Mohon tunggu...
Agus Muldya
Agus Muldya Mohon Tunggu... -

Aktivis, Pegiat Resolusi Konflik, Konsultan Penjaga Reputasi & Perusahaan...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Makin Menjadi Negara Tidak Berpengharapan

11 November 2013   21:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Buruh tidak cukup gajinya, perusahan tidak cukup untungnyasehingga sulit investasi begitu pemerintahan juga tidak juga cukup punya danauntuk melakukan investasi untuk berbagai kepentingan masyarakat.

Begitu juga untuk kepentingan jangka panjang dalam mengambilkembali blok blok migas dan kontrak karya lainnya seakan masih sulit sekali.

Kerusakan moral dan etika serta keserakahan yang meluasditambah dengan korupsi itu seakan menambah persoalan sehingga rasa sallingpercaya menjadi sangat tipis.

D.Saling unjuk Kekuasaan.

Dimasyarakat jika PLN sudah bangun pembangkit tetapi adamasyarakat yang tidak berkenan menjual tanahnya maka PLN walupun listriknyatinggal mengalir sungguh tidak mampu melakukannya. Jika tidak dibeli denganharganya maka warga tidak menjualnya sedangkan jika PLN membayarnya pemimpinprojeknya terkena tuduhan kasus korupsi. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi.Dan kasus ini saya dapat ketika diskusi dengan Dirut PLN Nur Pamudji dan Nasrisebayang. Kondisi sangat tragis. Dan ketika pada hari rabu 6 November  pada diskusi Pemerintah Indonesia Pasca APECyang diselenggrakan Forum Renovasi Indonesia Pimpinan Ir Bagus Satriyanto  disitu ada Ir Nasri dari Dirjen kelistrikankementrian ESDM kami konfirmasi kasusnya ternyata memang benar adanya.

Unjuk Rasa Buruh secara Nasional juga menunjukan bahwa  pemerintah dan pengusaha harus memenuhi tuntutannyaserta kalaupun tidak dipenuhi kerugian saja terjadi karena pabrik mogok akibatdigerudug atau jalanan tidak bisa dilewati karena dipenuhi buruh yang sedangberdemontrasi. Hubungan seperti ini apakah akan menjadi baik atau malahan akanmemburuk. Buruh ingin sejahtera dan menolak outsourching sedangkan pengusahadan perusahaan berpegang kepada bagaimana perusahaan bisa berjalan. Pada posisiini sejatinya pemerintah mampu menilai dimana industry yang masih untung besardan mana yang sedang dalam posisi di ICU, kenyataannya pabrik mulai pada pindahdan sebagian tutup. Sisi lainnya kalaupun Upah minimum pekerja juga dinaikanujungnya tidak memberikan kesejahteraan yang sesuai harapan karena kontrakannaik, harga makanan naik dan transportasi juga naik belum lagi harapanmenujudkan ekpektasi akibat upah bulanan naik. Totalnya tidak jauh berbedatetapi daya saing industrinya dibandingkan Negara dikawasan Indonesia menjadisemakin kurang kompetitive. Kondisi ini sangat Mengerikan.  Belum terjadi dimana perumahan buruh semakindiperhatikan dengan pola pembangunan yang menjadi perhatian utaman pemerintah,pembangunan pendidikan dan kesehatan buruh serta penjagaan kebutuhan sandangserta pangannya secara sistemik sehingga Pekerja itu tidak akan kondisinyasemakin sengsara karena kenaikan pendapatan otomatis setiap tahunnya sesuailaju inflasi tetapi disisi lainnya kesejahteraan itu akan tercapai atau  didapat dengan usaha peningkatan keterampilan,peningkatan jabatan dan kewenangan yang didapatnya atas dasar prestasi dalambekerjanya.

Pada kasus Cabotage, sangat popular dimana anak perusahaan Ute, anak perusahaan Indofood dan anak perusahaan Indocement tidak diberikan ijinberlayar kapalnya (siupal). Alasannya adalah mengandung asing yang sampai saatini tidak habis diperdebatkan. Kementrian Hukum dan Ham serta BKPM sudahmenyatakan bahwa ini perusahaan Indonesia serta bermodal dalam negeri tetapiKementrian Perhubungan cq Ditjennya tetap saja tidak memberikan ijinya. Kementrianperekonomian juga sudah mengumpulkan berbagai instansi bahwa kondisi seperti initidak benar tetapi hasilnya tetap belum ada perubahan apa apa. Bisa saja saatini dengan pola ijin sementara atau dengan cara tertentu kondisi sesungguhnyadilapangan kapal tersebut bisa jalan tetapi kondisi ketidakpastian hukum daniklim investasi ini sungguh lah tidak elok dan sangat membahayakan ikliminvestasi.

Kejadian model unjuk kekuatan juga terjadi pada “logika baik”dimana Indonesia tidak lagi menjual tanah air dalam tahun 2014 sesuai uuminerba. Dimana diindonesia segera dilakukan proses hilirisasi tetapi sayangnyapada kenyataannya penambang Indonesia pasca Kementrian esdm mengeluarkankebijakan Permen No V/  Bulan Mei 2012 menjaditerguncang dan cenderung mati. Kalau para penambang dan berbagai kalangan industrysetuju dengan pola hilirisasi tetapi akibat salah pola dan tempo yang terjadiIndonesia kehilangan peluangnya berjualan mineral sedangkan Philipina langsungmeroket menjadi Negara yang tumbuh no 2 dari penjualan mineral ini.

Disisi lainnya perjuangan mengembalikan Blok Mahakamdan Freeport susah sekali sepertinya walaupun berbagai anggota DPRmemperjuangkannya termasuk Chandra Tirtawijaya serta pada sector masyarakatMarwan Batubara sampai saat ini tidak cepat terjadi dimana blok blok yangdikontrak karyakan jika habis harus otomatis kembali ke pemerintah Indonesiadulu. Setelah itu bisa saja dengan pola baru dan hitungan baru terutama untukyang perlu investasi dan pengembangan teknolgienya. Yang terjadi malahan ketuaSKK migasnya rudi rumbiandini ditangkap KPK serta ada aliran duit ke kementrianESDM sehingga pada media massa bisa dilihat banyak yang menuntut kasus ini dikementrian ESDM pun harus segera dituntaskan oleh KPK. Kondisi ini sungguhmenyedihkan jua.

Pemerintah saat ini SBY-BOED hampir habis masa tugasnyatinggal setahun , KPU sudah menetapkan DPT nya walaupun masih ada data gelapsebesar 10 jutaan.  Antara harapan dankondisi tetap tidak berubah. Pada Koran Kompas pada tanggal 7 November tertulisdihalaman muka Asing semakin mendominas , Pemerintah memberikan peluang.  Soal siapa yang mendominasi dan menjadiminoritas bisa saja rakyat Indonesia tidak sampai pemikiran dan harapannya tetapiketika pengelolaan berbagai di bangsa Indonesia saja sudah mayoritas dilakukanbangsa Indonesia mayoritas tetapi kondisinya sungguh menyedihkan seperti inimaka bagaimana jika pelaku asing melakukannya semakin mendominasi?..

Indonesia akan menjadi tempat yang makmur begitu prediksidan kenyataan dimana dalam 2 tahun ini Indonesia pertumbuhannya selalu berada pertumbuhandiurutan 2 atau 3 sedunia. Pada kenyataannya juga Indonesia sudah masuk keurutan 17 negera terbesar perekonomiannya. Lalu bagaimana jaidinya jika rakyatIndonesia nantinya hanya menonton negerinya makmur dan menjadi koeli di negerasendiri saja…..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun