Mohon tunggu...
Agustan Ogut
Agustan Ogut Mohon Tunggu... Guru - A Father, Teacher, Reader, Writer

Menulis untuk mengikat ilmu, berbagi, dan keabadian. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memajukan Pendidikan dalam Perspektif Calon Presiden pada Debat Pamungkas Tahun 2024

7 Februari 2024   11:29 Diperbarui: 7 Februari 2024   11:49 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: YouTube Screen Shot

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali melaksanakan debat pamungkas atau debat kelima Calon Presiden (Capres) pada hari Ahad, 4 Februari 2024 di Jakarta Convention Center . Debat terakhir yang diikuti oleh Capres; Anis Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo mengangkat tema pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, teknologi informasi, ketenagakerjaan, dan inklusi.

Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan merasa perlu mendokumentasikan gagasan para Capres dalam memajukan pendidikan di negeri tercinta ini. Oleh sebab itu, tulisan ini berfokus pada pandangan dan rencana Capres dalam meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh tanah air.

Seperti debat sebelumnya, para Capres menyampaikan visi misi mereka secara bergantian. Penyampaian visi misi pada debat kali ini, dimulai dari Capres Probowo (No. 2), disusul Capres Ganjar Pranowo (No. 3), dan terakhir Capres Anis Baswedan (No. 1.)

Menurut capres Prabowo, pendidikan merupakan hal yang sangat strategis. Olehnya itu, dia akan memperbaiki gaji guru, termasuk gaji honorer. Ia juga akan meningkatkan kompetensi guru dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan bagi seluruh guru.

Setelah paslon no. 2 menyampaikan visi misinya, giliran selanjutnya adalah Capres Ganjar Pranowo. Paslon no. 3 ini menyampaikan bahwa ia akan memperbaiki akses pendidikan, lebih inklusi, kurikulum yang mantap, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ia akan memperhatikan nasib guru dan dosen.

Sedangkan paslon no. 1 yang terakhir menyampaikan Visi Misinya mengatakan bahwa capres Anis akan mewujudkan generasi cerdas dan biaya pendidikan yang terjangkau.

Pada sesi memperdalam visi misi Capres, Anis Baswedan menjawab pertanyaan dari penelis tentang tanggung jawab guru dan doesn makin besar namun kontribusinya kurang dihargai. Meskipun anggaran pendidikan sudah mencapai 20 % dari APBN. Kualitan pendidikan terhambat oleh kecilnya gaji, minimnya fasilitas, beban administrasi berlebihan. "Apa yg akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru dan dosen?". tanya moderator debat. 

Anis menjawab "ketika kita berbicara mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidiklah menjadi kuncinya. Kita ingin pendidik mendidik anak-anak kita. Karena itu, kita harus bertanggung jawab atas kesejahteraan pendidiknya agar bisa konsentrasi mendidik anak-anak kita. Prinsip ini harus dipegang oleh penanggungjawab atau penentu kebijakan di seluruh Indonesia".

Program Capres Anis adalah percepatan sertifikasi guru, pengangkatan 700.000 guru honorer menjadi guru PPPK. Beasiswa untuk anak guru dan anak dosen, serta anak tenaga kependidikan. Anis mewanti-wanti jangan sampai mereka mendidik ratusan anak tapi anaknya tidak pernah bisa menyelesaikan pendidikannya sampai tuntas. 

Demikian juga menurut Anis bahwa perlu ada penghargaan kepada dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja. Dan yang tidak kalah penting menurut Pak Anis adalah mengurangi beban administrasi dosen. "Dosen itu, mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat. Tapi jangan diberikan beban administrasi terlalu besar. Jadi menurutnya bahwa prinsipnya, ada nilainya dulu kita pegang, kemudian ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban-beban yang tidak perlu". Ungkap Anis.

Mendengar pemaparan Pak Anis, Prabowo banyak menyetujuinya. Namun, beliau juga mengatakan bahwa kita perlu memperbaiki sistem dalam pendidikan kita, termasuk memperbaiki mental dari para pejabat yang berwenang di dalamnya. "Kita harus berani memperbaiki sistem yang kurang baik" tegas Prabowo.

Sedangkan, menurut Ganjar menanggapi gagasan Anis tentang pendidikan bahwa kita menginginkan pendidikan kita maju, maka fasilitas harus diberikan. Negara harus hadir dan makin inklusi. Negara juga perlu meningkatkan kesejahteraan guru, guru honorer berhak mendapat gaji yang layak seperti dengan tenaga kerja lainnya, mereka berhak mendapat gaji sesuai standar Upah Minimum Pekerja (UMP). Demikian juga, beliau menegaskan bahwa sertifikasi guru perlu diperhatikan dan guru jangan dibebani administrasi.

Setelah Capres no. 2 dan 3 menanggapi gagasan Capres no. 1, kembali moderator debat, Andromeda Mercury dan Dwi Anggia memberi kesempatan menaggapi kembali tanggapan kedua Capres. Menurut Anis "pengeluaran dalam bidang pendidikan jangan dipandang sebagai kost (biaya), tetapi dipandang sebagai investasi. 

Oleh karena itu, negara jangan pelit kalau berbicara masalah pendidikan, jangan pelit sama guru, jangan memberikan seminim mungkin untuk guru. Berikan yang adil sehingga mereka bisa konsetrasi". Seperti yang dicontohkan pengalaman beliau waktu memimpin Jakarta. Beliau mengatakan bahwa guru-guru di Jakarta, guru PAUD mendapatkan hibah. Guru -- guru agama diberikan bantuan. 

Semua guru dan dosen bebas biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB) rumahnya sebagai penghargaan negara untuk mereka. Jadi, kita berikan dukungan guru dan dosen sebagai status, penghasilannya, dan juga sebagai kehormatannya. "Pandang ini sebagai investasi untuk Indonesia negeri yang tercerdaskan" tegas Anis.

Pada sesi ini, saatnya Anis mengajukan pertanyaan kepada Ganjar. Anis mengatakan bahwa UKT (Uang Kenaikan Tingkat) lewat Pinjaman Online (Pinjol) lagi marak di beberapa perguruan tinggi. "Bagiaman pak Ganjar melihat problem ini". Tanya Anis. Tanpa ragu Ganjar menjawab "Hentikan liberisasi pendidikan dan harus dibarengi proporsionalitas kepada mana yang mampu dan mana yang kurang mampu. Yang kurang mampu mesti harus mendapatkan intervensi dari pemerintah. Perguruan tinggi perlu membagi/mengklaster UKT kepada mahasiswa dengan maksud membantu mahasiswa yang kurang mampu".

Menurut Anis menanggapai jawaban Ganjar atas pertanyaan Anis tetantang UKT mahasiswa melalui pinjol, ia menjelaskan "Pendidikan tinggi sebagai suplayer pembentukan kelas menengah Indonesia. Negara harus menempatkan pendidikan tinggi itu sebagai eskalator sosial ekonomi. Kalau cara pandangnya seperti itu maka biaya pendidikan tinggi, ada dua penyediannya. Satu dari negara, satu lagi dari orang tua". Anis mengungkapkan bahwa negara harus hadir menangani pembiayaan UKT tersebut. Negara perlu mengambil porsi lebih besar dibandingkan orang tua. 

Negara ambil alih biaya tersebut, bukan malah dibebankan pada universitas. Agar supaya dosen, pimpinan universitas bekerja pada pendidikannya, pengajarannya, penelitiannya, dan pengabdiannya pada masyarakat. "Biayanya negara yang masuk. Ini sebagai investasi". Tegas Anis. Lalu Anis bertanya kepada seluruh Audiens "Negara dapat pendapatan dari mana? Ketika mereka menjadi kelas menengah, bekerja, membayar pajak untuk negara. Tetapi bukan, pendapatan ketika mereka sekolah. Jadi, negara menciptakan universitas sebagai eskalator sosial ekonomi" tutu Anis.

Gagasan Capres dalam memajukan pendidikan pada umumnya sejalan dengan cara ingin memperbaiki kesejahteraan guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, dan memperbaiki sistem pendidikan dengan cara meningkatkan akuntabilitas pelayanan pendidikan yang berkualitas di setiap daerah. Selain itu, mereka juga akan memperbaiki pelaksanaan sertifikasi guru, serta akan segera mengangkat guru honerer menjadi tenaga PPPK (P3K). Semuanya ini menurut mereka adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh disepelehkan oleh penyelenggara negara mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah.

Sumber: 

https://www.youtube.com/watch?v=5mgrmKnhG2Q&t=11201s 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun