Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Faktor Ini Pembeda Program Naturalisasi Indonesia Lebih Sukses Dibandingkan Malaysia

13 Juni 2024   09:03 Diperbarui: 13 Juni 2024   12:09 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa pemain naturalisasi yang mampu mengangkat performa timnas Indonesia (Sumber gambar: pssi.org)

Tidak dapat dimungkiri bahwa program naturalisasi yang dilakukan PSSI memberikan dampak signifikan pada performa timnas Indonesia. Terbukti timnas Indonesia mampu meraih sukses di beberapa ajang, seperti Piala Asia 2023, Piala Asia U-23 2024, dan yang terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tentu saja hal ini bukan berarti menghilangkan peran para pemain lokal. Karena dalam kenyataannya, pemain lokal pun punya kontribusi positif dalam perjuangan timnas Indonesia. Contoh paling baru adalah gol kedua Rizki Ridho ke gawang Filipina 2 hari yang lalu, Selasa (11/6/2024).

Hanya saja keberadaan pemain naturalisasi berakibat semakin ketat persaingan seorang pemain untuk duduk dalam timnas Indonesia. Hal yang mungkin tidak pernah terjadi sebelumnya. Saat ini hanya pemain yang benar-benar bagus yang mampu tembus skuad timnas Indonesia.

Berkaitan dengan program naturalisasi, Indonesia bukan pelopor cara ini di Asia Tenggara. Beberapa negara telah melakukan jauh hari sebelumnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina.

Hanya saja hasil yang mereka dapatkan tidak sesignifikan Indonesia. Prestasi mereka masih berkutat di seputaran Asia Tenggara saja. Beda dengan yang diraih Indonesia.

Garis Keturunan Menjadi Syarat Utama Naturalisasi Indonesia

Jika dibandingkan dengan 3 negara tersebut, program naturalisasi Indonesia mempunyai perbedaan mendasar. Sejak awal Shin Tae-yong selalu mensyaratkan garis keturunan sebagai syarat utama seseorang untuk dinaturalisasi.

Hal ini tidak dilakukan oleh 3 negara terdahulu. Mereka hanya mengacu aturan FIFA di mana seorang pemain telah selama 5 tahun kiprah di negara mereka secara terus-menerus kemudian dinaturalisasi.

Hal ini pun pernah dilakukan Indonesia sebelumnya. Seperti pada Cristian Gozales, Greg Nkwolo, dan lain-lain. Namun sejak Shin Tae-yong menjadi pelatih, cara itu ditinggalkan.

Shin Tae-yong dan staf lebih memilih 'berburu' ke luar negeri untuk mencari para pemain. Jika telah ada kesepakatan antara kedua belah pihak, PSSI pun melakukan proses naturalisasi.

Cara ini ternyata sangat efektif, sebab pendekatan yang dilakukan dari hati ke hati. Sehingga terlihat natural proses tersebut berlangsung.

Ikatan darah yang disyaratkan ternyata menjadi elemen penting saat mereka berseragam timnas Indonesia. Emosi mereka larut dalam jersey yang dikenakan, sehingga momen menyanyikan lagu kebangsaan pun diirikan oleh public sepak bola Malaysia. Para pemain naturalisasi Indonesia begitu hafal dan menghayati lagu itu, beda dengan Malaysia.

Program Naturalisasi Menyasar para Pemain Muda

Kelebihan lain adalah pilihan pemain yang disasar dalam program ini. Sebagian besar pemain naturalisasi Indonesia berada pada usia produktif. Bahkan beberapa di antaranya di bawah usia 23 tahun.

Hal ini sangat penting, sebab para pemain tersebut akan lebih lama dalam memperkuat timnas Indonesia. Dan juga memungkinkan mereka juga diturunkan di kelompok umur seperti Justin Hubner, Elkan Baggott, Nathan Tjoe A On, dan Rafael Struick.

Sementara pemain yang bermain di level senior pun dalam usia yang terbilang produktif, berada di bawah 30 tahun.

Pemilihan ini tentu sudah melalui berbagai pertimbangan. Usia produktif bahkan usia dini akan memberikan jaminan keberlanjutan prestasi timnas Indonesia ke depan.

Lembah Tidar, 13 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun