Saya lupa , tapi saya pernah membaca tentang adanya dugaan penulis bayaran di Kompasiana, saya berpikir  kalau penulis bayaran itu,  tidak salah , biasa saja  ,karena menjadi penulis [ wartawan ] adalah profesi terhormat.  asal jangan fitnah, asal jangan Rasis, asal jangan membangkitkan kebencian dan mencari cari kesalahan. saya tidak mengetahui apakah menulis dengan cara itu halal atau tidak halal. Yang saya mengerti menulis dengan fakta itu bagus.
Tulisan yang menyerang Ahok maupun yang membela Ahok akhir akhir ini muncul setiap hari di Kompasiana , hampir setiap hari , pasti ada artikel yang membahas Ahok, padahal Pilkada masih tahun depan 2017. Bagi pembenci Ahok , semua tulisan tentang Ahok dibongkar habis habisan apakah itu fakta atau dibesar besarkan atau fitnah , itu tidak penting. yang penting Ahok harus kelihatan jelek. disisi lain pembela Ahok menulis dan berkomentar membela dengan sekuat dan pengetahuan yang mereka miliki tentang apa yang telah dilakukan oleh Ahok.
Kenapa saya katakan penulis bayaran  ? karena modus kerja penulis  seperti ini sudah sangat umum bukan hanya di Jakarta,  didaerah juga ada modus seperti ini.,seperti didaerah saya, biasanya mereka penulis  yang  punya motivasi tertentu yaitu untuk menjatuhkan seseorang berdasarkan permintaan misalnya menjatuhkan seseorang yang ingin mencalonkan menjadi Bupati atau Wakil Bupati atau Kepala SKPD menjelang mutasi jabatan dan bisa juga mereka menulis berdasarkan order dari pihak tertentu, atau penulis  itu mengaku sebagai penulis di salah satu media,padahal penulis ini adalah penulis tanpa media dan berperan sebagai kaki busuk dari oknum aparat penegak hukum untuk mencari uang dengan cara menulis atau menggertak pejabat untuk menakut nakuti obyek yang ingin diperas. atau bisa juga untuk melampiaskan karena rasa sakit hati seseorang yang memberi order kepada subyek tulisan yang akan diserang...
Didaerah saya , banyak penulis [ wartawan bodong  ] dan juga merangkap jadi aktivis di Lembaga Swadaya Masyarakat [ LSM ] anti korupsi  yang peran dan tugasnya seolah olah melebihi polisi atau aparat hukum yang legal, mereka mencari data baik untuk menulis maupun untuk  menekan Kepala Daerah , atau Kepala SKPD dan ujung ujungnya adalah minta uang. kata kasarnya mereka adalah penulis atau LSM seperti ini adalah para pencari uang dengan cara memeras , mereka sering disebut wartawan bodrex .atau LSM Korak. yang sering berkumpul di Kantor Pemerintah Daerah dan berkeliling dari satu Kabupaten ke Kabupaten Lainnya.
Coba perhatikan di Kantor Pemerintah Daerah , atau Kantor Kejaksaan atau di Pengadilan Negeri, juga di Kantor Polres didaerah anda , kita akan banyak melihat penulis [wartawan bodong ] dan aktivis penggiat anti korupsi, tapi sesungguhnya banyak dari mereka adalah agen ganda, yang menjadi kaki busuk oknum tertentu penegak hukum untuk mencari uang dari obyek oknum yang diduga bermasalah. merekalah yang merekayasa membuat surat pengaduan seolah olah ada pengaduan dari masyarakat , sehingga ada pintu masuk dari aparat oknum penegak hukum untuk masuk memeriksa dan akhirnya meminta uang, dari obyek yang memang sudah diintai.
Kalau kita melihat di Kompasiana ada tulisan yang hampir secara berseri menulis dan menyerang tentang Ahok ,kelihatan kalau mereka sudah terlatih untuk menulis, ciri ciri tulisannya selalu menyerang, dan mencari data sesuai order yang di inginkan.,mencari cari kesalahan Ahok,  kalau saya lihat ada beberapa orang, yang secara rutin menyerang Ahok. Kalau mereka betul betul penulis dan penggiat anti korupsi sungguhan, bukan hanya Ahok yang perlu di tulis, banyak hal yang menarik seperti misalnya Ketua BPK yang terlibat Panama Papers, demikian juga Keluarga Jusuf Kalla yang terkait panama Papers  atau M Taofik Wakil Ketua DPRD DKI yang bolak balik dipanggil KPK atau Anggota DPR yang OTT atau Bupati yang ditangkap KPK,atau Nurhadi Sekjen Mahkamah Agung [ MA ] yang nyata nyata bermasalah, tapi tidak ditulis , banyak lagi kasus yang perlu diungkap.tetapi kenapa mereka tidak berminat menuliskannya ?  Pertanyaannya kenapa harus Ahok yang terus menerus yang ditulis dan isinya menyerang?
Untuk menjawab pertanyaan itu , simpel dan sederhana saja menjawabnya  ,Karena ada kepentingan maka Ahok harus dijatuhkan dan diserang. Kepentingannya apa ? jelas supaya Ahok tidak terpilih lagi dalam Pilkada DKI  Titik. Saya mencoba mengkaitkan atau membuat analogi  dengan pola yang dilakukan oleh para penulis [ wartawan bodong ] dan aktivis anti korupsi  didaerah saya ,  Polanya sama  menulis dan tulisannya bersifat menyerang dan cenderung tanpa didasarkan data yang akurat,  tulisannya juga bersifat membangkitkan rasa kebencian..Judulnya tendensius, mencari kesalahan.  Kenapa mereka mau menulis secara berseri ?  Apakah mereka menulis  ada yang memberi order ? jawabannya iya.Â
Dalam hal tulisan tentang Ahok, apakah itu permintaan dari lawan Ahok,? atau permintaan dari oknum Partai tertentu ? atau musuh Ahok.dalam Pilkada DKI ?atau karena dasar kebencian semata terhadap Ahok ? untuk menjawabnya mari kita jawab dalam hati sambil tersenyum.Â
Dari mana para penulis  mendapatkan data,? Soal data gampang ,bisa dari media, bisa dari oknum di instansi tertentu  atau dokumen yang sudah terpublikasikan.misalnya LHPBPK atau bisa dari aparat penegak hukum atau bisa dari oknum anggota DPRD/DPR., semua mudah dicari , cari saja pihak pihak yang berseberangan dengan Ahok.pasti dengan senang hati akan bersedia menjadi nara sumber.  karena memang kerjaan mereka penulis, jadi mereka biasanya bisa berinterakasi dengan mudah mencari informasi dari nara sumber sesuai yang dibutuhkan dan diolah sedemikian rupa sehingga tulisannya sepertinya benar.
Apakah penulis [wartawan ]yang sering bergerombol di Kantor Pemerintah Daerah itu semua Penulis [wartawan ] yang sudah punya kartu Pers ? dari organisasi PWI atau Aliansi Jurnalis Indonesia [ AJI } atau lembaga pers yang lain ? belum tentu, demikian juga kalau kita lihat di Media TV di kantor KPK misalnya banyak wartawan bergerombol mencari berita di KPK ,belum tentu semua wartawan yang bergerombol itu punya kartu pers, disana bisa banyak terdapat penulis tanpa media [ alias wartawan bodong ] ,bisa saja mereka itu penulis tanpa media ,nah dugaan saya  penulis penulis  seperti  inilah yang selalu menulis Ahok secara rutin di Kompasiana ini .
Kenapa saya menduga  ,penulis tanpa media  seperti inilah yang terus menerus menyerang Ahok dan menuliskannya di Kompasiana,?  motivasinya, bisa karena dapat order menyerang Ahok,atau  bisa karena sakit hati karena tidak pernah diberi uang amplop sama Ahok , atau bisa untuk menjatuhkan Ahok, karena mereka dibayar oleh lawan Ahok baik dari Partai apakah itu  di DPRD/DPR , bahkan bukan tidak mungkin dari dalam Birokrasi DKI sendiri yang memberi input karena mereka ingin Ahok jatuh, karena pintu rejeki korupsinya sudah ditutup..Intinya menurut saya,  yang jadi penulis tentang Ahok ini diduga mendapat bayaran. Kalau tidak dibayar untuk apa terus  menulis dan menyerang tanpa imbalan ?
Dan penulis [wartawan] yang sering bergerombol di depan Balai Kota itu.yang setiap hari bertemu dengan Ahok bukan tidak mungkin salah satunya adalah  penulis yang menyerang Ahok di Kompasiana ini. Dia  adalah orang yang seolah olah wartawan yang selalu  bergerombol di Balai Kota itu. .Kenapa saya katakan mungkin salah seorang dari wartawan yang bergerombol di Balai Kota itu,? Bisa saja salah seorang penulis  itu mendapat order dari anggota DPRD DKI yang memang sangat berseberangan dengan Ahok, pola seperti ini juga terjadi di daerah saya. ,Jadi penulis  tanpa media  bukan tidak mungkin juga ada di Kompasiana ini, ciri cirinya tulisan topiknya atau  focus tulisannya  hal tertentu [ misalnya soal Ahok ] bersifat menyerang, dan membangkitkan rasa benci dan cenderung fitnah dan selalu mencari kesalahan Ahok.. .
Jadi kalau saya ditanya apakah di Kompasiana ini ada penulis bayaran ?  jawab saya sangat mungkin ada, Kalau tidak dibayar untuk apa membuat tulisan secara berseri hanya untuk menyerang  ? karena menulis di Kompasiana akan  banyak dibaca orang. Jadi tidak rugi membayar orang untuk membuat tulisan . Penulis bodong alias wartawan tanpa media, mau menulis di koran nasional  atau media cetak nasional tidak memenuhi syarat, maka menulis di Kompasiana adalah alternatif yang paling mudah dan sudah dapat dipastikan ada pembacanya dan jangan salah Kompasiana sekalipun media blog keroyokan tapi juga sering menjadi sumber berita. .
Kenapa saya sedikit paham pola penulis bayaran ?  saya yang hanya pekerja serabutan.pegawai rendahan di Instansi SKPD di Kabupaten ,sering bergaul dengan penulis tanpa media alias wartawan bodong,  makanya sedikit banyak saya paham pola manusia penulis bayaran  ,dan penulis bayaran seperti ini bukan hal baru.Â
Apakah penulis dari luar Jakarta atau bukan penduduk DKI Jakarta mungkin jadi penulis bayaran untuk menyerang Ahok ? Kenapa tidak mungkin ?  sekalipun Ahok bukan Gubernurnya  dan tidak kenal Ahok,. Kalau ingin mencari uang  bisa saja orang itu  menulis menyerang Ahok karena penulis luar jakarta itu  adalah [ misalnya] simpatisan Partai tertentu yang ingin menghancurkan Ahok dalam rangka Pilkada DKI. Bukan tidak mungkin penulis itu  dapat uang dari Partai tertentu itu sekalipun  penulis itu bukan orang DKI .Misalnya  penulis itu  datang kepada Ketua Partai tertentu yang sakit hati kepada Ahok didaerahnya ,dan penulis itu  menyodorkan ide untuk menyerang Ahok  melalui Kompasiana, dia  tunjukkan tulisan2nya  yang dapat membuat citra Ahok menjadi jelek melalui tulisan fitnah yang membangkitkan kebencian terhadap Ahok. ini masalah politik , masalah menjatuhkan lawan politik. Partai tertentu itu bukan hanya ada di DKI tapi diseluruh Indonesia, Partai tertentu itu butuh kemenangan di DKI. jadi apapun harus dilakukan, apalagi Ahok sudah murtad dari partai tertentu itu., maka tulisan yang menyerang Ahok itu bisa jadi uang.  .Jadi orang luar DKI pun  kemungkinan di Kompasiana ada penulis bayaran untuk menyerang Ahok sangat mungkin ada, siapa orangnya ? cermati tulisan2nya . . .........menjadi penulis bayaran itu mudah , serang, fitnah dan bangkitkan kebencian ,dan cari cari kesalahan  maka tulisan itu akan menjadi  uang..
Dan menjadi penulis bayaran itu bukan hal baru, sama saja dengan penulis gossip.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H