Mohon tunggu...
Agus Sulaiman
Agus Sulaiman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional Instruktur Selam ADS-International, Pelatih Pramuka, Outbound dan Kontraktor

Sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi banyak orang... Jayalah Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Berbakti Tanpa Henti, Pramuka Peduli Pariwisata Sumsel Kemah Bakti di Pulau Maspari

16 Oktober 2021   23:23 Diperbarui: 17 Oktober 2021   09:58 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari masih dalam genggaman langit ketika para laskar Tunas kelapa memecah keheningan di dermaga Tulung Selapan OKI-Sumatera Selatan, belum banyak pengais rupiah yang hadir di pusat perniagaan dan keramaian ini. Suara rekaman burung walet yang berjajar menjulang tinggi pada bangunan berwarna pekat di sepanjang jalur menuju dermaga menjadi satu-satunya suara yang melantang di telinga 53 orang para anggota Pramuka Peduli Pariwisata Sumatera Selatan dan Pramuka Kwarran Tulung Selapan OKI dalam kesibukkannya mengatur muatan di dua unit armada air terbesar milik Pak Haji Jhonsi. Berbagai perlengkapan kemah, peralatan selam dan snorkeling, peralatan dapur, peralatan pertukangan, genset, mesin las, mesin potong rumput, chainsaw, bahan makanan hingga perlengkapan orgen tunggal memenuhi ruang demi ruang di moda air berwarna kuning cerah, semuanya dipersiapkan untuk Kemah Bakti Pramuka Peduli Pariwisata dan Bela Negara 4-8 Oktober 2021 di Pulau Maspari Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Rentang waktu dua jam menelusuri sungai alami dari Tulung Selapan kearah persinggahan desa Sungai lumpur tak ayal turut memberikan kesan tersendiri, jajaran pohon nipah dengan berbagai satwa liar menunjukkan keramahan dan keseimbangan alam sangat terjaga diarea yang dikelilingi oleh anak perusahaan PT. OKI Pulp and Paper mill ini. Praktis moda air menjadi satu-satunya sarana yang diandalkan oleh penduduk yang berjumlah 63.204 jiwa (data statistics Indonesia tahun 2020) pada kecamatan yang memiliki luas wilayah 4.853 Km2 ini.

Setelah menambah bahan bakar untuk speedboat di desa Sungai lumpur perjalanan dilanjutkan membelah selat Bangka menuju Pulau Maspari. Deburan ombak dan semilir angin laut menyeruak memasuki celah-celah armada air yang bermesinkan 2x200PK itu, sesekali butiran air laut menerpa wajah penumpang seakan menambah kesejukkan dan keseruan perjalanan.  Setelah lebih kurang 30 menit dari desa Sungai lumpur penampakkan Pulau Maspari nan indah makin menambah semangat semuanya, kapalpun akhirnya merapat di dermaga yang berwarna seirama dengan warna kapal. Terbayar sudah rasanya lelah terombang-ambing dalam perjalanan darat Palembang ke Tulung Selapan yang memakan waktu hampir 5 jam meskipun jaraknya hanya berkisar 98 Km saja, dan perjalanan air yang memakan waktu 2,5 jam.

Bongkar muatpun mulai dilakukan, pengaturan lokasi perkemahan, dapur umum, titik kumpul dan pusat informasi kegiatan dijalankan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Tim kerja langsung mengkondisikan situasi. Beruntungnya di Pulau ini sudah ada beberapa bangunan baru milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan sehingga atas kerjasama antar instansi pemerintah itu makin mempermudah pengaturan tim kerja.

Tidak menunggu lebih lama, semua Tim Kerja yang telah diatur sejak di rumah transit milik Pak David Tulung Selapan langsung mennjalankan tugasnya masing-masing. Tim Bersih Pantai, Tim Dapur, Tim Banner dan Akomodasi serta kelistrikan, Tim Reklamasi, Tim Kesehatan, Tim Pemasangan Papan Petunjuk, Tim Pemasangan Monumen Petunjuk Pulau Maspari dan Sumur Petilasan serta Tim Peliputan/Dokumentasi. Semuanya dapat berjalan dengan baik hingga menjelang dihari ketiga berada di Pulau Maspari, yakni bertepatan dengan hadirnya 17 orang rombongan kedua yang tergabung dalam FAMTRIP (Familiarization Trip) bersama beberapa awak media dan di komandoi langsung oleh Kak Vita Sandra dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel yang kebetulan juga salah satu penanggungjawab dalam kepengurusan Pramuka Peduli Pariwisata Sumsel.

Pramuka Peduli Kemah Bakti
Pramuka Peduli Kemah Bakti

Pada giat Kemah Bakti Pariwisata dan Bela Negara ini turut hadir Kak Rohadi Wijaya dari Bogor yang merupakan salah satu penulis Prahara di Pulau Maspari, intens dalam giat kepedulian lingkungan maupun social, ide creator pada novel Api Unggun Terakhir dan juga hadir Dewinta Haryanti yang merupakan salah satu pemeran Film Ada Apa Dengan Cinta 2, seorang penyelam, Asisten Coach Artis dari Jogyakarta. Mereka dihadirkan khusus untuk memberikan motivasi dan kiat suksesnya pada sesi Jumpa Tokoh di Pulau Maspari.

                                  

Penjelajahan mengelilingi Pulau Maspari dimulai dari Mendaki Bukit Pandu, pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2021 bertepatan dengan dimulainya lomba Foto yang diikuti oleh seluruh peserta. Terlihat jelas antusias semua peserta yang ikut, tak ayal jepretan berbagai jenis kamera mulai beraksi mengabadikan berbagai moment. Pada ketinggian 50 meter mdpl diatas bukit Pandu dapat terlihat indahnya hamparan laut perbatasan selat Bangka di bagian barat bukit sedangkan di bagian timur hamparan lautan yang mengarah ke desa Sungai Khong kecamatan Tulung Selapan-OKI, tempat yang konon menjadi saksi terjadi pertempuran pada tahun 1406 pasukan Laksamana Cheng Ho menumpas perompak laut Chen Zuyi yang terkenal bengis. Pada bagian utara terlihat juga Pantai Ekor Pari yang sangai eksotis, pantai ini bentuknya selalu berubah setiap harinya sebagaimana dipaparkan pada link tulisan berikut ini https://www.kompasiana.com/agussulaiman/5c84debe12ae9467827cfbc2/misteri-misteri-pulau-maspari?page=all&page_images=1 . Tidak hanya itu, diatas bukit yang terdapat tower rambu pemandu pelayaran ini dapat juga kita saksikan terbit dan tenggelamnya matahari, hal ini tentu saja menambah nilai kepuasan tersendiri bagi siapa saja yang singgah. 

foto pribadi
foto pribadi

Penjelajahan dilanjutkan ke Sumur Petilasan yang berada dibawah Bukit Pandu, sumur yang acapkali disambangi banyak orang dan dipercaya bisa membuat awet muda dan menjadi obat berbagai penyakit bahkan adapula yang bermunajat ingin memiliki keturunan. Sumur air tawar yang memiliki kedalaman tidak lebih dari 140cm ini merupakan salah satu sumur dari belasan yang ada di Pulau Maspari namun airnya tidak pernah kering, bahkan selalu terisi meskipun di musim kemarau, banyak warga dari desa Sungai Lumpur, desa Sungai Pedada, desa Sungai Khong, desa Kuala Dua Belas dan nelayan yang datang ke pulau Maspari mengambil airnya untuk kebutuhan sehari-hari karena di wilayah mereka menggunakan sistem tadah hujan atau datang secara khusus untuk "keperluan" lainnya seperti yang disebutkan diatas. Sumur-sumur ini diyakini juga pernah menjadi persinggahan 28.000 pasukan Laksamana Cheng Ho dengan armada kapal layarnya yang berjumlah 317 kapal untuk kebutuhan air minum dan air persediaan. Tercatat dalam sejarah 4 kali pasukan Cheng Ho singgah ke Palembang dari 7 kali pelayarannya  mengelilingi dunia, mengingat pada pelayaran pertama di tahun 1405-1407 seusai menumpas bajak laut Chen Zuyi, Laksamana Cheng Ho meninggalkan pasukan 1.000 orang di wilayah itu untuk tetap berjaga-jaga lengkap dengan beberapa kapal layar yang besar.

Usai singgah di Sumur Petilasan perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Elok di bagian selatan, di pantai berpasir putih ini dapat kita jumpai mangrove, gugusan karang dan bebatuan juga beberapa pohon besar yang tanahnya habis tergerus ombak. Apabila kita lebih teliti mengintip diantara terumbu karang maka dapat kita jumpai beberapa penyu, lobster, kepiting merah, ikan pari bintik biru dan berbagai aneka warna satwa bawah air lainnya. Pemandangan di pantai ini bagaikan lukisan alam, di berbagai sudut sepertinya pantas dan lebih dari layak untuk diabadikan, perpaduan batuan karang, pasir pantai, mangrove serta deburan ombak semuanya seakan saling melengkapi untuk menciptakan "surga" di wilayahnya sendiri.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Penjelajahan Pulau Maspari yang memiliki luas daratan lebih kurang 32Ha dan luas gugusan terumbu karang 292Ha ini serasa tak pernah habis-habisnya, bahkan mungkin meskipun dilukiskan dengan seribu satu tinta emas takkan membuat kisah Pulau Maspari sirna. Berbagai potensi yang bersahabat telah tersedia di area Pulau Maspari, membuatnya pantas untuk diperjuangkan, belum lagi mengingat Pulau Maspari saat ini menjadi satu-satunya Pulau terluar yang dimiliki oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di territorial Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Dapat diyakini hanya dengan pemikiran pemimpin dan orang-orang positif serta berkeilmuan saja yang bisa "melihat" berbagai potensi di Pulau Maspari sehingga apabila dikelola oleh orang-orang yang tepat maka niscaya kedepan Pulau Maspari pasti akan mempunyai nilai lebih yang lebih baik yang mampu memberi nilai keekonomian tak terhingga harga, yang mampu memaparkan nilai juang serta sejarah yang lebih cemerlang, yang mampu menjelajah lebih baik hingga ke dasar samudera, yang mampu memberikan edukasi-edukasi hingga menembus langit dan saat ini sebagian kecil dari semuanya itu telah diperjuangkan oleh para laskar tunas kelapa Kwarran Tulung Selapan dan abdi Dasa Dharma serta Trisatya yang tergabung dalam Pramuka Peduli Pariwisata binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, dengan segala kemampuan serta keterbatasannya mencoba membuka gerbang dan cakrawala pemikiran bagi siapa saja yang kelak akan singgah di Pulau Maspari, sehingga segala warisan dan harta karun terbesar yang ada di Pulau Maspari dapat senantiasa terjaga.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Suasana malam terakhir di perkemahan makin riuh, alunan musik orgen tunggal pimpinan Pak Ribu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel memecah keheningan malam, dentuman suara sound system yang dibawa secara khusus dari Palembang bahkan mampu meredam raungan suara genset milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan. Lagu demi lagupun silih berganti didendangkan, melepaskan kepenatan dan keletihan kecuali lagu Malam Terakhir yang tak pernah mau  dinyanyikan, karena semuanya seperti tak ada yang ingin malam bahagia ini berakhir begitu saja. Disudut lain Tim Dapur sibuk membakar berbagai jenis ikan-ikan besar yang dibawa oleh rombongan kedua yang makin menambah nikmat suasana malam, sedangkan dipojok bangunan tempat juri lomba Fotography dan lomba Story Telling yang terdiri dari Kak Aklani Riduan, Kak Vita Sandra, Kak Rohadi Wijaya dan Kak Dewinta Haryanti sedang sibuk memberi nilai sekaligus membagikan hadiah sesuai dengan karyanya masing-masing. Malam kian beranjak melewati peraduan, tetapi alunan musik masih terus berlanjut seakan tiada letih jari jemari Pak Ribu memainkan nada demi nada dan notasi berbagai lagu yang dinyanyikan, nampaknya kepiawaian dan pengalaman beliaulah yang membuat semua yang hadir seakan tiada letih berdendang ria silih berganti mengganti suasan malam yang pekat menjadi fajar.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Pagipun mulai menyongsong, suara ayam jantan milik Pak Kelik penjaga Pulau Maspari membuka tabir awan merah menyala disudut timur bumi dan menyembulkan keindahan sang mentari dengan semilir angin sejuk yang menerpa disetiap sendi-sendi. Pagi itu semuanya seakan tanpa suara namun ramai dengan suara packing barang dan peralatan. Persiapan untuk meninggalkan Pulau Maspari tahap demi tahap mulai mendekati usai beriring dengan cahaya mentari yang mulai beranjak berubah menjadi putih terang sementara di dermaga Pulau Maspari tak terdengar suara ombak tak banyak riak air laut yang pecah di bibir pantai dermaga itu, gambaran kesunyian seakan gayung bersambut saling berpadu, ada banyak gejolak di pagi yang senyap itu, hingga akhirnya semua menjadi pecah ketika nampak dikejauhan dua armada air terbesar milik Pak Haji Jhonsi mulai merapat di bibir pantai menjemput untuk kembali menuju Tulung Selapan.

Selamat tinggal Pulau Maspari, terima kasih atas segala keramahan cinta yang telah kau berikan kepada semuanya, terima kasih atas segala atraksi keelokanmu anugerah sang Maha Kuasa. Semoga apapun yang telah ditorehkan di punggungmu yang perkasa itu akan mampu memberi manfaat dan juga kebaikan bagi banyak orang.

By : Kak Agus Sulaiman

   

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

whatsapp-image-2021-10-09-at-15-29-14-616b902c010190311a555c12.jpeg
whatsapp-image-2021-10-09-at-15-29-14-616b902c010190311a555c12.jpeg
whatsapp-image-2021-09-29-at-18-35-54-2-616b90578bae934ebe40ee22.jpeg
whatsapp-image-2021-09-29-at-18-35-54-2-616b90578bae934ebe40ee22.jpeg
whatsapp-image-2021-10-05-at-10-49-12-616b906c8bae9360fa065e22.jpeg
whatsapp-image-2021-10-05-at-10-49-12-616b906c8bae9360fa065e22.jpeg
whatsapp-image-2021-10-04-at-12-16-06-616b907b06310e27067b1a22.jpeg
whatsapp-image-2021-10-04-at-12-16-06-616b907b06310e27067b1a22.jpeg
pulau-maspari-4-616b90cc0101904c3b0b40d3.jpg
pulau-maspari-4-616b90cc0101904c3b0b40d3.jpg
whatsapp-image-2021-09-21-at-22-35-49-8-616b90fe8bae936fe5454f82.jpeg
whatsapp-image-2021-09-21-at-22-35-49-8-616b90fe8bae936fe5454f82.jpeg
whatsapp-image-2021-10-09-at-12-44-27-1-616b915206310e50f91fcc23.jpeg
whatsapp-image-2021-10-09-at-12-44-27-1-616b915206310e50f91fcc23.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun