Bibirku gemetar menahan
sumpah serapah yang tak terhankan
Kesadaranku hilang bagai tetes air
Di padang sahara yang gersang.
Dadaku berdebar bagai kuda liar
Yang keluar dari pacuan perlombaan
Terbayang tubuh indah-mu dalam fikiran,
Tercium aroma tubuh-mu yang
merangsang dan memabukkan,
Teringatdesah nafasmu
kala bulu kuduk-mu meremang
Geliatmu yang mengantar ku
pada awang-awang,..oh.
Hijau-merah, hijau-merah, hijau-merah…!
Setitik cahaya menampak dalam
Ujung mata, ku bangkit berdiri
Dan ku ambil air suci.
Ku basuh diri dalam mantra
Persaksian ilahi.
Hening,sepi,aku memang sedang sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H