusaha untuk mendapatkan beasiswa untuk mencukupi uang kuliahku, membantu sedikit-demi sedikit untuk mencukupi uang jajanku baik dengan cara mengajar maupun berjualan.

Hingga akhirnya supir ayahku dan kakakku yang Alhamdulillah beliau sangat setia menjaga ibuku menelponku, mereka mengabarkan bahwa kesehatan ibu menurun, itu yang membuat diriku shock. Konflik batinpun terjadi ketika aku berfikir untuk mau berhenti kuliah atau pindah kuliah dikarenakan memang aku nggak tega mendengar hal tersebut terjadi pada ibuku. Walaupun akhirnya ibuku melarang aku untuk pulang.

Setelah ibu sehat, ibu kembali “berulah”, beliau memasukkan lamaran pekerjaan ke dinas kebersihan sebagai tukang sapu. Dan memang bagiku hal tersebut sangat menjijikkan, ibuku yang sarjana pendidikan, kenapa dia mau melamar pekerjaan menjadi tukang sapu? Jawabannya lumayan dapet 800.000 perbulan kan minimal bisa untuk uang jajan kalian. Karena memang kita nggak punya apa-apa lagi. Kembali aku menelpon supir ayahku dan kakakku, aku marah sekali kenapa mereka tidak mengawasi, aku suruh mereka menarik lamaran pekerjaan itu.

Hingga akhirnya aku juga putus asa, ya sudah aku daftar CPNS di Sekretariat Jendral MPR. Tapi tiba-tiba ibu menelpon dan dia berkata, “Jangan berhenti kuliah, harapan kami berdua dirimu jadi dokter, bukan jadi yang lain. Kabulkanlah harapan kami berdua. Apapun akan kami lakukan, Banyak yang masih bisa dijual, kita bisa jual rumah, mobil, dan bahkan semuanya. Makan singkong udah biasa, lauk Cuma garam sudah biasa, tinggal dirumah kayu sudah biasa, nggak punya mobil dan motor sudah biasa.” Akupun terdiam ketika ibu berkata seperti itu, “Dan yang lebih pentih, jadilah sampel untuk orang-orang bahwa anak orang yang difitnah dan susah ternyata bisa berguna untuk banyak orang.”

Garis bawahi ibu selalu menekankan untuk menjadi “BERGUNA” untuk banyak orang, simple kan?.

HARAPANKU DIHARI IBU

Seperti yang pernah aku katakana dengan temenku Gita yang kuliah di UGM, tentang harapan dihari ibu. Pesan BBMnya begini:

Harapanku kepada banyak wanita “Wanita adalah makhluk yang mulia, dari rahim-nya-lah keluar seorang makhluk tak berdosa yang suci lahir dan batin. Maka muliakanlah diri kalian dan jadilah ibu yang baik untuk anak-anak masing-masing dari kalian nanti, agar anak-anak masing-masing dari kalian kelak lebih mulia dari kalian. Aamiin.”

Harapanku kepada semua ibu, “Overall, Selamat Hari Ibu dan perjuangkan selalu hak kalian para wanita. Asupan gizi yang baik, perhatian dari petugas kesehatan, bahkan kalian berhak mendapatkan kehidupan yang layak dari laki-laki.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun