Seniman boleh bersufi-sufi
Sufi boleh berseni-seni
Penyair boleh berdzikir samawi
Mubaligh boleh berpuisi duniawi
Ohoi,
Si anu boleh anu
Siapa boleh apa
Merdeka?
Puisi berjudul Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja karya KH Mustofa Bisri itu dibacakan oleh seniman muda asal Purbalingga, Yanuar "Gaman" Wahyudiana dengan penuh ekspresif. Pembacaan puisi tersebut menjadi pembuka acara Gelar Budaya yang diselenggarakan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purbalingga dalam rangka  memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU. Kegiatan tersebut digelar di Bioskop Misbar Purbalingga, Komplek Taman Usman Janatin Purbalingga hari Sabtu malam (22/01/2022)Â
Pentas seni budaya selain diisi pembacaan puisi juga pentas teater, orasi budaya, musik religi, dan seni bela diri Pagar Nusa. Dalam orasi budayanya, KH Ahmad Muhdzir, ketua PCNU Purbalingga menyampaikan bahwa agama dan budaya memang dua hal yang berbeda. Akan tetapi perbedaan ini bukanlah hal yang perlu dibenturkan. Selanjutnya kiai Muhdzir mengatakan agama bukan untuk merusak budaya bahkan budaya bisa digunakan untuk siar agama. Dia berharap kegiatan seni budaya yang diselenggarakan Lesbumi itu perlu lebih sering digelar.