Mohon tunggu...
Komang Agus Suartama
Komang Agus Suartama Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ilmu Komunikasi

Lelaki berbadan tambun yang suka baligrafi, penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selaksa Kisah Mahasiswa Magang Bagian Pertama

6 Juli 2023   19:49 Diperbarui: 8 Juli 2023   10:42 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"siap ngga jadi wartawan? Pertanyaan pertama yang terdengar di telinga penulis, ketika datang pertama kali ke salah satu kantor berita yang ada di Bali"

 

Perkenalkan nama saya Komang Agus Suartama lelaki berbadan subur yang kerap dipanggil Agus merupakan mahasiswa kupu-kupu  Program Studi Ilmu Komunikasi yang kini mengikuti program Praktik Kerja Lapangan di Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Biro Bali yang sesuai dengan prospek kerja yang ditawarkan oleh program studi yakni jurnalis. Ini sepenggal kisah dari lika-liku perjalanan penulis hingga bisa menyelesaikan program Praktik Kerja Lapangan ini.

Kisah ini berawal dari sepucuk pesan manis untuk mahasiswa semester enam, dimana kala itu dosen mengirimkan pesan berupa link untuk pemetaan tempat mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan. Perasaan campur aduk, gelisah dan bingung tatkala harus menentukan lokasi dan minat apa yang nantinya akan dipilih.

Sebut saja Shinta, korti cantik dari Temukus yang mengirm pesan singkat ditengah kebingungan penulis untuk memilih lokasi praktik kerja lapangan. Isi pesan singkat tersebut berupa ajakan untuk memilih tempat praktek kerja lapangan dan meyakinkan penulis untuk mengambil bidang jurnalis dalam program praktik kerja lapangan ini.

Singkat cerita, penulis menyetujui saran dari korti cantik itu dan dengan perasaan campur aduk mengisi formulir pemetaan yang telah dikirimkan oleh dari dosen. Semenjak saat itu penulis mulai mempersiakan diri untuk mengikuti kegiatan ini.

Persiapan Mengikuti Praktik Kerja Lapangan

Usai mengisi formulir pemetaan, perasaan penulis sudah tenang sejenak dan kehidupan kembali lagi dengan tugas yang makin hari makin malas untuk dikerjakan. Setelah berbagai huru-hara yang terjadi, kini penulis dengan rekan praktik kerja lapangan lainnya berdiskusi dan mempersiapkan gubug reyot yang nantinya akan kami tempati selama mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan.

Tak hanya itu, kami juga sering membahas mengenai isi kepala dan buah bibir yang sering kali membuat kami geram dan overthinking ditengah hiruk pikuk perkuliahan dan pemikiran dosen yang kadang di luar nalar dalam memperdayakan mahasiswanya. 

Acapkali kami juga memikirkan mengenai berbagai kemungkinan yang terjadi ketika mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan ini, bagaimana budaya kerjanya, dan kepastian apakah kami diterima di lokasi tersebut, karena panitia pelaksana praktek kerja lapangan belum memberikan kepastian untuk data pemetaan lokasi dan dosen pembimbing.

Ketika lokasi dan dosen pembimbing sudah dipastikan, penulis dengan rekan lainnya melakukan penelusuran lokasi praktek kerja lapangan sembari mencari hunian dan menghafal jalan. 

Hal ini dikarenakan ini kali pertama penulis dan rekan lainnya datang ke Denpasar mengendarai kuda besi yang tenaganya sudah tidak prima lagi. Pada saat itu salah satu rekan kami, sebut saja Desi, wanita berkaca mata yang terkesan judes akan tetapi memiliki hati yang baik berhalangan untuk hadir karena ada projek matakuliah yang tidak dapat ditinggalkan.

Singkat cerita, usai kejadian semua itu penulis dan rekan lainnya diberikan kejutan besar oleh dosen pembimbing. Kejutan yang paling penulis dan rekan lainya takuti yaitu "wawancara", dimana saat itu penulis tertegun mendengar kejutan tersebut terlebih lagi informasinya diberikan dalam jangka waktu pendek sehingga penulis dan rekan lainnya tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan hal tersebut.

Setelah kejutan tersebut disampaikan, penulis bergegas menyiapkan pertanyaan dan melakukan latihan secara intensif di sisa waktu sebelum penyerahan mahasiswa praktik kerja lapangan kepada instansi tujuan. Penulis ingat betul disela-sela persiapan wawancara, penulis harus membagi waktu untuk mengikuti pembekalan sebelum berangkat dan juga mengikuti projek mata kuliah yang dilaksanakan tepat di hari wawancara.

Jantung berdegup kencang, di hari wawancara penulis menjadi mahasiswa pertama yang di wawancarai. Pada saat itu penulis dan rekan lainnya diberikan informasi berupa link room meeting karena wawancara dilakukan secara online. Tangan gemetar dan seketika keringat dingin keluar, ketika melihat dua lelaki parubaya yang akan mewawancarai penulis hari itu. Ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dimana penulis diwawancarai langsung oleh kepala biro lkbn antara biro bali dan juga dari pengembangan sumber daya manusia dari BUMN.

 

Bincang-bincangpun berlangsung kurang lebih 30 menit, waktu singkat yang menjadi penentu diterima atau tidaknya di instansi ini. Haru bercampur tegang ketika penulis dan rekan praktik kerja lapangan bisa menyelesaikan wawancara tanpa adanya hambatan. Usai wawancara selesai, penulis diberikan informasi bahwasanya pengumuman kelulusan wawancara diumumkan paling lambat sore setelah wawancara di lakukan.

 

“untuk pengumuman wawancara akan diberitahukan paling pambat sore setelah wawancara ini dilakukan” tutur Abdilah, pihak pengembangan sumber daya manusia dari BUMN.

Penulis tidak sabar menunggu pengumuman sampai mentari tak lagi menampakkan dirinya. Rasa cemas menyelimuti diri penulis, karena pengumuman tak kunjung di berikan. Alhasil penulis menunggu kabar ini cukup lama, ditengah rekan lain yang gagal diterima di tempat praktik kerja lapangan yang mereka dambakan.

Sembari menunggu kabar baik, penulis melakukan berbagai persiapan logistik yang akan dibawa ke Denpasar, mulai dari pakaian hingga printilan lainnya yang sekiranya penulis butuhkan. Tak terasa banyak barang sudah masuk kedalam tas, kini tinggal menyiapkan mental dan menjaga kondisi agar tetap bugar dan sehat.

Tepat di tanggal 05 April 2023, di sore yang mendung itu penulis memutuskan untuk berkelana ke bumi “Parijs Van Bally” berbekal nekat dan bakat yang pas-pasan, untuk pertama kalinya penulis keluar menjajali dunia baru. Dunia metropolitan yang tidak pernah dibayangkan penulis.

Dua jam kurang lebih penulis melakukan perjalanan dari utara menuju ke selatan, dan berakhir pada pondok di Penamparan yang menjadi saksi bisu mental terjajah. Pondok yang hampir reyot dengan debu tebal yang bisa dicolek dengan jari menjadi pemandangan pertama yang kita jumpai ketingga sampai di pondok yang akan dihuni selama tiga bulan kedepan. Penulis dan teman satu tempat tinggal memutuskan untuk melakukan bersih-bersih agar huniannya nyaman untuk ditempati.

Ditengah senangnya membersihkan rumah, tiba-tiba handpone di saku celana berdering. Telepon masuk dengan kontak yang tidak di kenal, dengan suara yang berat menyampaikan bahwa penulis dan rekan lainnya lolos tahap wawancara untuk melakukan magang di Lembaga Kantor Berita Antara Biro Bali. Perasaan senang menyelimuti diri penulis dan lengkung indah di bibir pun mulai tergambar. Hari pun mulai menutup diri, dinginnya malam mulai menyelimuti tidur yang tidak terlelap ini, dengan harap esok pagi akan datang semangat yang berapi-api

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun