Ada sebuah kegembiraan tak terperi saat Dimas Drajad melesakkan gol pertama ke gawang Brunei Darussalam. Gol tersebut terjadi saat Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana timnas Indonesia menghadapi Brunei Darussalam.
Gol tersebut merupakan kerja sama yang apik antara 3 pemain. Asnawi Mangkualam, Hokky Caraka, dan Dimas Drajad. Umpan silang yang dikirim Asnawi Mangkualam disambut dengan heading Hokky Caraka. Bola tersebut memantul ke tiang gawang, lalu disambut tanpa ampun oleh Dimas Drajad.
Aksi Hokky Caraka merebut bola dari jangkaun kipper Brunei Darussalam,dan memenangkannya merupakan bukti kualitas sang pemain muda ini. Umpan Asnawi pun patut diacungi jempol, demikian pula dengan ekseskusi Dimas Drajad.
Gol yang merupakan perpaduan antara para pemain senior dan yunior ini menunjukkan progress bagus apa yang dilakukan Shin Tae-yong.Pemberian porsi bermain yang cukup bagi para talenta muda membuat mereka cepat matang.
Shin Tae-yong Membangun Pondasi Timnas Indonesia dari Bawah
Kritikan tajam terhadap kinerja coach dari Korea Selatan sebenarnya bukan hal yang baru. Belum berhasilnya Shin Tae-yong mempersembahkan gelar, selalu menjadi lagu lama yang selalu dinyanyikan saat anak asuhnya gagal.
Lagu itu muncul berupa tagihan pada Shin Tae-yong akan gelar yang pernah dijanjikan saat pertama kali dikontrak PSSI. Mereka berdalih, akad itulah yang dapat dijadikan alasan PSSI untuk melengserkan sang pelatih. Tiga tahun masa kepelatihannya, nir-gelar sama sekali.
Namun jika mereka mau memandang lebih jernih, ada hal lain yang tercapai pada 3 tahun masa kepalatihan Shin Tae-yong. Sisi itu adalah timnas Indonesia kini tampil sebagai tim yang kokoh dengan perpaduan talenta muda dan para senior.
Mereka tidak lagi tampil loyo, di mana saat pertandingan memasuki babak kedua atau perpanjangan waktu stamina mereka habis. Kini mereka mampu berlari sepanjang laga tak ubahnya para pemain Korea Selatan, negara di mana pelatih berasal.
Nyali mereka pun patut diacungi jempol. Jika pada masa-masa sebelumnya mereka merasa rendah diri saat menghadapi negara-negara dengan peringkat lebih tinggi. Kini mereka tidak lagi. Bukti yang paling valid ditunjukkan saat mereka begitu berani mengadapi timnas Argentina.