Mohon tunggu...
AGUS SUWARNO
AGUS SUWARNO Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik yang senang membaca dan menulis

Kang Guru dari lereng gunung Slamet, Banyumas,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Perjalanan Si Blendong

6 Agustus 2021   00:31 Diperbarui: 6 Agustus 2021   00:32 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhir hayat si Blendong

Bahkan anak-anak Mbok Sarti patungan mebuatkan warung atas permintaannya. Sebenarnya anak-anak berharap Mbok Sarti mau mengikuti salah satu dari anaknya. Namun Mbok Sarti adalah sosok yang mandiri. Selama Ia masih bisa bergerak maka Ia akan tetap memilih tinggal di rumahnya. 

Kebisaan Mbok Sarti berkurban sendiri sebenarnya kurang disetujui oleh anak-anaknya. Mereka berharap uang yang untuk kurban lebih digunakan untuk memperbaiki rumah. 

Namun Mbok Sarti bersikukuh bahwa rumah yang ditinggalinya sudah cukup bagus. Ia tidak ingin rumah bagus di dunia. Mbok Sarti berprinsip di sisa umurnya Ia ingin membangun rumah yang bagus di surga. 

Maka uang yang diberi oleh anak-anaknya sebagian Ia tabung untuk berkurban sementara sebagian yang lain ia gunakan untuk infak dan sedekah. 

Mbok Sarti selalu mengingat pesan guru ngajinya sewaktu kecil bahwa dengan bersedekah dan infak maka di akhirat nanti Ia akan dibangunkan rumah yang bagus nantinya. Sementara itu dengan berkurban, maka hewan yang dikurbankan akan menjadi kendaraan di surga nanti. 

Tidak heran jika saat berkurban Mbok Sarti selalu memilih kambing yang besar dan sehat tidak peduli dengan harga yang mahal. Mbok Sarti berpikir dengan hewan yang sehat kelak saat dikendarai ke surga akan lebih cepat dan aman. Dengan pertimbangan tersebut Mbok Sarti mempunyai keinginan berkurban sapi. 

Ya, sapi adalah hewan yang lebih besar dan lebih kuat daripada kambing. Tentu saja  sapi yang dikurbankan kelak akan lebih kuat dan aman saat dikendarai menuju akherat kelak, pikir Mbok Sarti.

Demi mewujudkan cita-citanya, Mbok Sarti lebih giat menabung. Mbok Sarti sendiri lebih memilih makan dari hasil kebun belakang rumah. Untuk memasak Mbok sarti menggunakan tungku dengan ranting kering sebagai bahan bakarnya. 

Uang pemberian anak-anaknya Ia kumpulkan jika dirasa cukup banyak Ia belikan perhiasan emas. 

Tidak itu saja, Mbok sarti juga menabung uang keuntungan hasil berjualan di warung. Dari hasil kegigihn,keuletan dan ketekunan Mbok Sarti, tabungan perhiasan emasnya dapat menebus Si Blendong untuk kurban tahun ini.

Pagi itu Mbok Sarti melihat Si Blendong dituntun oelh empat orang tukang jagal. Sekilas tampak mata Si Blendong melirik Mbok Sarti. Mata Si Blendong tampak redup, ada kepasarahan dan juga ungakapan selamat jalan kepada Mbok Sarti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun