Penulis: Intan Naia Ramadhani, Agusti Aulia Bilbina, Athallahriq Rafi Maulissa, Dinar Putri Nurjahwa
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M (DKP). & Dr. Yulina Eva Riany,S.P., M.Ed (YER)Â
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.
Fenomena perceraian di Indonesia telah meningkatkan jumlah keluarga yang tidak lengkap, di mana anak-anak diasuh oleh single mother tanpa dukungan pasangan. Single mother menghadapi tantangan kompleks, seperti kesulitan ekonomi, stres, dan peran ganda sebagai ibu dan ayah. Dalam mengasuh anak tanpa bantuan, mereka harus mengatasi berbagai masalah yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka. Memahami kesejahteraan psikologis single mother penting karena berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga dan perkembangan anak. Dukungan dan penghargaan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu mereka dalam menjalankan peran ganda dan memberikan kehidupan terbaik bagi anak-anak mereka.
Seorang single mother memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pola asuh kepada anaknya, ia harus membagi waktu antara mencari nafkah dan memberikan perhatian kepada anak. Keterlibatan ayah dalam mendidik anak sangatlah penting, anak yang tumbuh tanpa peran ayah dapat merasa kurang mendapatkan perhatian, yang dapat berdampak pada perkembangan emosional dan perilaku anak. Kasus di Amerika Serikat sekitar 63% remaja yang melakukan bunuh diri adalah anak yang tumbuh tanpa sosok ayah (Sumber: USDHHS, Biro Sensus). Keterbatasan waktu dan tenaga serta tuntutan pekerjaan seorang single mother membuat intensitas waktu bersama anak menjadi terbatas, namun penting untuk tetap menyempatkan waktu untuk mengurus anak dan memperhatikan tumbuh kembang anak.
Kurangnya perhatian dan komunikasi antara single mother dan anak dapat membuat anak merasa kesepian, kehilangan rasa percaya diri, sulit berkomunikasi, dan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Pola asuh yang salah dan lingkungan sosial yang tidak nyaman juga dapat menghambat perkembangan sosial anak. Untuk mengatasi hal ini, single mother perlu memberikan dukungan penuh  dan bimbingan bagi anak-anaknya agar dapat berkembang dengan baik. Pola asuh yang baik termasuk komunikasi terbuka antara ibu dan anak, memberikan dukungan emosional, mengajarkan kemandirian, memberikan perlindungan, dan menunjukkan kasih sayang. Dengan demikian, penting bagi single mother untuk memiliki strategi manajemen waktu yang baik dan memberikan perhatian yang cukup kepada anak agar keharmonisan keluarga tetap terjaga.
Single mother menghadapi tantangan yang kompleks dalam menjalani peran ganda sebagai kepala keluarga dan pengasuh tunggal. Mereka harus mengatasi tekanan untuk membagi waktu antara mencari nafkah dan mengurus anak, serta mengelola keuangan dengan satu sumber pendapatan. Terlebih lagi, mereka sering merasa sedih, lelah, dan tertekan, dengan perasaan bersalah atau penyesalan atas situasi keluarga mereka. Namun, dengan menerapkan manajemen stres yang tepat, seperti berkumpul dengan teman, melakukan aktivitas menyenangkan, dan menjauhi orang-orang negatif, mereka dapat menjaga kesehatan mental mereka.
Di sisi lain, peran ganda single mother juga membawa dampak positif. Mereka dapat mengembangkan rasa kepercayaan diri yang kuat dan merasa bangga atas kemampuan mereka untuk memenuhi peran ganda sebagai pencari nafkah dan pengasuh anak. Kebahagiaan mereka juga muncul saat melihat anak-anak mereka tumbuh dengan baik dan sukses dalam pendidikan. Dengan ketekunan dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan, single mother dapat mengalami pertumbuhan pribadi yang membanggakan dan merasa puas dengan peran yang mereka pilih untuk dijalani.
Peran orangtua, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung seorang single mother dan anaknya sangatlah penting. Sebagai ibu tunggal, mereka sering kali harus menghadapi tantangan ganda dalam mencari nafkah dan merawat anak-anaknya. Dukungan emosional, finansial, dan praktis dari anggota keluarga serta kesadaran masyarakat tentang keberagaman struktur keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung. Orangtua dan keluarga dapat memberikan cinta, perhatian, dan bimbingan, sementara masyarakat dapat memberikan dukungan moral, ekonomi, dan sosial yang diperlukan. Melalui kolaborasi yang kokoh antara ketiga pihak ini, kita dapat membentuk masyarakat yang lebih peduli dan responsif terhadap keberagaman situasi keluarga.
Pemberdayaan melalui program sosial dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya mendukung satu sama lain juga dapat membantu mengurangi stigma terhadap single mother. Dengan meningkatkan pemahaman dan empati, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka. Inisiatif seperti program bantuan bagi keluarga kurang mampu atau program mentoring untuk anak-anak dari keluarga single parent adalah langkah-langkah positif yang dapat memberikan dampak jangka panjang. Dengan demikian, kolaborasi yang solid antara orangtua, keluarga, dan masyarakat tidak hanya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi single mother dan anak-anaknya, tetapi juga mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap keberagaman dalam struktur keluarga.
Kehidupan sebagai seorang single mother merupakan hal yang tidak mudah dan penuh tantangan. Banyak tantangan yang akan menguras tenaga, pikiran, emosi, waktu, dan uang. Dalam menjalankan peran ganda sebagai orang tua dan pencari nafkah bagi keluarga menyebabkan single mother memiliki keterbatasan waktu. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut single mother harus mengelola waktu dengan bijak  untuk menghindari kelelahan dan stres. Hal yang dapat dilakukan yaitu, memprioritaskan tugas-tugas yang penting dan membuat jadwal harian. Hal ini dapat membantu single mother dalam mengelola waktu agar lebih efisien dan terorganisir. Selain masalah waktu, single mother juga harus mampu mengatur keuangan  agar tetap kuat secara finansial sehingga kebutuhan keluarga dapat terjamin. Untuk mengatasinya diperlukan strategi manajemen keuangan yang baik, seperti membuat anggaran, membuat catatan keuangan,  dan menabung. Hal ini dapat membantu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik.
Tantangan yang dihadapi oleh single mother dapat menyebabkan single mother seringkali merasa lelah, sedih dan tertekan. Perasaan ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik single mother itu sendiri, sehingga manajemen stres sangat diperlukan untuk menghindari stres pada single mother. Hal- hal yang dapat dilakukan single mother untuk menghindari stres yaitu, menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan teman, melakukan aktivitas menyenangkan, menjauhi orang-orang yang berbicara negatif tentang dirinya, dan selalu berpikir positif. Kemampuan mengelola stres menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental single mother dan anak.
Komunikasi terbuka menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan hubungan yang baik antara single mother dan anaknya. Pola asuh yang baik meliputi memberikan dukungan emosional, mengajarkan kemandirian, memberikan perlindungan, dan menunjukkan kasih sayang. Seorang single mother perlu memperhatikan perkembangan anak dan meluangkan waktu meskipun sibuk bekerja, karena kurangnya perhatian dan komunikasi dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Single mother juga dituntut untuk bisa berperan ganda, yaitu mengurus anak dan mencari nafkah. Maka dari itu, manajemen waktu yang baik dan strategi keuangan diperlukan. Dalam menghadapi tantangan ini, dukungan keluarga juga sangat penting, baik dalam hal finansial maupun emosional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H