Begitu juga dengan alam semesta yang menurut science tercipta dari ketiadaan, maka lebih pas jika dikatakan bahwa alam semesta ini dilahirkan, bukan diciptakan. Dan untuk mengadopsi keberadaan Tuhan, maka alam semesta ini bisa dikatakan dilahirkan oleh Tuhan. Alam semesta dilahirkan dari energi Tuhan yang maha besar.
Lebih lanjut bisa dikatakan, karena alam semesta lahir dari Tuhan, maka terhubung erat dengan Tuhan. Tuhan tidak terpisahkan dengan alam semesta ini. Bahkan bisa disebut bahwa segala mahkluk termasuk manusia adalah bagian dari Tuhan. Konsep Tuhan ada di mana-mana dan maha tahu juga akan lebih mengena dan mudah dipahami.
Selain itu dengan memandang bahwa alam semesta adalah Tuhan itu sendiri, maka manusia akan menjadi lebih baik dan lebih peduli kepada sesama dan lingkungan sekitar. Dengan memandang bahwa binatang adalah bagian dari Tuhan, maka manusia akan memperlakukan binatang, baik binatang piaraan ataupun ternak untuk konsumsi, dengan lebih baik dan lebih menghargai.
Dan jika manusia memandang bahwa pohon di hutan adalah bagian dari Tuhan, katakanlah 'rambutNya', maka manusia akan menjadi bijak dalam mengelola hutan. Dengan demikian bencana-bencana banjir, longsor dan kebakaran akibat hancurnya lingkungan akan bisa dikurangi.
Begitu juga jika manusia memandang sesamanya bukan hanya sekedar ciptaanNya, namun sebagai bagian dari Tuhan yang tak terpisahkan. Bisa dikiaskan bahwa manusia adalah bagian tubuh dari seorang manusia yang akan selalu dijaga dan diperhatikan. Tuhanpun demikian, Dia tentu akan selalu menjaga apa yang dilahirkanNya dan menjadi bagian dariNya. Kita sebagai sesama anggota 'tubuh Tuhan' sepantasnya untuk saling berbuat baik dan saling mengasihi sesama.
Terakhir, pandangan bahwa Tuhan adalah alam semesta ini, tentunya juga tidak akan menghalangi para ilmuwan untuk terus menerus menguak misteri-misteri alam semesta yang adalah Tuhan bagi kaum agamawan. Sekian.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat.
Silahkan klik di sini untuk artikel lainnya, atau https://www.facebook.com/agus.o.suwanto?fref=comp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H