Seperti yang penulis uraikan diatas, bahwa kondisi bawah air pulau Maspari selain kondisi arus yang cukup deras juga terdapat banyak karang yang tersembunyi, bahkan untuk memasuki pantai di dekat jembatan dermaga yang dibangun era Gubernur Sumsel H. Rosihan Arsyad, harus memposisikan laju kapal secara jigjag.Â
Ada banyak kapal-kapal tua yang tenggelam disekitar perairan Pulau Maspari yang diperkirakan memiliki gugusan karang dan terumbu seluas lebih kurang 292 Ha, kapal kayu dan kapal layar yang menurut kesaksian dari beberapa nelayan beberapa kapal sudah dicuri oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab, namun beberapa lainnya masih berada di kedalaman laut kisaran 7 meter, 12 meter hingga 20 meter.Â
Penulis sendiri pernah beberapa kali mencoba menyelami di posisi kapal-kapal tersebut, namun sayang terkendala kondisi visibility bawah air yang tidak biasa meskipun pada saat itu kondisi cuaca sangat mendukung.Â
Seperti layaknya sebuah pantai, pulau dan kawasan pesisir tentunya identik dengan pohon kelapa dengan nyiurnya yang melambai namun ternyata tidak demikian halnya dengan Pulau Maspari. Kalau kita berkeliling di pesisir pantai Pulau Maspari yang memiliki luas sekitar 34 Hektar itu tidak akan kita jumpai satupun pohon kelapa, dibeberapa sisi kita justru akan menjumpai beberapa pohon mangga dan pohon jambu mente.Â
Berdasarkan informasi masyarakat dipesisir Sungai Lumpur, konon dahulu kala banyak dijumpai pohon kelapa di Pulau Maspari, namun karena badai membuat Pulau Maspari seperti "berjalan dan berlayar" serta berpindah posisi. Berdasarkan petunjuk gaib, akhirnya leluhur mereka secara beramai-ramai menebang seluruh pohon kelapa yang ada di Pulau Maspari. Wallahualam.Â
Pada tanggal 26 Pebruari 2019 yang lalu, setelah menginap satu malam Wakil Gubernur dan Kapolda Sumatera Selatan bersama Dinas Instansi terkait serta rombongan Pramuka yang melaksanakan Kemah Bakti Pemuda Pariwisata dan Bela Negara se-Sumsel dari tanggal 23-27 Pebruari 2019 di Pulau Maspari melakukan penanaman benih Mangrove dan Kelapa.Â
Kesimpulan akhir dari cerita diatas tentu tidak akan pernah ada habisnya, penilaian pembaca akan lebih maksimal apabila setidaknya pernah singgah dan juga menginap di Pulau Maspari. Bisa jadi anda akan mendapati hal-hal baru dan juga turut merasakan keindahan panorama alam seperti yang pernah kami rasakan.Â
Kritik dan diskusi yang bikin bahagia akan lebih kami sukai, mengingat kamipun adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.Â