Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pandangan Shin Tae-yong Terhadap Timnas Indonesia Sangat Jauh ke Depan

14 Oktober 2023   14:25 Diperbarui: 14 Oktober 2023   15:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong mendampingi para pemain timnas Indonesia dalam TC (sumber: pssi.org)

Ada sebuah kegembiraan tak terperi saat Dimas Drajad melesakkan gol pertama ke gawang Brunei Darussalam. Gol tersebut terjadi saat Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana timnas Indonesia menghadapi Brunei Darussalam.

Gol tersebut merupakan kerja sama yang apik antara 3 pemain. Asnawi Mangkualam, Hokky Caraka, dan Dimas Drajad. Umpan silang yang dikirim Asnawi Mangkualam disambut dengan heading Hokky Caraka. Bola tersebut memantul ke tiang gawang, lalu disambut tanpa ampun oleh Dimas Drajad.

Aksi Hokky Caraka merebut bola dari jangkaun kipper Brunei Darussalam,dan memenangkannya merupakan bukti kualitas sang pemain muda ini. Umpan Asnawi pun patut diacungi jempol, demikian pula dengan ekseskusi Dimas Drajad.

Gol yang merupakan perpaduan antara para pemain senior dan yunior ini menunjukkan progress bagus apa yang dilakukan Shin Tae-yong.Pemberian porsi bermain yang cukup bagi para talenta muda membuat mereka cepat matang.

Shin Tae-yong Membangun Pondasi Timnas Indonesia dari Bawah

Kritikan tajam terhadap kinerja coach dari Korea Selatan sebenarnya bukan hal yang baru. Belum berhasilnya Shin Tae-yong mempersembahkan gelar, selalu menjadi lagu lama yang selalu dinyanyikan saat anak asuhnya gagal.

Lagu itu muncul berupa tagihan pada Shin Tae-yong akan gelar yang pernah dijanjikan saat pertama kali dikontrak PSSI. Mereka berdalih, akad itulah yang dapat dijadikan alasan PSSI untuk melengserkan sang pelatih. Tiga tahun masa kepelatihannya, nir-gelar sama sekali.

Namun jika mereka mau memandang lebih jernih, ada hal lain yang tercapai pada 3 tahun masa kepalatihan Shin Tae-yong. Sisi itu adalah timnas Indonesia kini tampil sebagai tim yang kokoh dengan perpaduan talenta muda dan para senior.

Mereka tidak lagi tampil loyo, di mana saat pertandingan memasuki babak kedua atau perpanjangan waktu stamina mereka habis. Kini mereka mampu berlari sepanjang laga tak ubahnya para pemain Korea Selatan, negara di mana pelatih berasal.

Nyali mereka pun patut diacungi jempol. Jika pada masa-masa sebelumnya mereka merasa rendah diri saat menghadapi negara-negara dengan peringkat lebih tinggi. Kini mereka tidak lagi. Bukti yang paling valid ditunjukkan saat mereka begitu berani mengadapi timnas Argentina.

Belum lagi laga-laga menghadapi negara-negara lain. Seperti Burundi, Curacao, Palestina, Turmenistan, Kirgistan, maupun Uzbekistan. Rasa percaya diri para pemain begitu besar.

Fakta-fakta inilah yang tidak mereka lihat. Pandangan mereka sangat sempit hanya tropi, tanpa berpikir tentang proses untuk meraih tropi tersebut. Padahal tidak ada hasil yang maksimal tanpa dilalui dengan proses yang maksimal.

Shin Tae-yong Tidak Pandang Bulu dalam Memilih Pemain

Satu hal yang sering dikeluhkan para pembenci Shin Tae-yong adalah sikapnya yang anti kritik. Ungkapan ini pernah disampaikan oleh pengamat sepak bola ternama Bung Towel. Hal ini didasarkan pada cara Shin Tae-yong memilih pemain yang tidak sesuai ekspetasi publik.

Beberapa pemain yang menurut public bagus, justru tidak dipanggil. Sementara pemain dengan kualitas biasa justru dipanggil. Urusan ini tentu saja menjadi wilayah pelatih. Seperti yang dikatakan Rahmad Darmawan, setiap pelatih akan memanggil pemain sesuai dengan kebutuhannya.

Sehingga pemilhan yang dilakukan tentunya sudah melalui pengamatan yang cermat. Sejumlah pemain yang telah terjaring, kemudian akan disortir lagi sesuai dengan kebutuhan tim. Dan hal ini tidak mudah, karena bisa saja seorang pemain bagus terpental karena pada posisi tersebut banyak pemain yang harus bersaing.

Maka tidak heran pada masa kepelatihan Shin Tae-yong banyak pemain senior langganan timnas tergusur. Mungkin saja dalam pandangan pelatih kontribusi mereka bagi tim dianggap tidak memadai.

Lembah Tidar, 14 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun