Pertunjukan utama pentas malam itu adalah pentas teater Lesbumi Purbalingga. Dengan mengambil latar belakang sejarah berdirinya NU, naskah yang disusun oleh Agustav Triono, sekretaris Lesbumi Purbalingga ini cukup berhasil menggambarkan kisah berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Trisnanto Budidoyo, ketua Lesbumi Purbalingga yang didapuk menjadi sutradara menyampaikan bahwa sejarah berdirinya NU cukup panjang jadi dia menggarap dengan meringkas bagian yang penting dan ditampilkan pengisah yaitu dalang. Para pemain yang terlibat yaitu Ikrom Rifai memerankan KH Hasyim Asy'ari, Agustav Triono memerankan KH As'ad Syamsul Arifin, Trisnanto Budidoyo memerankan KH Abdul Wahab Hasbullah, Aditya Verdiansyah memerankan santri serta Zulfikar sebagai dalang.
Penampil yang lain yaitu kolaborasi musikalisasi puisi yang apik oleh Ryan Rachman dan Arin Hidayat. Ryan yang juga ketua Katasapa Purbalingga ini membaca puisi yang berjudul Mahabbah sedangkan Arin Hidayat mengiringinya dengan petikan gitar. Selain itu ada penampilan yang atraktif dari seni bela diri Pagar Nusa Purbalingga. Menurut Ketua Lesbumi Purbalingga, Trisnanto Budidoyo, ke depan kegiatan pergelaran seni budaya semacam ini akan terus diselenggarakan Lesbumi Purbalingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H