Mohon tunggu...
goesrifai
goesrifai Mohon Tunggu... Pustakawan - Librarian

Membumikan Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Artificial Intelligence dan Masa Depan Perpustakaan Akademik: Inovasi, Tantangan, dan Etika

2 Oktober 2024   09:20 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:18 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash/Alfons Morales

Tulisan ini didasarkan atas review buku yang berjudul The Rise of AI: Implications and Applications of Artificial Intelligence in Academic Libraries. Buku yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Association of College and Research Libraries, suatu divisi dari organisasi kepustakawanan terkemuka di Amerika, yaitu American Library Association (ALA) merangkum berbagai tulisan tentang dampak AI bagi dunia perpustakaan, terutama perpustakaan akademik. 

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menciptakan dampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk perpustakaan akademik.

Dengan kemampuannya untuk memproses data secara masif, menyaring informasi, dan mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan banyak tenaga manusia, AI menawarkan peluang besar bagi perpustakaan akademik untuk berkembang dan berinovasi.

Namun, perkembangan ini juga menimbulkan sejumlah tantangan etika dan teknis yang tidak bisa diabaikan. Artikel ini akan membahas implikasi AI bagi perpustakaan akademik dari sudut pandang inovasi, tantangan, dan etika, serta bagaimana perpustakaan dapat mengantisipasi masa depan yang semakin dipengaruhi oleh AI.

Peran AI dalam Inovasi Perpustakaan Akademik

Penerapan AI dalam perpustakaan akademik telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, memberikan berbagai keuntungan signifikan.

Salah satu area utama di mana AI telah memberikan dampak adalah dalam pengelolaan dan penemuan sumber daya perpustakaan. Teknologi AI telah membantu mempermudah tugas pengkatalogan, pengindeksan, dan pencarian informasi, terutama dengan kemampuan pemrosesan bahasa alami (natural language processing atau NLP) dan pembelajaran mesin (machine learning).

Sebagai contoh, University of Tennessee Libraries telah mengidentifikasi tujuh fungsi perpustakaan yang dipengaruhi atau diberdayakan oleh AI, termasuk penemuan sumber daya, pengkatalogan, pembuatan metadata, referensi translasi, interpretasi koleksi, dan pengelolaan inventaris.

Fungsi-fungsi ini menunjukkan bagaimana AI dapat mempercepat proses yang biasanya memakan waktu lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja manual. Selain itu, perpustakaan dapat menggunakan AI untuk memperbaiki pencarian dan penemuan informasi melalui penyempurnaan metadata dan pengenalan teks secara otomatis.

Selain itu, perpustakaan akademik seperti Ryerson University telah mendirikan laboratorium AI yang memungkinkan kolaborasi lintas disiplin dalam penelitian berbasis AI.

Laboratorium ini tidak hanya menyediakan ruang untuk eksperimen, tetapi juga mendukung penelitian dalam berbagai disiplin ilmu, dari teknik hingga humaniora, sehingga memperluas jangkauan perpustakaan akademik dalam mendukung penelitian dan inovasi.

Tantangan dalam Mengadopsi AI di Perpustakaan

Meskipun manfaat AI jelas, perpustakaan akademik juga menghadapi tantangan dalam adopsi teknologi ini. Salah satu tantangan utama adalah biaya implementasi teknologi AI, terutama ketika melibatkan solusi komersial. Solusi AI/ML tingkat produksi seperti IBM Watson Discovery, misalnya, dapat memiliki biaya yang sangat tinggi, dimulai dari $500 per bulan.

Untuk perpustakaan dengan anggaran terbatas, biaya ini bisa menjadi hambatan besar, sehingga mereka harus mencari kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk mengurangi biaya atau bahkan menerima platform riset gratis seperti yang dilakukan oleh Auburn University.

Tantangan lain adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan di kalangan staf perpustakaan. Sementara AI menawarkan berbagai solusi otomatisasi, staf perpustakaan mungkin tidak memiliki latar belakang teknis yang cukup untuk memaksimalkan potensi teknologi ini.

Perpustakaan perlu berinvestasi dalam pelatihan staf agar mereka dapat memahami dan memanfaatkan teknologi AI. Ini termasuk mempelajari cara kerja AI, memahami potensi masalah seperti bias algoritmik, dan memastikan bahwa penggunaan AI tetap sesuai dengan standar etika perpustakaan akademik.

Implikasi Etis AI di Perpustakaan Akademik

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan AI di perpustakaan akademik adalah implikasi etisnya. Penggunaan AI dapat memperburuk masalah bias algoritmik dan privasi data. AI, yang didasarkan pada dataset besar, dapat memperkuat bias yang ada dalam data, menyebabkan diskriminasi yang tidak disengaja dalam proses pencarian dan pengelolaan informasi.

Misalnya, jika algoritma dilatih pada dataset yang bias, maka hasil yang dihasilkan pun dapat mencerminkan bias tersebut, mengarah pada ketidakadilan dalam akses terhadap informasi.

Lebih lanjut, privasi pengguna menjadi isu yang sangat penting dalam penerapan AI di perpustakaan. Penggunaan AI untuk melacak dan menganalisis perilaku pencarian pengguna dapat memicu kekhawatiran tentang pelanggaran privasi dan pengawasan berlebihan.

Dalam perpustakaan akademik, di mana kebebasan informasi dan kerahasiaan pengguna adalah nilai inti, perpustakaan harus berhati-hati dalam mengadopsi teknologi yang berpotensi melanggar privasi pengguna.

Penting bagi perpustakaan untuk memimpin diskusi mengenai etika AI dan memastikan bahwa penggunaan teknologi ini tidak hanya menguntungkan tetapi juga adil dan transparan.

Seperti yang disarankan oleh Asosiasi Perpustakaan Penelitian (ARL) dalam laporan khususnya tentang etika kecerdasan buatan, perpustakaan harus terlibat dalam diskusi publik dan membentuk kebijakan yang memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab.

Masa Depan Perpustakaan Akademik di Era AI

Seiring dengan kemajuan teknologi AI, perpustakaan akademik di masa depan harus terus berinovasi untuk tetap relevan. AI memiliki potensi untuk membawa perpustakaan ke era baru, di mana akses dan penemuan informasi menjadi lebih mudah dan efisien.

Namun, perpustakaan juga harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari penggunaan teknologi ini, baik dari segi biaya, pengetahuan teknis, maupun etika.

Perpustakaan akademik yang ingin tetap menjadi pusat inovasi dan pengetahuan harus mengambil pendekatan yang proaktif terhadap AI. Ini termasuk membangun laboratorium penelitian AI, bekerja sama dengan institusi lain untuk mengembangkan solusi AI yang lebih baik, serta melibatkan komunitas dalam diskusi tentang penggunaan teknologi ini.

Selain itu, perpustakaan perlu mengembangkan program literasi AI yang tidak hanya mengajarkan cara menggunakan teknologi ini tetapi juga mengedukasi pengguna tentang implikasi etisnya.

Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan ini, perpustakaan akademik dapat memastikan bahwa mereka tetap relevan dan dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi di masa depan. Teknologi AI dapat menjadi alat yang sangat berguna, tetapi hanya jika digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan beretika.

Kesimpulan

Sebagai akhir dari tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa AI menawarkan berbagai peluang bagi perpustakaan akademik untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas layanan mereka.

Namun, adopsi teknologi ini juga menghadirkan tantangan teknis, finansial, dan etis yang perlu diperhatikan. Perpustakaan harus memimpin dalam diskusi etika AI, memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab.

Dengan pendekatan yang tepat, perpustakaan akademik dapat memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dalam pengelolaan informasi dan penelitian akademik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun