Mohon tunggu...
Agus Munif Zhaen
Agus Munif Zhaen Mohon Tunggu... Akuntan - Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al Wafa

Menyukai dunia Filantropi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Pemberdayaan Petani Kopi oleh Human Initiative Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kopi di Desa Sirnajaya

4 Oktober 2023   07:30 Diperbarui: 16 Oktober 2023   09:15 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Human Initiative

Oleh :Muhammad Agus Munif, S.E., Ahmad Muti, M.Si., Finantyo Eddy Wibowo, M.M.

Human Initiative (HI) adalah salah satu lembaga filantropi yang sudah berdiri sejak 1999 dengan nama awal Pos Keadilan Peduli Ummat(PKPU). Pada 2001, PKPU menjadi Lembaga Amil Zakat resmi di Indonesia dan disusul dengan terdaftarnya PKPU di Perserikatan Bangsa Bangsa(PBB) sebagai Non-Governmental Organization (NGO) dengan spesial Consultative Status with the Economic Social Council pada 2008. Pada 2010, PKPU resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional dan di 2020, PKPU terdaftar di Uni Eropa. Pada 2019, PKPU bertansformasi menjadi Human Initiative (HI).

Salah satu program utama dari Human Initiative adalah Initiative for Empowerment atau Klaster Pemberdayaan. Diantara banyak program dari Initiaitve for Emporment adalah pemberdayaan petani kopi di Desa Sirnajaya yang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Di area ini terdapat hampir 400 Ha kebun kopi yang dikelola oleh ratusan petani. Human Initiative sejak 2020 telah membina 30 petani kopi yang memiliki luas lahan 120 Ha dengan potensi panen dapat mencapai 1-4 ton kopi per Ha per tahun. Sayangnya, kapasitas para petani dalam budidaya tanaman kopi di desa ini belum merata. Padahal kualitas kopinya sangat baik.

Potensi besar yang dimiliki oleh Desa Sirnajaya juga di dukung dengan modalitas-modalitas lain dan faktor-faktor pendukung lain, di antaranya adanya potensi pariwisata, kemudian ditambah dengan modalitas alam sebagai daerah penghasil kopi.

Faktor yang membuat para petani belum sejahtera padahal potensi-potensi dan modalitas-modalitas yang sudah ada sudah memadai culture para petani dalam bertani kopi. Mulai dari perawatan kebun sampai pengelolaan hasilnya panennya.

Human Initiative menggagas program pemberdayaan dan sampai saat ini sudah berjalan selama 3 tahun. Pada tahun pertama pembinaan, tujuan dan tema utamanya adalah untuk menyadarkan para petani tentang bagaimana mengelola kopi dengan baik dan membuat mereka mau berkelompok secara prinsip kerja. Selain pelatihan-pelatihan, Human Initiative juga memberikan beberapa fasilitas penunjang untuk merawat dan memperbaiki kebun dan tanaman kopi yang sebelumnya tidak begitu di urus oleh para pemiliknya.

Pembinaan juga dilakukan untuk mengubah pola bisnis para petani. Yang pada awalnya para petani hanya datang saat masa panen. Setelah adanya pembinaan, para petani datang ke kebun untuk merawat dan mempersiapkan panen. Kemudian para petani juga dibina bagaimana memanen yang baik dan benar dan mengelola hasil panennya untuk meningkatkan kualitas panennya sehingga membuat daya tawar hasil panennya meningkat. 

Setelah implementasi nya berjalan, sekarang kondisinya jauh lebih baik. Yang awalnya hanya 800 kg 8 kwintal/Ha per tahun, sekarang rata-rata 2,5 ton hasilnya. 

Hasil tersebut belum mencakup semuanya, karena tanaman-tanaman kopi ada yang masih dalam proses rehabilitasi. Angka tersebut sangat mungkin untuk bertambah dan naik dan itu yang menjadi target di tahun berikutnya. 

Pada saat tahun kedua, panen tersebut belum menyeluruh, karena ada pohon-pohon yang masih dalam proses tebang, perapian, dan masih direhabilitasi tanaman kopinya. Sehingga 2,5 ton tersebut masih bisa kita tingkatkan menjadi 4,5 ton. Itu yang ditargetkan untuk panen tahun ini sehingga panennya optimal dan meningkat dari tahun sebelumnya.

Berjalannya program selama 3 periode tak lepas dari beberapa faktor yang mendukungnya di antaranya yaitu semangat dan kemauan untuk berubah yang dimiliki para petani yang sudah tergabung dalam program pemberdayaan tersebut. Para petani yang tergabung memiliki kemauan dan semangat tinggi karena selama ini, sebelum adanya program pemberdayaan ini, mereka masih bergerak masing-masing tanpa ada nya sebuah komunitas atau kelompok yang bisa saling mendukung. Saat program pemberdayaan dimulai, para petani yang tergabung kembali bersemangat untuk mengurus secara serius kebun-kebun kopinya. Mereka menyambut baik program tersebut dan bersemangat mengikuti setiap implementasi dan pelatihan yang di rancang untuk para penerima manfaat.

Faktor selanjutnya yang membantu membuat program pemberdayaan para petani kopi di Desa Sirnajaya berjalan adalah dukungan dan sambutan baik dari para Stakeholder Desa Sirnajaya. Human Initiative mendapatkan respons yang sangat baik. Sambutan dan respons baik tersebut dari para aparatur pemerintahan di Desa Sirnajaya dan dari para pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Sudah 3 tahun pendampingan dilaksanakan, sampai saat ini, belum ada kendala berarti dalam proses implementasi program-program yang sudah di rancang oleh tim Human Initiative. Memang tidak 100% berjalan mulus tanpa ada kendala satu pun. Namun yang patut disyukuri adalah, kendala-kendala tersebut bukan dalam hal-hal krusial dan bukan pada hal yang esensial dan kemudian menyebabkan program-program dan target-target yang sudah di susun terhambat atau bahkan tidak berjalan.

Target besarnya dari program pemberdayaan untuk para petani kopi adalah tercapainya kesejahteraan yang diikuti dengan meningkatnya perekonomian para petani kopi di Desa Sirnajaya. Sampai tahun ketiga ini, target tersebut masih belum tercapai. 

Meskipun begitu, pengaruh program pemberdayaan terhadap perekonomian para petani tentu sudah ada dan sudah banyak dirasakan oleh para petani. 

Namun pengaruh tersebut belum signifikan dan masih banyak yang belum dirasakan oleh para petani mengingat bahwa proses pemberdayaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. proses pemberdayaan dan rehabilitasi sumber penghasilan para petani yaitu kebun, pohon, biji-bijinya kopi di Desa Sirnajaya sedang berjalan dan instrumen-instrumen lainnya juga sedang di persiapkan.

Oleh : Muhammad Agus Munif, S.E., Ahmat Muti, M.Si., Finantyo Eddy Wibowo, M.M.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun