Mohon tunggu...
agussugito
agussugito Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok dan Penulis Bayaran

30 April 2016   15:06 Diperbarui: 30 April 2016   15:15 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya lupa , tapi saya pernah membaca tentang adanya dugaan penulis bayaran di Kompasiana, saya berpikir  kalau penulis bayaran itu,  tidak salah , biasa saja  ,karena menjadi penulis [ wartawan ] adalah profesi terhormat.  asal jangan fitnah, asal jangan Rasis, asal jangan membangkitkan kebencian dan mencari cari kesalahan. saya tidak mengetahui apakah menulis dengan cara itu halal atau tidak halal. Yang saya mengerti menulis dengan fakta itu bagus.

Tulisan yang menyerang Ahok maupun yang membela Ahok akhir akhir ini muncul setiap hari di Kompasiana , hampir setiap hari , pasti ada artikel yang membahas Ahok, padahal Pilkada masih tahun depan 2017. Bagi pembenci Ahok , semua tulisan tentang Ahok dibongkar habis habisan apakah itu fakta atau dibesar besarkan atau fitnah , itu tidak penting. yang penting Ahok harus kelihatan jelek. disisi lain pembela Ahok menulis dan berkomentar membela dengan sekuat dan pengetahuan yang mereka miliki tentang apa yang telah dilakukan oleh Ahok.

Kenapa saya katakan penulis bayaran  ? karena modus kerja penulis  seperti ini sudah sangat umum bukan hanya di Jakarta,  didaerah juga ada modus seperti ini.,seperti didaerah saya, biasanya mereka penulis  yang  punya motivasi tertentu yaitu untuk menjatuhkan seseorang berdasarkan permintaan misalnya menjatuhkan seseorang yang ingin mencalonkan menjadi Bupati atau Wakil Bupati atau Kepala SKPD menjelang mutasi jabatan dan bisa juga mereka menulis berdasarkan order dari pihak tertentu, atau penulis  itu mengaku sebagai penulis di salah satu media,padahal penulis ini adalah penulis tanpa media dan berperan sebagai kaki busuk dari oknum aparat penegak hukum untuk mencari uang dengan cara menulis atau menggertak pejabat untuk menakut nakuti obyek yang ingin diperas. atau bisa juga untuk melampiaskan karena rasa sakit hati seseorang yang memberi order kepada subyek tulisan yang akan diserang...

Didaerah saya , banyak penulis [ wartawan bodong  ] dan juga merangkap jadi aktivis di Lembaga Swadaya Masyarakat [ LSM ] anti korupsi  yang peran dan tugasnya seolah olah melebihi polisi atau aparat hukum yang legal, mereka mencari data baik untuk menulis maupun untuk  menekan Kepala Daerah , atau Kepala SKPD dan ujung ujungnya adalah minta uang. kata kasarnya mereka adalah penulis atau LSM seperti ini adalah para pencari uang dengan cara memeras , mereka sering disebut wartawan bodrex .atau LSM Korak. yang sering berkumpul di Kantor Pemerintah Daerah dan berkeliling dari satu Kabupaten ke Kabupaten Lainnya.

Coba perhatikan di Kantor Pemerintah Daerah , atau Kantor Kejaksaan atau di Pengadilan Negeri, juga di Kantor Polres didaerah anda , kita akan banyak melihat penulis [wartawan bodong ] dan aktivis penggiat anti korupsi, tapi sesungguhnya banyak dari mereka adalah agen ganda, yang menjadi kaki busuk oknum tertentu penegak hukum untuk mencari uang dari obyek oknum yang diduga bermasalah. merekalah yang merekayasa membuat surat pengaduan seolah olah ada pengaduan dari masyarakat , sehingga ada pintu masuk dari aparat oknum penegak hukum untuk masuk memeriksa dan akhirnya meminta uang, dari obyek yang memang sudah diintai.

Kalau kita melihat di Kompasiana ada tulisan yang hampir secara berseri menulis dan menyerang tentang Ahok ,kelihatan kalau mereka sudah terlatih untuk menulis, ciri ciri tulisannya selalu menyerang, dan mencari data sesuai order yang di inginkan.,mencari cari kesalahan Ahok,  kalau saya lihat ada beberapa orang, yang secara rutin menyerang Ahok. Kalau mereka betul betul penulis dan penggiat anti korupsi sungguhan, bukan hanya Ahok yang perlu di tulis, banyak hal yang menarik seperti misalnya Ketua BPK yang terlibat Panama Papers, demikian juga Keluarga Jusuf Kalla yang terkait panama Papers  atau M Taofik Wakil Ketua DPRD DKI yang bolak balik dipanggil KPK atau Anggota DPR yang OTT atau Bupati yang ditangkap KPK,atau Nurhadi Sekjen Mahkamah Agung [ MA ] yang nyata nyata bermasalah, tapi tidak ditulis , banyak lagi kasus yang perlu diungkap.tetapi kenapa mereka tidak berminat menuliskannya ?  Pertanyaannya kenapa harus Ahok yang terus menerus yang ditulis dan isinya menyerang?

Untuk menjawab pertanyaan itu , simpel dan sederhana saja menjawabnya  ,Karena ada kepentingan maka Ahok harus dijatuhkan dan diserang. Kepentingannya apa ? jelas supaya Ahok tidak terpilih lagi dalam Pilkada DKI  Titik. Saya mencoba mengkaitkan atau membuat analogi  dengan pola yang dilakukan oleh para penulis [ wartawan bodong ] dan aktivis anti korupsi  didaerah saya ,  Polanya sama  menulis dan tulisannya bersifat menyerang dan cenderung tanpa didasarkan data yang akurat,  tulisannya juga bersifat membangkitkan rasa kebencian..Judulnya tendensius, mencari kesalahan.  Kenapa mereka mau menulis secara berseri ?  Apakah mereka menulis  ada yang memberi order ? jawabannya iya. 

Dalam hal tulisan tentang Ahok, apakah itu permintaan dari lawan Ahok,? atau permintaan dari oknum Partai tertentu ? atau musuh Ahok.dalam Pilkada DKI ?atau karena dasar kebencian semata terhadap Ahok ? untuk menjawabnya mari kita jawab dalam hati sambil tersenyum. 

Dari mana para penulis  mendapatkan data,? Soal data gampang ,bisa dari media, bisa dari oknum di instansi tertentu  atau dokumen yang sudah terpublikasikan.misalnya LHPBPK atau bisa dari aparat penegak hukum atau bisa dari oknum anggota DPRD/DPR., semua mudah dicari , cari saja pihak pihak yang berseberangan dengan Ahok.pasti dengan senang hati akan bersedia menjadi nara sumber.  karena memang kerjaan mereka penulis, jadi mereka biasanya bisa berinterakasi dengan mudah mencari informasi dari nara sumber sesuai yang dibutuhkan dan diolah sedemikian rupa sehingga tulisannya sepertinya benar.

Apakah penulis [wartawan ]yang sering bergerombol di Kantor Pemerintah Daerah itu semua Penulis [wartawan ] yang sudah punya kartu Pers ? dari organisasi PWI atau Aliansi Jurnalis Indonesia [ AJI } atau lembaga pers yang lain ? belum tentu, demikian juga kalau kita lihat di Media TV di kantor KPK misalnya banyak wartawan bergerombol mencari berita di KPK ,belum tentu semua wartawan yang bergerombol itu punya kartu pers, disana bisa banyak terdapat penulis tanpa media [ alias wartawan bodong ] ,bisa saja mereka itu penulis tanpa media ,nah dugaan saya  penulis penulis  seperti   inilah yang selalu menulis Ahok secara rutin di Kompasiana ini .

Kenapa saya menduga  ,penulis tanpa media  seperti inilah yang terus menerus menyerang Ahok dan menuliskannya di Kompasiana,?  motivasinya, bisa karena dapat order menyerang Ahok,atau  bisa karena sakit hati karena tidak pernah diberi uang amplop sama Ahok , atau bisa untuk menjatuhkan Ahok, karena mereka dibayar oleh lawan Ahok baik dari Partai apakah itu  di DPRD/DPR , bahkan bukan tidak mungkin dari dalam Birokrasi DKI sendiri yang memberi input karena mereka ingin Ahok jatuh, karena pintu rejeki korupsinya sudah ditutup..Intinya menurut saya,   yang jadi penulis tentang Ahok ini diduga mendapat bayaran. Kalau tidak dibayar untuk apa terus  menulis dan menyerang tanpa imbalan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun