"Uang itu cadangan untuk masuk sekolah Yah. Bunda takut nanti gak bisa bayar sekolah."
"Seperti itu?" kata Anto lembut. "Bunda lebih berat untuk sekolah anak kita?"
"Kan kita juga harus realistis Yah. Apalagi tahun ini, pengeluaran kita banyak sekali," Arina membela diri.
"Bunda gak ingat cerita tentang kebesaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang sering kita dengar sejak kecil?" tanya Anto. Dia mencoba mengajak Arina membandingkan pengorbanan yang harus dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
"Mereka kan Nabi, Yah. Beda dengan kita," Arina masih membela diri.
"Bunda tidak ingin meniru kebesaran jiwa Mereka?" tanya Anto dengan lembut.
Arina hanya tertunduk.
"Dan Bunda yakin dengan menunda qurban, Bunda yakin akan menemui Idul Adha tahun depan?
Mendengar kalimat terakhir Anto, Arina terhenyak. Kalimat itu persis dengan apa yang diucapkan oleh Anita sore tadi.
*****
"Alhamdulillah, akhirnya kamu qurban juga Rin," kata Anita Ketika melihat nama keluarga Arina terpampang di papan pengumuman masjid. Keduanya baru saja keluar dari masjid setelah mengikuti kajian Jumat sore di masjid itu.