Mohon tunggu...
Agus Setyadi
Agus Setyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Wartawan Banda Aceh dan Kuliah di komunikasi unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhir Petualangan Artika, Si Pengangkut Gula dan Beras

15 Agustus 2012   09:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak lama berselang, kondisi kapal semakin memprihatinkan. Mesin kapal sudah mulai tenggelam. Barang-barang yang mereka bawa sebagian sudah dibuang kelaut untuk mengurangi beban kapal. Seluruh awak kapal sudah mulai pasrah dengan keadaan. Ditengah kepanikan itu, mereka memberitahu keluarga untuk didoakan agar selamat.

Perlahan-lahan badan kapal mulai tenggelam. Air sudah merendam lantai kapal. Pukul 16.23 WIB, nahkoda kapal dengan penuh tanggung jawab itu kembali memberitahu kondisi kapal. Namun bantuan yang mereka harap tak kunjung tiba.

"Pakai pelampung, pakai pelampung. Lompat ke air. Lompat keair. Kapal kita tenggelam," teriak sang nahkoda kala itu.

Semangat dan tanggung jawab sang nahkoda tak padam begitu saja. Ia tidak melompat kelaut sebelum semua anak buahnya melompat. Setiba di dalam air, mereka semua memegang seutas tali agar tidak terpisah dari kelompok.

Ombak setinggi tiga meter mematahkan semangat mereka untuk bersatu. Mereka terpisah setelah dihantam ombak besar. Pada saat itu, mereka hanya berharap datang keajaiban agar bisa bertahan hidup ditengah derasnya arus dan tingginya ombak.

Saat matahari mulai tenggelam keufuk barat, pertanda malam akan tiba. Sepuluh anak buah kapal naas itu sudah mulai menjauh dari lokasi tenggelam akibat dibawa arus. Kapal itu tenggelam diantara laut Laweung, Pidie dan Krueng Raya, Aceh Besar.

Tim pencari yang bergerak dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh dan Sabang sejak hari masih senja tidak membuahkan hasil. Tim pencari tidak bergerak cepat saat itu. Sebab, kapal yang mereka punya tidak bisa dioperasikan.

"Kecewa kali kita. Masak saat melakukan evakuasi kapalnya rusak," ungkap Adi.

Dari Ulee Lheue, tim SAR bergerak dengan menggunakan boat karet menuju koordianat terakhir sebelum kapal tenggelam. Belum sampai ke titik tujuan, kapal tersebut harus kembali ke Pelabuhan Balohan, Sabang akibat kehabisan bahan bakar.

Petugas evakuasi kemudian melanjutkan pencarian selepas salat Magrib. Mereka berangkat bersama dari Sabang menuju titik koordinat di kawasan antara Krueng Raya dan Laweung. Namun, pencaharian hingga larut malam masih nahil.

"Pencaharian dihentikan akibat kondisi malam yang sudah larut," kata Firman salah seorang anggota RAPI Aceh yang ikut memantau proses evakuasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun