Mohon tunggu...
Agussyahril SPd
Agussyahril SPd Mohon Tunggu... Guru - pribadi

Membumikan Literasi di Kilometer Nol Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi SMPN 2 Sabang

7 Maret 2020   16:30 Diperbarui: 7 Maret 2020   16:34 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para siswa memamfaatkan waktu yang hanya diberikan 10 menit untuk menulis dengan antusiasnya memulai tulisan dengan menulis nama sendiri terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menuliskan karya nyata mereka di pagi yang cerah ini.

Sebelumnya, motivator sudah memberikan arahan kepada siswa bahwa jika tulisannya bagus, maka akan dikumpulkan dan akan dijadikan buku dengan dicantumkan nama-nama siswa yang karyanya terpilih. 

Ternyata hal ini memberikan kekuatan besar kepada siswa, semangat yang luar biasa tumbuh dengan harapan karya mereka bisa diterbitkan. Dari 280 peserta literasi, lebih kurang 265 siswa ikut mengumpulkan karyanya. Cuma 15 orang saja yang tidak mengumpulkan hasil karya atau tulisannya. 

Disini dapat kita lihat bahwa, bukan peserta didik yang harus disalahkan, melainkan guru yang harus disegarkan kembali pola pikir serta arah kemajuan pendidikan yang diinginkan pada masa sekarang. Kita ketahui bahwa guru saat ini pada umumnya adalah guru-guru masa lalu, tapi siswa yang diajarkan adalah siswa-siswa milenial.

Setelah pengumpulan hasil karya siswa, maka sebagai bentuk apresiasi IGI kepada siswa-siswi dipersilakan untuk membacakan karya mereka didepan teman-teman mereka. Adapun pembacaan karya yang sudah ditulis diwakili oleh satu siswa putra dan satu siswa putri

dokpri
dokpri
Muhammad Abil mewakili siswa putra sedang membacakan puisi  berjudul ibu hasil karyanya sendiri

dokpri
dokpri
Nabila Balqis mewakili siswa putrisedang membacakan puisi hasil karyanya berjudul mamaku sayang

dokpri
dokpri
Ketua IGI Kota Sabang sedang memberikan nasehat dan renungan kepada para siswa dan siswi SMPN 2 sabang, banyak siswa dan siswi yang     meneteskan air mata karena materi nasehatnya tentang ibu  pada saat melaksanakan  gerakan literasi sekolah

Sekolah tidak hanya menyediakan perpustakaan dengan fasilitas buku-buku yang menarik dan desain ruangan perpustakaan yang ramah dan nyaman, tetapi pembelajaran di sekolah pun dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi siswa. "Pada zaman sekarang yang dikenal dengan siswa milenial pada era revolusi 4.0,  literasi menjadi keniscayaan. 

Kompetensi literasi yang baik akan dapat mencegah berbagai pihak, siswa, guru untuk mengkonsumsi berita-berita palsu tanpa melakukan kritik terhadap suatu berita hoaks. 

Warga sekolah pun jadi tidak mudah terprovokasi oleh berita palsu," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kota Sabang ibu Desiana, S.Pd., M.Pd dalam acara Peluncuran dan Bedah  Buku Karya Siswa, Guru, Penilik dan Kepala Sekolah di Aula Kantor Walikota Sabang, selasa (4/2/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun