Namun di mata Sutan Syahrir hal ini sudah dianggap sebuah kemenangan. Kemauan Belanda untuk berunding dengan Indonesia (RI) menjadi bukti bahwa Belanda mau tidak mau harus mengakui keberadaan RI.
Karir Sutan Syahrir yang demikian cemerlang, ternyata berakhir redupada akhri perjalanan. Bayangan seorang diplomat yang jenius, hilang seketika. Upayanya mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) ternyata tidak menampakkan hasil.Â
Dan pada ujungnya adalah dipenjarakan oleh Soekarno. Sutan Syahrir ditangkap pihak berwajib pada tanggal 16 Januari1962 dengan tuduhan merencanakan subversi beserta para tokoh lain.
Sejak saat itu, kehidupan Sutan Syahrir berubah total. Jika dahuku kiprahnya dari panggung ke panggung, kini berubah dari penjara ke penjara. Mulai dari Jakarta, Madiun, dan berakhir di Zurich Swiss meninggal karena sakit yang dideritanya.pada tahun 1965.
Namun ada sesuatu yang unik tentang status Sutan Syahrir. Tiga hari setelah kematiannya, presiden Soekarno menganugrahi dengan gelar pahlawan. Padahal statusnya saat itu sebagai tahanan politik. Dengan gelar ini, maka Sutan Syahrir berhak dimakamkan di TMP Kalibata 19 April 1966.
Kehidupan Sutan Syahrir tak ubahnya roller coaster. Dimulai dari tekadnya meninggalkan zona nyaman yang dimiliki dengan terjun ke dunia pergerakan.Â
Bergelut di dunia politik dan harus berseberangan dengan Soekrano di satu sisi. Menjadi sosok hebat dalam beberapa event kebangsaan. Dan diakhiri dengan meringkuk di penjara dan berpulang dalam kesunyian jauh dari negeri yang diperjuangkannya. Sebuah ironi yang luar biasa.
Selesai
Lembah Tidar, 9 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H