Mohon tunggu...
Agus Rahmat
Agus Rahmat Mohon Tunggu... -

Lahir di Makassar 29 Agustus 1985. Semasa kecil tinggal di perumahan SMPN Bajoe Bone Sulsel. Saat kelas 2 SD, ikut orangtua pindah ke Bima NTB, ikut ortu. Melanjutkan SD di desa Dena Kec.Madapangga Kab.BIma hingga menamatkan SMA di SMA 1 Kota Bima pada 2003. Melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Komunikasi FISIP. Mulai senang dunia tulis menulis saat tulisan dimuat di beberapa media lokal dan sempat dimuat di Kompas edisi Jatim. Aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sempat menjabati Ketum FISIP, Sekjen PC IMM Malang dan sempat di lembaga di DPP IMM. Di kampus juga sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa Universitas. Kini, bekerja disebuah media online www.inilah.com.\r\nMenguhubungi bisa via twitter @agusmbojo atau email: agusmbojo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isi Lengkap Diduga SMS SBY Marahi Ormas Anas Urbaningrum

24 Oktober 2013   17:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:05 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JAKARTA - Setelah sempat berpolemik dengan kevalidan isi sms Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY, kini diperoleh sms lengkap yang diduga versi lengkapnya itu.

Sejumlah elit Partai Demokrat membantah. Sms itu dianggap hanya rumor. Sementara, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha tidak membantah dan tidak mengiyakan. Tetapi, Julian hanya berujar kalau itu adalah urusan internal Partai Demokrat.

Pada Rabu (23/10/2013), salah satu aktivisi ormas bentukan Anas yakni Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Ma'mun Murod Al-Barbasy, kini diperoleh versi full nya. Berikut isi yang diterima media online www.inilah.com

Dari: Ketum/Ketua MT PD

Kepada:

1. Kahar PD

2. Ketua Wanbin PD

3. Ketua Wanhor PD

4. Para Waketum PD

5. Sekjen PD

6. Ses MT PD

7. Bendum PD

8. DE PD

9. Ketua Fraksi PD DPR

Tembusan: Prof S. Boedisantoso

1. Sore ini, ketika saya baru saja sampai di Jakarta dari Kunker ke Jatim & DIY, saya dikejutkan oleh sebuah berita yang bombastis, provokatif & agitatif. Judul berita yg ada di sejumlah media berbunyi "Rezim SBY menggila". Diberitakan bahwa Prof Boedisantoso (BS) pendiri PD diculik oleh BIN (Badan Intelijen Negara), sehingga tidak bisa menghadiri acara PPI. Pihak Istana, begitu manuver politik itu, diminta utk menjelaskan.

2. Sekitar 2 jam yg lalu saya mendapatkan laporan dari Ka BIN bahwa berita itu tidak benar. Bohong. Tidak ada yg disebut penculikan itu. Saya mendengar bahwa pernyataan diculiknya Pak Boedisantoso itu dari Anas & Pasek. Selanjutnya BIN akan memberikan pernyataan pers pada malam hari ini. Bahkan atas pencemaran nama baik BIN sebagai lembaga negara, BIN mempertimbangkan utk mengadukan pencemaran nama baik itu ke pihak kepolisian. Saya juga marah terhadap fitnah keji itu, dan saya minta diusut secara tuntas. Jelaskan kpd rakyat apa yg sungguh terjadi. Negara kita negara hukum, bukan negara fitnah.

3. Sebagaimana sdr ketahui hubungan kita dgn Pak BS baik. Beliau saya angkat menjadi anggota Wantimpres selama 5 tahun. Pandangan-pandangannya juga jernih. Pak BS sangat peduli pada pluralisme & kerukunan sesama komponen bangsa. Pak BS adalah salah satu anggota Dewan Pembina PD, meskipun sekarang ini berada dlm status "non aktif" karena menjadi Komisaris di salah satu BUMN.

4. Jahat sekali. Luar biasa. Sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang. Tetapi pihak Anas terus-menerus menyerang & menghantam saya & Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah & diam, saatnya utk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas, partai kita sempat melorot tajam & hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat & SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib & masa depan jutaan kader & anggota PD di seluruh Indonesia.

5. Jika terbukti Pasek (yg masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yg mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik Presiden, saya kira Dewan Kehormatan harus mengambil sikap & mulai bekerja secara serius. Yg penting fakta, jangan fitnah. Kalau Pasek ternyata tidak mengeluarkan pernyataan yg bersifat fitnah itu, ya tidak boleh diberikan tindakan.

6. Selama ini saya tidak menanggapi serangan-serangan Anas thdp saya. Mengapa? Saya malu jika harus meladeni. Yg jelek nama saya & PD sendiri. Lawan-lawan politik akan bertepuk tangan. Saya malah berpikir setelah tidak jadi Presiden akan saya hadapi secara serius. Atau biar lewat dulu Pileg 2014. Setelah itu akan saya hadapi benar-benar. Biasanya yg punya kekuasaan yg dzalim, sekarang yg didzalimi malah saya. Biar keadilan & kebenaran tegak. Kalau Anas tidak korupsi mengapa takut? Mengapa tidak berani membantah Nazarudin? Mengapa malah saya yg di-serang? Apa bisa Presiden melarang atau menyuruh KPK? Tak seorangpun yg bisa. Ingat. Anas tidak diberhentikan oleh PD, dia berhenti sendiri.  Itupun partai yg kita dirikan dengan penuh perjuangan & pengorbanan ditinggal begitu saja. Tidak ada tanggung jawabnya. Tadinya saya tidak mau bicara seperti ini. Biar saya simpan saja dlm hati saya. Tetapi Anas amat ganas dlm menyerang & menghancurkan saya & partai kita. Bahkan secara terbuka mengatakan jangan harapakan PD akan bangkit & berhasil.

7. Menghadapi Pemilu 2014 kita harus kompak. Harus satu. Jika memang ada yg tidak setia & melawan partai kita, kita persilakan utk meninggalkan partai ini. Bagi saya tidak mengapa, berapapun yg akan meninggalkan Partai Demokrat.

8. Saatnya kita tegas, berani & menegakkan kebenaran & keadilan . Untuk partai kita, untuk kehormatan kita dan untuk bangsa kita.

9. Jika saudara telah menerima SMS ini harap memberitahu ADC Presiden, agar saya tahu bahwa saudara telah membaca & mengindahkan isi SMS ini.

10. Terima kasih. Selamat berjuang. Tuhan beserta kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun