"Iya, gak apa-apa. Oya, perkenalkan, nama saya Makwan."
"Nama saya Bakwan." Mereka bersalaman. Bakwan pun terpukau dengan kecantikan Makwan.
Sejak hari itu, mereka sering bertemu. Makin hari keduanya makin dekat  saja. Bakwan sering bertamu ke rumah Makwan, berkenalan dengan keluarganya, termasuk dengan Tahu, sahabat karib Makwan. Bakwan  berencana untuk melamar Makwan.
Sampai suatu ketika, Makwan  menemukan kejanggalan. Saat akan menemui Tahu, dia memergoki Tahu sedang  berbicara pelan kepada Bakwan, seolah ada yang mereka sembunyikan.Â
"Gimana ini, aku hamil," ucap Tahu panik.
"Apa? Tak mungkin. Bagaimana dengan Makwan. Aku sudah berjanji akan meminangnya." Bakwan tak kalah panik.
"Terus aku gimana?" Tahu semakin bingung.
Tiba-tiba.
"Oo, jadi begini kelakuan kalian di belakangku." Makwan keluar dari  balik tembok. Dia sengaja bersembunyi dan mendengar percakapan keduanya. Dia tak habis pikir, pria yang akan meminangnya ternyata selingkuh  dengan teman karibnya sendiri. Darahnya mendidih. Emosinya memuncak. Dasar kalian tak tahu diuntung.
Makwan mengambil belati di  dapur. Dia kalap. Dihunuskannya ke arah tubuh Tahu. Secepat kilat Tahu  mengelak. Ia memegangi tangan Makwan yang sedang menggenggam belati,  diputarnya hingga mata belati mengarah ke tubuh Makwan.
 Tusssssss. Darah berceceran. Tubuh Makwan tersungkur. Perutnya tertancap belati.