"Dasar kalian biadap. Aku tak kan rela selamanya. Kukutuk kau tak kan  melahirkan, wahai Tahu Bunting. Dan kau Bakwan, kau tak akan menikah dengan Tahu Bunting selamanya." Sumpah serapah Makwan disambut petir  dari langit. Tiba-tiba langit menjadi gelap.
"Ampuuuunn, Makwan."  Tahu menyambangi tubuh Makwan dengan cepat.  Sedang Bakwan, tersungkur  di atas tanah sambil menangis. Makwan menghembuskan napas terakhir. Tahu  pun meraung-raung. Tangisnya pecah di sambut butiran air yang jatuh  dari langit. Kisah mereka berakhir tragis. Kutukan Makwan pun terjadi.  Bakwan hidup melajang, sedangkan Tahu selamanya menjadi bunting.
 -The End-
 *Note : Tahu isi di Bengkulu Selatan disebutnya Tahu Bunting.  Terinspirasi saat teman kantor tertawa mendengar sebutan Tahu Bunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H