Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Visi Saudi 2030 dan Indonesia Emas 2045

14 November 2022   19:32 Diperbarui: 14 November 2022   19:36 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak adanya media dalam bentuk website itu cukup mengherankan karena menurut pihak Bappenas sejak tahun 2016, Presiden sudah memintanya untuk menyusun Visi Indonesia 2045. Jadi sudah sekitar 6 tahun sejak perintah itu, yang selesai hanya dokumennya saja yaitu pada Mei 2019.

Selain tidak ada situs khusus untuk publikasi Visi Indonesia 2045, ternyata sosialisasi di ruang publik seperti Bandara, Terminal, Pelabuhan, Kantor dan Sekolah-sekolah sebagaimana di Saudi Arabia juga tidak ada yang kita lihat.

Demikian pula organisasi yang secara struktural tugasnya mengkoordinir dan memantau dan mengevaluasi seluruh bidang pembangunan dalam rangka tercapainya Visi yang diusung juga kelihatannya tidak ada.

Jadi kalau dibanding dengan Visi Saudi 2030 ternyata Visi Indonesia 2045, jauh berbeda, baik dalam publikasi maupun manajemen pengelolaannya.

Sehingga cukup menarik apa yang dutulis oleh pak Dahlan Iskan di situs disway.id tentang Visi Indonesia 2045. Berikut kutipannya;

"Kapan cita-cita kemerdekaan itu akan tercapai?

Saya sudah mendengar banyak pidato yang menjanjikan itu: tahun 2045. Yakni setelah 100 tahun Indonesia merdeka.

Istilahnya pun sudah diciptakan: Indonesia Emas. Dan kita diminta menyiapkan diri untuk menyambut datangnya Indonesia Emas itu. Seolah Indonesia Emas itu seperti akan jatuh sendiri dari langit. Dan kita harus siap-siap menengadahkan tangan ke atas. Agar yang jatuh itu tidak lepas ke tanah dan hancur berkeping-keping.

Maka tunggulah Indonesia Emas di tahun 2045.

Berarti 25 tahun lagi.

Kini kita telah tahu akan ada Indonesia Emas. Pun kapan datangnya.

Yang kita belum tahu adalah seperti apa itu Indonesia Emas. Setidaknya saya belum pernah membaca dokumen wujud akhir Indonesia Emas itu.

Atau, jangan-jangan, saya saja yang kurang rajin mencari dokumen itu.

Maka please, bagi yang punya dokumen wujud akhir Indonesia Emas tahun 2045 itu. Share-lah di forum ini. Untuk kita lihat bersama. Kalau bisa kita bahas bersama juga.

Kalau pun setelah itu kita tahu seperti apa wujud akhir Indonesia Emas cobalah kita kaji seperti apa roadmap-nya. Bagaimana cara mencapainya. Bagaimana pula tahapannya.

Dari situ kita akan bisa tahu: apakah Indonesia Emas itu target yang bisa kita pegang. Atau hanya pepesan kosong. Atau, untuk meminjam istilah anak muda sekarang, itu hanya PHP (Pemberi Harapan Palsu)".

Berikutnya kekurangan dari Visi Indonesia 2045, kalau kita banding dengan Visi Saudi 2030 adalah belum adanya daftar giga proyek ataupun mega proyek yang diharapkan akan bisa sebagai sarana percepatan untuk terwujudnya berbagai target yang ingin dicapai. Di Indonesia tentu saja selama ini sudah ada sejumlah mega proyek yang diharapkan akan bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi proyek-proyek itu belum dilakukan inventarisasi sebagai bagian dari upaya pencapaian Visi Indonesia 2045.@

Daftar Pustaka;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun