Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muha
Dengan pendekatan strategis ini, Wamenag optimistis pendidikan Islam mampu menjadi motor penggerak perubahan di Indonesia. "Kolaborasi, inovasi, dan kerja nyata adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang berdaya saing dan berkarakter," pungkasnya.
Progres Program Kementerian Agama RI pada masa Pemerintahan Prabowo mendapatkan nilai bagus. Hal ini bisa dilihat dari hasil Litbang Kompas yang ditamyangkan dlaam wawancara di TV kompas Minggu ini.
Bagi Forum Guru Sertifikasi Nasional Indonesia (Fgsni), kemajuan Progres ini sebagai kerja nyata dan cepat Kementerian.
 Hal ini  sesuai yang disampaikan Ketua Umum Fgsni, Agus Mukhtar dalam agemda audiensi Fgsni dengan Wamen Agama pada tanggal 5 Nopember 2024 lalu di Ruang Dirjen Pendis Jakarta, dimana Kementerian Agama harus peka dan cepet responya didalam melihat kebutuhan dan aspirasi warga madrasah di lapangan.
Realiasinya pada hari ini 22/1/2025, dimana Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi'i  Wamenag menegaskan komitmen pemerintah untuk merevolusi pendidikan nasional, terutama dalam sektor keagamaan. (Momentum penutupan Rakernas Dirjen Pendis 2025)
Ada sejumlah langkah strategis yang akan dilakukan, salah satunya pembenahan infrastruktur. Menurut Wamenag, ada Rp20 miliar hasil efisiensi APBN yang telah dialokasikan untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan, termasuk madrasah dan pesantren. Fasilitas dasar seperti toilet, atap, serta meja dan kursi belajar juga menjadi prioritas utama.
"Pendidikan berkualitas dimulai dari fasilitas yang layak. Pemimpin harus memprioritaskan infrastruktur sebelum program lain," tegasnya di Jakarta.
Wamenag juga menargetkan percepatan program pendidikan profesi guru dalam dua tahun mendatang. Program ini akan menggantikan skema lama yang hanya mampu menjangkau 45 ribu guru per tahun.
"Kompetensi guru adalah kunci keberhasilan pendidikan kita. Dengan sertifikasi, kita dapat meningkatkan kualitas mereka," ujarnya.
Restrukturisasi kelembagaan di Kementerian Agama juga menjadi sorotan. Usulan pembentukan eselon I baru, seperti Direktorat Jenderal Pondok Pesantren dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan, tengah digodok dan disiapkan naskah akademiknya untuk meningkatkan efektivitas kerja. Langkah ini melibatkan kolaborasi dengan akademisi dan pemangku kepentingan lainnya.
Romo HR Muhammad Syafi'i turut menyoroti pentingnya riset dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan agama dan implementasinya di kehidupan sosial. Ia menggarisbawahi perlunya integrasi pendidikan berbasis karakter. "Pendidikan harus mencetak generasi berintegritas yang peduli terhadap sosial dan lingkungan," jelasnya.
Kepala biro di Perguruan Tinggi Islam Negeri juga diharapkan lebih aktif dalam mengatasi tantangan pendidikan Islam. "Mereka harus menjadi penggerak untuk mendukung tercapainya visi pendidikan yang holistik," imbuhnya.
Dengan pendekatan strategis ini, Wamenag optimistis pendidikan Islam mampu menjadi motor penggerak perubahan di Indonesia. "Kolaborasi, inovasi, dan kerja nyata adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang berdaya saing dan berkarakter,"Ungkasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI