Mereka meyakini pulau yang sering dijadikan banyak orang sebagai tempat permohonan sesuatu itu tentu ada banyak makhluk astralnya. Bahkan ada waktu-waktu tertentu yang enggan bagi mereka untuk singgah ke Pulau Maspari walau sekedar menampakkan kakinya saja. Apalagi di Pulau Maspari itu sendiri terdapat beberapa makam tua dan juga sumur-sumur yang beberapa kali didatangi oleh orang-orang dari negeri jauh (Bangka, Jambi, Lampung, Palembang & Riau) yang mengaku datang untuk memenuhi janji karena hajatnya telah tercapai.Â
Beberapa masyarakat yang lainnya juga mengatakan bahwa dahulu kala Pulau Maspari adalah tempat para perompak bajak laut bermarkas. Mungkin karena memang letak Pulau Maspari yang memang sangat strategis, yakni berada pada alur pelayaran dari dan menuju ke Jawa-Malaka-Singapura. Sehingga sangat tepat untuk dilakukan pengintaian kapal-kapal laut besar yang melintas. Belum lagi kondisi perairan dan karang di sekitar Pulau Maspari juga tidak mudah di lewati kapal-kapal berbobot besar. Makam Tua dan Sumur Tua
Ada tiga makam yang sempat tim datangi bersama Pak Kelik penjaga di Pulau Maspari, satu makam yang bernisan batu, dan dua makam lainnya bernisan kayu berada dibawah pohon sangat besar yang menurut Drs. Aklani Riduan adalah jenis pohon
 Ficus Sicomorus kelompok keluarga pohon beringin. Berdasarkan pengamatan secara visual ketiga makam tersebut (diduga) bercirikan makam umat muslim. Menurut Pak Kelik ada beberapa warga yang datang kemudian meninggalkan sesuatu di makam ini, seperti beberapa bendera Merah Putih adalah hajat dari "supir" speedboat yang bernazar setelah selamat dari badai disekitar Pulau Maspari.Â
Sedangkan keberadaan beberapa Sumur di Pulau Maspari juga menjadi misteri tersendiri. Meskipun kemarau panjang sumur-sumur di Pulau Maspari tidak pernah kering, padahal kedalamannyapun hanya berkisar 1 meter hingga 2 meter saja, tidak hanya itu, hal menarik lainnya ada satu sumur yang keberadaannya nyaris berdekatan dengan bibir pantai hanya berjarak kisaran 20 meter saja. Kemudian ada satu sumur yang dipercaya airnya sering diambil beberapa orang yang dipercaya dapat menjadi obat yang manjur dan awet muda. Demikian informasi yang Tim dapatkan dari Pak Syamsuri PNS dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan.Â
Masyarakat disekitar Pulau Maspari sering datang mengambil air tawar di sumur-sumur tersebut ketika musim kemarau mengingat sebagian besar penduduk menggunakan sistem tadah hujan untuk kebutuhan air tawar.Â
Dataran Berbunyi dan Goa
Pada bagian tengah Pulau Maspari terdapat hamparan tanah luas yang banyak ditumbuhi ilalang, kalau kita berjalan diatasnya dan sambil menghentakkan kaki maka akan terdengar jelas bunyi "dum, dum, dum". Sepertinya dataran itu memiliki ruangan atau rongga yang sangat besar. Pada tahun 2011 Penulis pernah membuktikan sendiri dataran ini seperti yang pernah dipaparkan pada tulisan sebelumnya di Kompasiana dengan judul Perjalanan Menuju Pulau Maspari.Â
Dibagian Timur Pulau Maspari ada dua Goa yang cukup unik, satu Goa pendek kisaran 15-20 meter saja yang bisa dimasuki hanya 2-3 orang dan langsung tembus keatas bukit dan satunya lagi ada di tengah perbukitan yang menjurus ke dataran berbunyi,namun kalau ingin memasuki Goa tersebut harus mengatur posisi sedemikian rupa, karena posisinya yang bersemak belukar serta lumayan gelap dan banyak ular berbisa. Penulis sendiri pernah masuk ke dalam goa-goa tersebut saat menjadi bagian dari Tim Survey Observasi Destinasi Baru dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel bersama beberapa tim ahli lainnya, meskipun kemudian membatalkan untuk masuk lebih jauh karena kondisi yang terlalu membahayakan.Â
Untuk penelusuran Goa ini kami ditemani langsung oleh orang yang pernah masuk ke dalam goa di kisaran tahun 1980-an, menurut beliau untuk masuk ke dalam goa harus posisi menyamping dahulu baru kemudian di dalam akan ada tiga anak tangga dan halaman yang cukup luas.Â
Bangkai Kapal di dasar LautÂ
Lihat Trip Selengkapnya