Pola pikir bertumbuh (Growth mindset) menjadi populer akhir-akhir ini di dunia pendidikan. Lagi pula, Â sejak di implementasikannya kurikulum merdeka sering menjadi bahan diskusi bagi kebanyakan pendidik.
Pola pikir bertumbuh juga menjadi salah satu pembahasan dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) pada topik Asesmen SMP -- SMA/SMK/Paket B -- C dengan modul penggunaan hasil asesmen menyiapkan asesmen SMP -- SMA/SMK/Paket B -- C. Di dalam modul ini terdapat materi "Merencanakan Tindak Lanjut Asesmen". Pada materi inilah dibahas pola pikir bertumbuh.
Materi pola pikir bertumbuh tersebut merupakan bahan diskusi bagi kepala sekolah dalam membuat aksi nyata pada topik Asesmen SMP -- SMA/SMK/Paket B -- C. Sehingga, saya merasa materi ini perlu dibagikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan, termasuk kepala sekolah agar dapat bermanfaat.
Alhamdulillah, pada topik ini, saya sudah mendapat validasi dari tim validator aksi nyata dari PMM. Namun, sebelum tervalidasi, aksi nyata saya sempat diminta untuk diperbaiki dengan keterangan bahwa deskripsi dan refleksi dari aksi nyata yang saya buat persis sama dengan yang dibuat oleh orang lain.
Saya sempat heran, mengapa bisa sama?, sesungguhnya, saya tidak pernah melihat dan mengkopi paste deskripsi dan refleksi orang lain. Tapi, saya tetap perbaiki dengan mengedit beberapa bagian penting dari desckripsi dan refleksi tersebut. Alhasil, tidak menunggu lama, certifikat PMMnya sudah dapat didowload.
Baik, kita kembali ke Growing mindset.
Growing mindset digagas oleh Carol S. Dweck dari Standford University. Menurutnya bahwa orang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Sementara orang yang memiliki pola pikir tetap (Fixed Mindset) berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap dan tidak dapat berubah.
Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan dapat membangun kesadaran proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Dalam menerapkan pola pikir bertumbuh ada 7 prinsip yang perlu diperhatikan:
1. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak murid jika diterima, dikomunikasikan, dicarikan solusinya. Guru perlu memahami bahwa kesalahan merupakan kesempatan murid untuk belajar lebih banyak lagi. Jika guru menyalahkan, guru perlu memberitahu letak kesalahan murid dan mencari solusi bersama. Dari proses tersebut murid berkesempatan belajar dari kesalahan dan menstimulasi rasa ingin tahunya agar dapat mengerjakan tugasnya lebih baik lagi.
2. Belajar bukan tentang kecepatan tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai, dan berkarya secara mendalam. Setiap anak unik dan memiliki prosesnya sendiri-sendiri untuk mencerna dan memahami sebauah konsep. Guru seharusnya memberi waktu yang cukup kepada murid untuk mengeksplorasi dan memahami pelajaran sesuai dengan kecerdasan mereka. Guru juga perlu mendampingi murid untuk terus menerus mencoba. Guru perlu percaya bahwa tidak ada murid yang tidak bisa, mereka hanya butuh waktu. Semakin sering murid mencoba maka akan semakin mahir.
3. Ekspektasi guru yang positif tentang kemampuan murid akan sangat mempengaruhi performa murid. Guru perlu memahami bahwa otak kita seperti otot, begitu pun dengan para murid. Semakin sering dilatih maka akan semakin kuat. Sehingga semakin banyak kesempatan dan stimulus positif yang diberikan kepada murid, semakin kuat pemahaman, penalaran dan kemampuan yang akan mereka miliki.
4. Setiap anak unik dan memiliki cara-cara khusus untuk belajar  sesuai dengan bakat atau kecerdasan bawaan yang dimiliki. Guru perlu memahami bahwa kecerdasan murid bersifat multidimensional, unik, dan tidak bisa disamaratakan. Hindari membandingkan satu murid dengan murid lainnya.
5. Pengkondisian lingkungan belajar baik fisik maupun psikis, di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Lingkungan belajar yang aman dan nyaman akan meningkatkan kemampuan belajar anak. Sebelum memulai pembelajaran guru perlu memastikan murid merasa aman dan proses pembelajaran bebas dari segala bentuk kekerasan (fisik maupun psikis).
6. Melatih dan membiasakan murid untuk melakukan: self asesmen, asesmen antar teman (peer asesmen), refleksi diri, pemberian umpan balik antar teman (peer feedback). Guru perlu memberi kesempatan kepada murid menilai hasil karya sendiri ataupun bersama dengan teman sebayanya dalam setiap pembelajaran.
7. Apresiasi/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar murid. Diberikan untuk: menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi murid, membangun kesadaran bahwa proses lebih diutamakan dibandingkan hasil akhir. Guru perlu percaya bahwa selalu ada sisi terbaik dari karya yang dihasilkan murid. Sehingga guru perlu menyampaikan sisi terbaik dulu baru mengoreksi pekerjaan murid. Guru perlu mengetahui bahwa kemauan murid untuk belajar harus dijaga, bukan hanya semata hasil belajarnya. Sehingga kemampuan murid terus tumbuh seiring berjalannya waktu.
Guru yang memiliki pola pikir bertumbuh diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang membantu murid untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan pola pikir bertumbuh, guru dapat memaksimalkan potensi murid untuk terus menjadi pembelajar.
Semoga bermanfaat. Salam blogger.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H