Maka pantas jika laga tadi malam boleh dibilang Indonesia tampil dengan sisa kekuatan saja. Itupun sempat merepotkan Guinea.
Shin Tae-yong Tampil Bukan dengan Kekuatan Terbaiknya
Berbeda dengan laga yang dijalani di Piala AFC U23, kali ini Shin Taeyong tampil dengan pasukan yang compang-camping. Dua benteng andalannya harus absen. Mereka adalah Justin Hubner dan Rizky Ridho.
Sementara upaya mendatangkan bala bantuan, terbukti tidak sepenuhnya berhasil. Hanya Alfreanda Dewangga yang bisa memenuhi panggilan Shin Taeyong. Justin Hubner ditahan oleh klub sedangkan Elkan Baggott tidak ada kabar.
Maka wajar jika Shin Taeyong tampil dengan pasukan daruratnya. Hal ini tampak di lini belakang, hingga Bagas Kaffa pun harus diturunkan maupun Komang Teguh.
Nathan Tjoe-A-On yang biasanya bermain  di tengah, dipaksa bermain di lini pertahanan. Hasilnya tidak terlalu maksimal meski sempat melakukan beberapa penyelamatan penting.
Cawe-cawe Wasit yang Terlalu Sering
Lepas dari anggapan mencari kambing hitam, kenyataan inilah yang terjadi. Hampir dalam setiap laga yang dilakoni timnas Indonesia U-23 selalu ada cawe-cawe wasit di dalamnya. Hal ini terlihat sejak laga pertama.
Dalam laga semalam pun terlihat betapa sang pengadil berpihak pada Guinea. Hukuman penalty yang diberikan jika diamati tidak tepat. Pelanggaran Witan Sulaeman terjadi di luar kotak penalty. Demikian pula apa yang dilakukan Dewangga. Maka wajar jiika Shin Tae-yong ngamuk-ngamuk dan berujung pada kartu merah.
Di sisi lain, pelanggaran keras pada Witan Sulaeman tidak mendapat hukumuan. Perilaku pemain Guinea yang sengaja mengulur-ulur waktu pun dibiarikan.
Sementara itu, di ajang Piala AFC U23 cawe-cawe wasit lebih parah lagi. Mulai dari kartu merah kontroversial, hukuman penalty tidak jelas, hingga gol yang dianulir.