Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Momen Pembagian Rapor Kehilangan "Kesakralannya"

25 Juni 2024   14:45 Diperbarui: 25 Juni 2024   14:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai paling rendah hanya berada di batas tuntas. Selebihnya dari itu tidak ada. Bahkan bertaburan nilai-nilai yang luar biasa di rapor anak-anak sekarang.

Beda dengan rapor zaman dahulu. Deretan nilai-nilai bagus hanya dimiliki mereka yang mempunyai kemampuan  akademik tinggi. Sehingga rapor seakan menjadi penanda akan kemampuan akademis anak tersebut.

Hal inilah yang mungkin membedakan. Bertaburnya nilai-nilai bagus dalam rapor anak-anak sekarang membuat orang tua cepat puas.

Demikian pula dengan status kenaikan atau kelulusan anak. Itu pun tidak jadi masalah. Sebab zaman sekarang dengan alasan tertentu, tidak akan ditemukan anak dalam kategori tidak naik atau tidak lulus.

Secara umum situasi semacam ini jelas mengkhawatirkan. Pemberian nilai yang tidak sesuai kemampuan anak, justru menjadi racun. Mereka tidak dibiasakan berhadapan dengan kenyataan akan kemampuan mereka sebenarnya. Demikian pula dengan orang tua yang puas dengan apa yang dicapai anaknya.

Lembah Tidar, 25 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun