Para pengkritisi dipersilahkan untuk memberikan masukan secara terbuka sebagai bagian dari prinsip demokrasi. elaksana proyek, baik pihak Universitas maupun kontraktor, Â menempatkan personalnya yang professional dan kompeten agar hasilnya sesuai dengan yang dijanjikan.Â
Penerapan good governance secara utuh pada akhirnya dapat mengefisienkan anggaran. Â Hasil efisiensi selanjutnya untuk digunakan untuk penambahan fasilitas kampus agar proses pembelajaran semakin efektif.Â
Contoh keberhasilan pengelolaan arsip aktif  untuk mencegah KKN telah terbukti.  Jika UIN Sunan Kalijaga melakukannya secara voluntary, maka adanya Aplikasi tata naskah elektronik sangat mungkin pengelolaan arsip aktif dilakukan secara menyeluruh.Â
Semua kegiatan yang berujung pada tindakan administrasi, hukum, keuangan, apabila  dikelola dengan baik dan diperlakukan dengan menggunakan prinsip good governance, berpotensi menghasilkan multiplier  effect yang besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Agar arsip benar-benar dapat digunakan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana Pembukaan UUD 45, diperlukan beberapa syarat agar tujuan ini terwujud.Â
Dari sisi sumber daya manusia, Pengambil Keputusan Kearsipan harus mengubah pola kerja, dari pola pikir pengeloaan arsip inaktif, menjadi pengeloaan arsip aktif. Dari pola pikir nilai guna sekunder menjadi nilai guna primer. Â
Tentu saja perubahan pola pikir ini akan menyebabkan hilangnya kenyaman. Â Namun, apabila dibiarkan, bukan tidak mungkin kewenangan ini akan diambil oleh pihak lain.Â
Seorang pengambil keputusan bidang kearsipan menyebutkan bahwa, dengan adanya system tata naskah elektronik, telah memorakporandakan peraturan tentang kearsipan. Â Untuk mengaturnya kembali diperluka pola pikir secara menyeluruh.
Arsiparis yang selama ini terpinggirkan dan berada di bagian belakang, harus berubah dengan menjadi insan yang mampu menggunakan arsip sebagai garda depan good governance, agar cita-cita bangsa bisa tercapai.
Arsiparis bekerja untuk memantau semua pergerakan arsip aktif di setiap instansi, untuk melihat  konsistetensi  antar dokumen arsip.Â
Arsiparis perlu menguasai metodologi evaluasi, karena pekerjaanya selain menyimpan  arsip tetpi juga selaku on going evaluator dari setiap arsip yang dihasilkan.