Mohon tunggu...
agus riyan oktori
agus riyan oktori Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Hidroponiker Magang

Nyumpuk Nulis Nyumpuk!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benci untuk Berpisah

17 November 2021   08:08 Diperbarui: 17 November 2021   08:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sore itu,
hujan turun seperti biasanya
seperti hari-hari sebelumnya,

senda gurau mereka memberi kehangatan tersendiri,
sekalipun hujan terus berjatuhan tanpa tahu kapan berhenti

bercerita tentang kisah yang pernah lalu,
memberi umpama untuk yang ada sekarang , benar-benar membuat mereka larut dalam tawa yang begitu lepas

suasana berubah seketika!
tatkala terlontar ucap " benci dengan suatu perjumpaan, jika akhirnya ada perpisahan"

seketika, tawa berubah menjadi tangis lirih bersamaan dengan rintih hujan
air mata jatuh dari tiap pasang mata,  satu persatu tanpa mampu terbendung

aku hanya berpura-pura kuat,
berpura-pura untuk tetap tersenyum! dan berpura-pura menjadi sosok lelaki tegar yang siap menerjang tembok kokoh

meski pada kenyataannya,
aku memiliki kesedihan yang sama,
memiliki ketakutan yang sama seperti yang sedang mereka rasakan

aku begitu membenci kata berpisah!
terbesit dalam renungku,

inginkan mereka tetap seperti ini, tetap di sini!
tetap selalu bersama dan membersamai
tak ingin mereka pergi!

tak ingin mereka menua!
tak ingin mereka jauh

keegoisanku tak tertahan, meskipun aku tahu itu adalah sesuatu yang tidak akan mungkin

merelakan mereka untuk mengenal kehidupan yang sebenarnya adalah pilihan terbaik
biarkan mereka mencari yang harusnya mereka temukan

dan, akan menjumpai dimana saatnya kisah itu akan kembali

17.11.21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun