Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Syarat Persatuan untuk Bisa seperti China

3 November 2020   13:20 Diperbarui: 10 November 2020   08:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan negara China terus menjadi perbincangan, dimana diluar perkiraan, negeri komunis yang lama dikatagorikan sebagai negara dunia ketiga itu, dalam 30 tahun terakhir ternyata sudah bisa maju pesat dengan mengalahkan Jepang sebagai runner up kekuatan ekonomi dunia. 

Dan sebentar lagi menurut banyak pengamat, China akan menyalip Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi nomor satu di planet ini. Dan dalam banyak hal China bahkan sudah melampaui prestasi Amerika Serikat.

Puluhan kota di China, hingga kota-kota kecil sekalipun, seperti ibukota negara di negara-negara di luar China. Semuanya menjadi kota yang maju dengan pencakar langit yang menjulang tinggi dengan penataan yang asri dan sangat mempertimbangkan lingkungan.

Lalu dibanding kota-kota di USA, tak satupun dari kota-kota di China itu yang trotoarnya ditinggali atau ditempati oleh gelandangan. Sementara di Amerika Serikat seperti yang ditayangkan di kanal youtobe, sudah sejak lama ribuan gelandangan (homeless people) menghiasi pinggir jalan mulai dari California sampai Newyork, dengan tidak karuan tempatnya kadak hajat.

Kemajuan China yang spektakuler itu menjadi tanda tanya bagi banyak pihak. Satu diantaranya adalah presiden RI, Ir Joko Widodo. Ketika memberi sambutan di gelaran Bankers Dinner di Jakarta Conventional Center, Senayan, Jakarta, 6 tahun yang lalu, tepatnya Kamis 20 Nopember 2014, sebagaimana dimuat di situs merdeka.com, presiden yang berpenampilan sederhana itu mengemukakan;

"Saya bertahun-tahun tanda tanya berkaitan dengan melompatnya China sebagai raksasa ekonomi dunia. Kenapa dia bisa seperti itu? Padahal mereka sebelumnya tertutup. Mereka adalah negara komunis bukan negara kapitalis."

Begitulah yang diungkapkan Bapak Presiden Ir Joko Widodo. Walaupun berita itu relatif sudah cukup lama, yaitu ketika awal-awal masa pemerintahannya periode yang pertama, akan tetapi arsip berita itu penting untuk dibongkar-bongkar karena perbincangan mengenai rahasia dibalik kemajuan China belakangan ini tidak pernah berhentinya.

Jadi menurut bapak Presiden ketika pertemuan petinggi perbankan itu, beliau penasaran dengan rahasia dibalik kemajuan China. 

Karena itu katanya pada kesempatan mengikuti KTT APEC di Beijing, beliau memanfaatkan peluang dengan menanyakan sendiri langsung kepada Presiden China, Xi Jinping, ketika diadakan jamuan makan malam. Karena yang memberikan jawaban adalah presiden China sendiri, maka jawabannya tentu juga sahih, karena langsung dari orang yang mengendalikan negeri tirai bambu itu.

"Saya minta 3 saja jawabnya yaitu 3 kunci sukses kenapa China loncat seperti sekarang ini," jelas presiden pada para bankers.

Lalu  presiden China, Xi Jinping kata presiden Jokowi menuturkan bahwa ada 3 kunci sukses dari kemajuan China. Yang pertama katanya adalah partai yang bersatu dengan visi yang sama, tidak boleh berbeda pandangan. 

Lalu kunci sukses yang kedua adalah, harus ada atau punya gagasan besar, wawasan luas dan mimpi yang besar. Baru kemudian yang ketiga yaitu pembangunan infrastruktur untuk keterhubungan antar wilayah.

Dari ketiga syarat itu terlihat syarat persatuan menempati urutan pertama yang dikemukakan oleh presiden China itu. Hal itu karena menurutnya persatuan memegang peran penting dan strategis.

Lalu bagaimana dengan kita di Indonesia? Adakah mimpi-mimpi yang ingin dituju untuk bisa seperti China, serta sejauh mana kita bisa bersatu untuk mewujudkan mimpi itu?

Indonesia Emas 2045

Kalau melihat ancang-ancang yang ada serta mendengar pidato-pidato pejabat, Indonesia juga sepertinya akan bergerak kearah kemajuan. Adapun target tahun yang dituju adalah tahun 2045, yaitu bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka sehingga dinamakan dengan Indonesia Emas 2045. 

Dan presiden Jokowi juga sudah meminta pihak Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk membuat dokumen perencanaan terkait Indonesia Emas 2045 itu. Dan dokumen itu sudah tersedia dan bisa diakses di situsnya Bappenas.

Visi yang diusung yang tertera di dokumen itu adalah; "Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur."

Kemudian apabila dilihat di dokumen itu, salah satu capaian penting dan ambisius yang ingin dituju dari Indonesia Emas itu adalah meningkatnya perekonomian Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga posisinya pada tahun 2045 diharapkan bisa menjadi peringkat 5 dunia, yaitu setelah China, USA, India dan Jepang.

sumber: BPPN
sumber: BPPN
Sedangkan dari sisi pendapatan perkapita, ditargetkan juga pada tahun 2045 bisa mencapai USD 23.199, dari posisi tahun 2020 sebesar USD 4.546. Dan jumlah penduduk yang sudah berada pada tingkatan pendapatan menengah diharapkan bisa menjadi 223 juta orang tahun 2045, dari kondisinya tahun 2020 sebanyak 85 juta orang.

Target yang hendak dituju itu sepertinya mengacu pada proyeksi yang dilakukan perusahaan konsultan PwC (Price waterhouse Coopers) yang berkantor pusat di London. 

Dalam Laporannya yang berjudul; "The Long View: How will the global economic order change by 2050?", yang dibuat pada Februari 2017, PwC memproyeksikan dinamika PDB secara global dari tahun 2016 sampai 2050. 

Pada laporan itu Indonesia pada 2016 berada pada posisi 8 dalam hal PDB secara global dibawah China, United States, India, Japan, Germany, Russia, dan Brazil. 

Kemudian pada tahun 2030, Indonesia diprediksi melesat naik ke posisi 5 dibawah China, United States, India, dan Japan. Dan pada tahun 2050 Indonesia bahkan diproyeksi naik lagi menjadi 4 besar ekonomi global setelah China, India, dan United States.

Proyeksi PwC 2017
Proyeksi PwC 2017
Tentu saja perusahaan konsultan sekelas PwC lebih memahami profil ekonomi dari seluruh bangsa-bangsa, ketimbang saya misalnya. 

Akan tetapi tidak bisa dibayangkan bagaimana Indonesia bisa menyalip ekonomi Jepang, dimana sekarang ini saja dan kedepan mungkin, merek-merek motor dan mobil Jepang-lah yang masih bersliweran di jalan-jalan Indonesia. Apakah produk yang diunggulkan sehingga Indonesia bisa menyalip ekonomi sekelas Jepang, Germany, Russia, dan Brazil?

Bahkan menurut PwC, Indonesia bisa menyalip ekonomi Jepang tahun 2050, sementara Jepang justru pada saat itu berada pada posisi yang ke-8.

Lalu saya sempat juga merenung dengan target itu, karena ketika memperhatikan daftar penerimaan sembako di Kantor Desa, ternyata 90 persen lebih dari para penerima itu masih menggunakan tinta dengan jempol untuk tanda tangan, padahal ini tahun 2020.

Lain lagi dengan posisi Indonesia yang hanya dibawah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura dalam SEA Games, dari 11 negara ASEAN. Semuanya ini menambah kurang percaya diri (PD) saja.

Dalam hal Indonesia Emas ini, boleh saja kita kurang PD, tetapi target memang sudah dipatok dengan penuh keyakinan untuk bisa meraihnya. Dan peta jalan serta langkah-langkah kearah itu juga sudah ditetapkan, tinggal dituntut kerja keras dari semua rakyat. Bahkan dari sisi regulasi, target Indonesia Emas 2045 itu juga sudah digerakkan dengan medapat dukungan yaitu disahkannya Undang-undang Cipta Kerja.

Walaupun demikian ada satu hal yang kurang dari Indonesia Emas 2045 itu yaitu kurangnya publikasi. Website-nya saja tidak ada. Sehingga jangan heran, tidak banyak yang mengetahui bahwa Indonesia pada 2045 yang akan datang ditargetkan akan menjadi negara maju dengan berada pada posisi 5 peringkat ekonomi global.

Bahkan sekelas orang seperti pak Dahlan Iskan saja tidak paham dengan Indonesia Emas 2045. Dalam salah satu tulisan di blog-nya yang terkenal, disway.id, Dahlan Iskan menulis;

"Kapan cita-cita kemerdekaan itu akan tercapai?

Saya sudah mendengar banyak pidato yang menjanjikan itu: tahun 2045. Yakni setelah 100 tahun Indonesia merdeka.

Istilahnya pun sudah diciptakan: Indonesia Emas. Dan kita diminta menyiapkan diri untuk menyambut datangnya Indonesia Emas itu. Seolah Indonesia Emas itu seperti akan jatuh sendiri dari langit. Dan kita harus siap-siap menengadahkan tangan ke atas. Agar yang jatuh itu tidak lepas ke tanah dan hancur berkeping-keping.

Maka tunggulah Indonesia Emas di tahun 2045.

Berarti 25 tahun lagi.

Kini kita telah tahu akan ada Indonesia Emas. Pun kapan datangnya.

Yang kita belum tahu adalah seperti apa itu Indonesia Emas. Setidaknya saya belum pernah membaca dokumen wujud akhir Indonesia Emas itu.

Atau, jangan-jangan, saya saja yang kurang rajin mencari dokumen itu.

Maka please, bagi yang punya dokumen wujud akhir Indonesia Emas tahun 2045 itu. Share-lah di forum ini. Untuk kita lihat bersama. Kalau bisa kita bahas bersama juga.

Kalau pun setelah itu kita tahu seperti apa wujud akhir Indonesia Emas cobalah kita kaji seperti apa roadmap-nya. Bagaimana cara mencapainya. Bagaimana pula tahapannya.

Dari situ kita akan bisa tahu: apakah Indonesia Emas itu target yang bisa kita pegang. Atau hanya pepesan kosong. Atau, untuk meminjam istilah anak muda sekarang, itu hanya PHP (Pemberi Harapan Palsu)." (www.disway.id/r/1037/indonesia-emas)

Berbeda dengan pemerintah Arab Saudi dengan perencanaannya yang terkenal Saudi Vision 2030 yang memiliki publikasi yang luas. Bukan hanya sekedar website, tapi rencana besar Saudi itu disebarluaskan di seluruh pelosok negeri. "Sepanjang mata memandang, pandangan kita akan membaca tulisan visi ambisius negara kerajaan itu dalam berbagai bentuk promosi di ruang publik, seperti di bandara, terminal, hotel, dan lain sebagainya", kata seorang rekan yang pernah kesana.

Persatuan dan kesatuan

Seperti yang dikemukakan presiden China Xi Jinping diatas bahwa kunci sukses dari kemajuan China adalah persatuan seluruh rakyat dengan visi yang sama, tidak boleh berbeda pandangan.

Terkait dengan persatuan dan kesatuan, Indonesia juga sebenarnya juga sudah memiliki modal persatuan yang kokoh. Hal itu dilandasi dengan  adanya empat pilar atau tiang utamanya; Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, yang disepakati sejak Indonesia baru diproklamirkan. "NKRI adalah harga mati", sering kita dengar dimana-mana.

Dan pada prinsipnya semua warga Indonesia, mencintai bangsanya dan ingin agar suatu saat, negeri ini maju yang bisa mewujudkan visinya yaitu masyarakat maju, adil dan makmur.

Walaupun demikian salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara-bangsa adalah kemajemukannya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terdapat 1.128 suku bangsa dan bahasa di Indonesia yang mendiami sekitar 16.056 pulau. 

Lalu ragam agama yang ada yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Dan dalam masing-masing agama itu terdapat juga berbagai aliran dan paham didalamnya, yang juga membuatnya memiliki tempat ibadah tersendiri. Sedangkan budaya juga beragam sesuai dengan jumlah suku yang ada.

Dengan karakteristik kemajemukan itu, maka potensial akan mengganggu persatuan dan kesatuan apabila tidak pandai mengelola keberagaman itu.

Tetapi sebenarnya ajaran agama maupun ketentuan adat istiadat sangat bermanfaat bagi pedoman dalam menempuh kehidupan di bumi ini. Dan sebenarnya juga tidak ada ajaran satu agamapun yang mengajarkan hal-hal yang negatip. Semua agama mengusung perdamaian dan cinta kasih antar sesama pemeluk agama.

Lalu apakah penyebabnya sehingga 'agama' bisa jadi mala petaka? Bisa menjadi sumber kekacauan, keributan, pertentangan dan perselisihan yang akan potensial menceraiberaikan keutuhan bangsa?

Jawabannya adalah apabila ada oknum, kelompok orang atau organisasi massa dari pemeluk agama tertentu yang melanggar ketentuan agamanya yaitu dengan mengeluarkan statemen atau berkata-kata dan bertindak yang melecehkan atau menyinggung perasaan pemeluk agama dan paham yang lainnya.

Pengalaman di Indonesia bisa kita lihat, diantaranya pernah terjadi kasus yang melibatkan tokoh politik Basuki Tjahaja Purnama atau dikenal sebagai Ahok yaitu setelah pidatonya yang kontroversial di pulau Pramuka pada September 2016 yang dengan cepat menyebar melalui channel YouTube dan media sosial.

Ketika itu Majelis Hakim menyatakan Ahok sudah merendahkan Surat Al-Maidah ayat 51 dalam pernyataan sambutannya kepada warga di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok, menurut hakim sebagaimana dikutip dari detik.com, menganggap Surat Al-Maidah 51 Al Qur'an sebagai alat kebohongan.

Jadi Kitab Suci, Nabi, tempat ibadah, dan lain-lain simbol agama adalah obyek yang sensitif. Orang akan sangat cepat tersulut emosinya apabila ada orang atau kelompok orang yang melecehkan atau mengganggu simbol-simbol agama itu. 

Kejadian sekarang ini di Prancis, menjadi pelajaran yang berharga, dimana presidennya Emmanuel Macron mendukung majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kekebasan berekspresi.

Jadi apabila tidak ada orang yang mengusik-usik kehormatan dari ajaran agama, adat istiadat orang lain, maka tidak akan pernah ada masalah. Kehidupan akan menjadi aman dan tenteram. Warga akan fokus pada pekerjaan sesuai profesi masing-masing.

Dan inilah sarat penting dari kemajuan itu, sebagaimana diungkapkan presiden China Xi Jinping.@

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun