Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Magelang, Aset Militer Penting Belanda saat Jajah Indonesia

20 Mei 2024   11:31 Diperbarui: 20 Mei 2024   11:36 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai sebuah kota, Kotamadya Magelang mungkin tidak layak disebut sebagai kota. Sebab wilayahnya hanya membentang seluas 18 kilo meter persegi. Jika dikitari dengan sepeda motor tidak butuh waktu lama, tidak sampai setengah jam.

Keunikan Magelang adalah segi letaknya yang relative tinggi. Wilayah ini dulu sering diistilahkan geger bay atau dalam Bahasa Indonesia berarti punggung buaya.

Hal ini disebabkan wilayah utama kota Magelang seperti bukit yang memanjang. Hal ini ditunjukkan dengan batas timur dan barat kota Magelang. Di sebelah barat adalah Sungai Progo dan sebelah timur Sungai Elo.

Letak kedua Sungai tersebut lebih rendah dari kota Magelang. Sehingga secara teori, kota Magelang tidak mungkin terendam banjir karena letaknya.

Sisi lain yang membuat Kota Magelang mempunyai arti penting adalah fungsi kota ini pada masa penjajahan Belanda. Magelang menjadi sebuah kota yang sangat penting bagi penjajah Belanda.

Hal ini tampak dari begitu banyaknya fasilitas militer yang terdapat di kota kecil ini. beberapa fasilitas tersebut saat ini masih berdiri tegak dengan usia rata-rata 200 tahun.

Fasilitas militer di kota Magelang beragam. Mulai dari asrama tentara, Rumah Sakit Tentara, pusat Pendidikan militer, hingga lapangan terbang.

Semua fasilitas ini ada di Kota Magelang. Sebuah fasilitas yang tidak mungkin ada seandainya Magelang tidak mempunyai peran penting. Bahkan Karesidenan Kedu yang membawahi 5 kota berpusat di Magelang.

Beberapa fasilitas militer yang ada di Magelang, kini digunakan sebagai tempat Pendidikan militer. Di antaranya adalah Rindam VII Diponegoro. Fasilitas ini berhimpitan dengan asrama perwira militer Belanda di wilayah Badaan.

Bangunan asli Rumah Sakit Tentara Magelang (Sumber gambar: rstdrsoejono.com)
Bangunan asli Rumah Sakit Tentara Magelang (Sumber gambar: rstdrsoejono.com)

Fasilitas ini konon dibangun sekitar tahun 1830-an saat Belanda memadamkan Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830) oleh Jendral de Kock.

Komplek Rindam VII Diponegoro ini sekarang masih difungsikan lengkap dengan bangunan lama khas Belanda. Peruntukan adalah untuk Pendidikan militer dan perumahan prajurit.

Komplek yang tidak kalah menarik adalah Rumah Sakit Tentara (RST). Sama dengan Rindam, RST juga berfungsi untuk mendukung aktivitas militer Belanda di Magelang.

Menurut berbagai sumber, Rumah Sakit Tentara ini didirikan pada tahun 1917.  Sama dengan asrama Rindam, RST pun difungsikan dukungan Kesehatan bagi kegiatan militer Belanda.

Satu lagi asset yang sangat penting adalah Lapangan Udara Tidar. Letak lapangan ini tepat di bawah Gunung Tidar, sekarang difungsikan sebagai Lapangan Golf.

Namun pada zaman Belanda, lapangan ini berfungsi sebagai lapangan terbang meski hanya untuk pesawat-pesawat kecil saja.

Gambar lama sebuah pesawat di bawah Gunung Tidar (Sumber gambar:mblusukmen.com)
Gambar lama sebuah pesawat di bawah Gunung Tidar (Sumber gambar:mblusukmen.com)

Tiga bangunan kuno tersebut hanya sejumput kecil asset Belanda di Magelang. Jika ditelusuri, lebih dari 20 jenis peninggalan Belanda yang ada di Magelang dalam bentuk bangunan.

Penasaran? Senggangka waktu untuk menengoknya!

Lembah Tidar, 20 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun