Kemarin Aku lupa bahwa besok akan datang hari baru. Bahkan Aku pun lupa, setiap saat waktu berlalu selalu teringat sisa tawa dan sedikit kejengkelan dalam hidup.
Bolehkah aku mendefinisikan sesuatu dengan belajar?
Kemarin adalah belajar, Hari ini adalah belajar, dan besok adalah belajar.
"Aku belajar bahwa Aku harus memilih, apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diriku."
"Aku belajar, bahwa Aku punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti Aku harus kejam dan berlaku bengis. Bukan berarti pula melihatmu dengan sebelah mata saja. Kedua sisimu adalah bukti bahwa saat ini dan esok Engkau masih hidup."
Jika seorang Albert Camus bercerita tentang Krisis Kebebasan, justru hari ini aku sedang menuliskan syair-syair kebebasan itu. Buktinya, aku sedang bergembira dengan pikiranku sendiri.
Sedikit sarapan untuk menu bercerita pagi, baru saja aku tamat membaca buku yang judulnya 1001 ungkapan cinta yang ditulis oleh Wiratmoko. Buku yang menarik hasratku sehingga tak sadar Aku terbuai sampai tidak ada satu baitpun tersisa.
Salah satu ungkapan dari cinta menurut definisi buku itu adalah "hidup tanpa cinta menjadi hampa rasanya."
Ungkapan yang sedikit menggelikan perutku sehingga aku tertawa. Hahahaha (Sedikit lelucon untuk pembaca yang baik hati)
Pernahkah engkau mengungkap cinta itu kepada seorang perempuan? Atau sebaliknya perempuan pada laki-laki.
Ketahuilah, pada saat itu engkau sedang menghianati dirimu sendiri. Mencabik kata yang sudah tersusun rapi hingga menjadi kehancuran. Sungguh miris.! lebih miris lagi bila alasan itu terpolesi dengan kata "kesadaran", yang justru saat itu dirimu sendiri sedang tidak sadar!