Sementara di sisi lain, partai berlambang banteng sebagai penguasa membentuk koalisi dengan partai lain. Mungkin mereka rela  menempatkan Puan Maharani sebagai RI 2, sebagai langkah mencapai RI 1 pada periode berikutnya. Belum lagi kandidat lain yang akan menjadi rival seperti Ridwan Kamil, Tri Risma atau bahkan Prabowo tampil lagi.
Tanpa kendaraan yang jelas dan berbagai kebijakan yang belum semuanya terbukti berhasil akan menjadi nilai tawar yang lemah baginya. Walaupun hal ini masih terlalu dini untuk diperhitungkan.Â
Karena dalam politik perubahan dapat terjadi kapanpun, bahkan pada the last minute. Kita pasti masih ingat saat Joko Widodo memilih Ma' aruf Amin sebagai wakil presiden atau saat Prabowo memilih Sandiaga Uno dibandingkan calon dari Demokrat dan PKS.
Namun akan lain halnya jika langkah yang ditempuh Anies sesuai dengan apa yang digariskan pusat. Jika kebijakan itu berhasil, maka nama Anies pun pasti akan terbawa di dalamnya. Namun ketika kebijakan itu gagal, Anies secara moral tidak mempunyai beban. Dan keberhasilan itu akan menjadi kredit tersendiri bagi Anies.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H