Pandu-AS 3/19
Setelah Pulau Maspari dicanangkan sebagai Destinasi Wisata Baru di Provinsi Sumatera Selatan oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Mawardi Yahya 26 Pebruari 2019. Kini akan kita ulas lebih jauh segala misteri-misteri yang berhasil kami (Tim Ekspedisi Jejak Laksamana Cheng Ho dan Satnas Pandu Nusantara) rangkum tentang keberadaan Pulau Maspari.Â
Ada cukup banyak rangkuman misteri-misteri Pulau Maspari yang kami dapat, pulau yang berada pada koordinat 3°13'01"S 106°12'59"E  ini sangat eksotis, penuh Pesona dan memiliki tantangan luar biasa bagi siapa saja yang ingin mencapainya, disini akan kami ulas apa adanya. Selebihnya silahkan para pembaca yang memberi kesimpulan dan memberi nilai.Â
Pulau Maspari Berekor dan "Hidup"Â
Pada sisi ekor pulau Maspari dapat berubah setiap hari, pantai berpasir yang sangat mempesona itu pada saat pagi dan sore hari akan berubah setiap hari, hal ini mengesankan Pulau Maspari seperti hidup.Â
Sebenarnya ekor pulau Maspari dapat berubah-ubah itu adalah karena kondisi geografis Pulau Maspari yang berada pada pertemuan tiga arus. Pada bagian utara pulau Maspari arus dari Selat Bangka, sedangkan pada sisi Selatan dan Barat Daya adalah arus dari Selat Sunda, kemudian arus dari laut Jawa dan kepulauan seribu mendorong dari sisi Tenggara dan Timur.Â
Baca juga https://www.kompasiana.com/agussulaiman/5c7cfa32677ffb1c0f0b6af4/kemah-bakti-di-pulau-maspari
Perputaran arus inilah yang kami yakini sebagai penyebab ekor pulau Maspari dapat berubah bentuk dan arah setiap hari, selain karena pengaruh angin dan juga pengaruh pasang surut air laut. Bagi kami perubahan ekor Pulau Maspari ini justru adalah hal yang sangat Eksotis. Berikut ini dokumentasi yang sempat kami abadikan lewat drone dan citra satelit.Â
![wartawisata.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-04-14-24-14-071-com-whatsapp-5c855b436f187b04071ebaa6.png?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-01-50-56-090-com-google-earth-5c855cdc12ae94260a51f374.png?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-01-54-18-013-com-miui-videoplayer-5c855cb3bde5754333486547.png?t=o&v=770)
Beberapa masyarakat yang kami jumpai baik di Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur, Sungai Pedado dan Sungai Kong terkesan seram juga mengerikan. Sebagian dari mereka mendapatkan cerita menyeramkan tentang Pulau Maspari secara turun temurun.Â
Lihat yg seru disini https://www.kompasiana.com/agussulaiman/perjalanan-menuju-pulau-maspari_5500d05da333115b73511f56
Mereka meyakini pulau yang sering dijadikan banyak orang sebagai tempat permohonan sesuatu itu tentu ada banyak makhluk astralnya. Bahkan ada waktu-waktu tertentu yang enggan bagi mereka untuk singgah ke Pulau Maspari walau sekedar menampakkan kakinya saja. Apalagi di Pulau Maspari itu sendiri terdapat beberapa makam tua dan juga sumur-sumur yang beberapa kali didatangi oleh orang-orang dari negeri jauh (Bangka, Jambi, Lampung, Palembang & Riau) yang mengaku datang untuk memenuhi janji karena hajatnya telah tercapai.Â
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-02-18-33-442-com-miui-gallery-5c85639c43322f61db572af4.png?t=o&v=770)
Makam Tua dan Sumur Tua
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-09-47-53-138-com-miui-gallery-5c85cd2143322f1320720182.png?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/img-20190227-wa0062-5c856533aeebe146011cbb13.jpg?t=o&v=770)
Masyarakat disekitar Pulau Maspari sering datang mengambil air tawar di sumur-sumur tersebut ketika musim kemarau mengingat sebagian besar penduduk menggunakan sistem tadah hujan untuk kebutuhan air tawar.Â
Dataran Berbunyi dan Goa
Pada bagian tengah Pulau Maspari terdapat hamparan tanah luas yang banyak ditumbuhi ilalang, kalau kita berjalan diatasnya dan sambil menghentakkan kaki maka akan terdengar jelas bunyi "dum, dum, dum". Sepertinya dataran itu memiliki ruangan atau rongga yang sangat besar. Pada tahun 2011 Penulis pernah membuktikan sendiri dataran ini seperti yang pernah dipaparkan pada tulisan sebelumnya di Kompasiana dengan judul Perjalanan Menuju Pulau Maspari.Â
Dibagian Timur Pulau Maspari ada dua Goa yang cukup unik, satu Goa pendek kisaran 15-20 meter saja yang bisa dimasuki hanya 2-3 orang dan langsung tembus keatas bukit dan satunya lagi ada di tengah perbukitan yang menjurus ke dataran berbunyi,namun kalau ingin memasuki Goa tersebut harus mengatur posisi sedemikian rupa, karena posisinya yang bersemak belukar serta lumayan gelap dan banyak ular berbisa. Penulis sendiri pernah masuk ke dalam goa-goa tersebut saat menjadi bagian dari Tim Survey Observasi Destinasi Baru dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel bersama beberapa tim ahli lainnya, meskipun kemudian membatalkan untuk masuk lebih jauh karena kondisi yang terlalu membahayakan.Â
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/img-20190212-wa0038-5c85d600880ecd2d257b58c3.jpg?t=o&v=770)
Bangkai Kapal di dasar LautÂ
Seperti yang penulis uraikan diatas, bahwa kondisi bawah air pulau Maspari selain kondisi arus yang cukup deras juga terdapat banyak karang yang tersembunyi, bahkan untuk memasuki pantai di dekat jembatan dermaga yang dibangun era Gubernur Sumsel H. Rosihan Arsyad, harus memposisikan laju kapal secara jigjag.Â
Ada banyak kapal-kapal tua yang tenggelam disekitar perairan Pulau Maspari yang diperkirakan memiliki gugusan karang dan terumbu seluas lebih kurang 292 Ha, kapal kayu dan kapal layar yang menurut kesaksian dari beberapa nelayan beberapa kapal sudah dicuri oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab, namun beberapa lainnya masih berada di kedalaman laut kisaran 7 meter, 12 meter hingga 20 meter.Â
Penulis sendiri pernah beberapa kali mencoba menyelami di posisi kapal-kapal tersebut, namun sayang terkendala kondisi visibility bawah air yang tidak biasa meskipun pada saat itu kondisi cuaca sangat mendukung.Â
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/tim-selam-1-jpg-5c85db626f187b32dd2561d2.jpg?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-12-06-36-255-com-miui-gallery-5c85edd4677ffb161f1aa8b3.png?t=o&v=770)
Seperti layaknya sebuah pantai, pulau dan kawasan pesisir tentunya identik dengan pohon kelapa dengan nyiurnya yang melambai namun ternyata tidak demikian halnya dengan Pulau Maspari. Kalau kita berkeliling di pesisir pantai Pulau Maspari yang memiliki luas sekitar 34 Hektar itu tidak akan kita jumpai satupun pohon kelapa, dibeberapa sisi kita justru akan menjumpai beberapa pohon mangga dan pohon jambu mente.Â
Berdasarkan informasi masyarakat dipesisir Sungai Lumpur, konon dahulu kala banyak dijumpai pohon kelapa di Pulau Maspari, namun karena badai membuat Pulau Maspari seperti "berjalan dan berlayar" serta berpindah posisi. Berdasarkan petunjuk gaib, akhirnya leluhur mereka secara beramai-ramai menebang seluruh pohon kelapa yang ada di Pulau Maspari. Wallahualam.Â
Pada tanggal 26 Pebruari 2019 yang lalu, setelah menginap satu malam Wakil Gubernur dan Kapolda Sumatera Selatan bersama Dinas Instansi terkait serta rombongan Pramuka yang melaksanakan Kemah Bakti Pemuda Pariwisata dan Bela Negara se-Sumsel dari tanggal 23-27 Pebruari 2019 di Pulau Maspari melakukan penanaman benih Mangrove dan Kelapa.Â
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/img-20190301-wa0090-5c85e7e9c112fe27f2559818.jpg?t=o&v=770)
Kesimpulan akhir dari cerita diatas tentu tidak akan pernah ada habisnya, penilaian pembaca akan lebih maksimal apabila setidaknya pernah singgah dan juga menginap di Pulau Maspari. Bisa jadi anda akan mendapati hal-hal baru dan juga turut merasakan keindahan panorama alam seperti yang pernah kami rasakan.Â
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/11/screenshot-2019-03-11-12-14-39-575-com-roidapp-photogrid-5c85efcec112fe3b952d6092.png?t=o&v=770)
Kritik dan diskusi yang bikin bahagia akan lebih kami sukai, mengingat kamipun adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI