Mendengar pemaparan Pak Anis, Prabowo banyak menyetujuinya. Namun, beliau juga mengatakan bahwa kita perlu memperbaiki sistem dalam pendidikan kita, termasuk memperbaiki mental dari para pejabat yang berwenang di dalamnya. "Kita harus berani memperbaiki sistem yang kurang baik" tegas Prabowo.
Sedangkan, menurut Ganjar menanggapi gagasan Anis tentang pendidikan bahwa kita menginginkan pendidikan kita maju, maka fasilitas harus diberikan. Negara harus hadir dan makin inklusi. Negara juga perlu meningkatkan kesejahteraan guru, guru honorer berhak mendapat gaji yang layak seperti dengan tenaga kerja lainnya, mereka berhak mendapat gaji sesuai standar Upah Minimum Pekerja (UMP). Demikian juga, beliau menegaskan bahwa sertifikasi guru perlu diperhatikan dan guru jangan dibebani administrasi.
Setelah Capres no. 2 dan 3 menanggapi gagasan Capres no. 1, kembali moderator debat, Andromeda Mercury dan Dwi Anggia memberi kesempatan menaggapi kembali tanggapan kedua Capres. Menurut Anis "pengeluaran dalam bidang pendidikan jangan dipandang sebagai kost (biaya), tetapi dipandang sebagai investasi.Â
Oleh karena itu, negara jangan pelit kalau berbicara masalah pendidikan, jangan pelit sama guru, jangan memberikan seminim mungkin untuk guru. Berikan yang adil sehingga mereka bisa konsetrasi". Seperti yang dicontohkan pengalaman beliau waktu memimpin Jakarta. Beliau mengatakan bahwa guru-guru di Jakarta, guru PAUD mendapatkan hibah. Guru -- guru agama diberikan bantuan.Â
Semua guru dan dosen bebas biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB) rumahnya sebagai penghargaan negara untuk mereka. Jadi, kita berikan dukungan guru dan dosen sebagai status, penghasilannya, dan juga sebagai kehormatannya. "Pandang ini sebagai investasi untuk Indonesia negeri yang tercerdaskan" tegas Anis.
Pada sesi ini, saatnya Anis mengajukan pertanyaan kepada Ganjar. Anis mengatakan bahwa UKT (Uang Kenaikan Tingkat) lewat Pinjaman Online (Pinjol) lagi marak di beberapa perguruan tinggi. "Bagiaman pak Ganjar melihat problem ini". Tanya Anis. Tanpa ragu Ganjar menjawab "Hentikan liberisasi pendidikan dan harus dibarengi proporsionalitas kepada mana yang mampu dan mana yang kurang mampu. Yang kurang mampu mesti harus mendapatkan intervensi dari pemerintah. Perguruan tinggi perlu membagi/mengklaster UKT kepada mahasiswa dengan maksud membantu mahasiswa yang kurang mampu".
Menurut Anis menanggapai jawaban Ganjar atas pertanyaan Anis tetantang UKT mahasiswa melalui pinjol, ia menjelaskan "Pendidikan tinggi sebagai suplayer pembentukan kelas menengah Indonesia. Negara harus menempatkan pendidikan tinggi itu sebagai eskalator sosial ekonomi. Kalau cara pandangnya seperti itu maka biaya pendidikan tinggi, ada dua penyediannya. Satu dari negara, satu lagi dari orang tua". Anis mengungkapkan bahwa negara harus hadir menangani pembiayaan UKT tersebut. Negara perlu mengambil porsi lebih besar dibandingkan orang tua.Â
Negara ambil alih biaya tersebut, bukan malah dibebankan pada universitas. Agar supaya dosen, pimpinan universitas bekerja pada pendidikannya, pengajarannya, penelitiannya, dan pengabdiannya pada masyarakat. "Biayanya negara yang masuk. Ini sebagai investasi". Tegas Anis. Lalu Anis bertanya kepada seluruh Audiens "Negara dapat pendapatan dari mana? Ketika mereka menjadi kelas menengah, bekerja, membayar pajak untuk negara. Tetapi bukan, pendapatan ketika mereka sekolah. Jadi, negara menciptakan universitas sebagai eskalator sosial ekonomi" tutu Anis.
Gagasan Capres dalam memajukan pendidikan pada umumnya sejalan dengan cara ingin memperbaiki kesejahteraan guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, dan memperbaiki sistem pendidikan dengan cara meningkatkan akuntabilitas pelayanan pendidikan yang berkualitas di setiap daerah. Selain itu, mereka juga akan memperbaiki pelaksanaan sertifikasi guru, serta akan segera mengangkat guru honerer menjadi tenaga PPPK (P3K). Semuanya ini menurut mereka adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh disepelehkan oleh penyelenggara negara mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah.
Sumber:Â
https://www.youtube.com/watch?v=5mgrmKnhG2Q&t=11201sÂ