Mohon tunggu...
Ketut Agus Maha Yasa
Ketut Agus Maha Yasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Ketut Agus Maha Yasa NIM : 2102071003 Prodi : D3 Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna yang Terikat dan Termuat di Dalam Serangkaian Hari Raya Suci Kuningan

21 November 2021   01:47 Diperbarui: 21 November 2021   01:52 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat persembahyangan ini dilakukan upakara yang turut dihaturkan sesajen yaitu tebog, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi pada pelinggih yang terletak di paling detam atau paling utama. Sementara di pelinggih lainnya yang lebih kecil disajikan nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi. Setelah itu pada kamar suci di masing - masing rumah akan dipersembahkan pengambeyan, dapetan berisi nasi kuning, lauk pauk dan daging ayam ataupun daging bebek. Dan pada pelinggih di semua bangunan diletakkan sepasang gantung-gantungan yang diletakkan dengan cara disematkan, tamiang, dan kolem. 

Makna yang terkandung dalam perayaan hari raya suci kuningan ini diantaranya : 

  1.  Hari raya Kuningan sebagai ‘uning atau keuningan‘

Makna dari hari raya Kuningan sebagai ‘uning atau keuningan‘ yaitu proses yang dimana bertujuan untuk mengetahui kemuliaan ‘Sang Diri’ dan introspeksi diri. Tingkatan spiritual paling utama yang terdapat pada hari raya kuningan adalah Sadhana spiritual yang dimana memiliki arti mengenal sang diri sejati, sarat dengan konsep keuningan. 

Kuningan sangat identik dengan warna “kuning’ yang dimana warna kuning tersebut melambangkan Dewa Mahadewa atau Dewa Siwa, yang dimana memiliki arti kemakmuran, kemuliaan ataupun kemenangan. Simbol ini dapat juga terekspresi dari persembahan atau dari upakara nasi kuning yang sudah kita buat saat rahinan Kuningan. Kuning disini merepresentasikan warna logam yang paling mulia dan yang paling mahal yaitu emas. 

Emas disini digambarkan sebagai simbol kemuliaan dan keheningan yang dimana bermakna untuk mendengarkan suara suara kecil dari Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa . Sangat sering dalam peribahasa diungkapkan “diam adalah emas” karena emas jika dijatuhkan atau terjatuh ataupun dipukul dengan maksud untuk mendengarkan suaranya atau disuarakan, akan nyaris tidak terdengar, jika dibandingkan dengan logam - logam yang lain. Dari hal tersebut makna yang tersirat di sini adalah untuk selalu berkarakter mulia, hening menyadari sifat atau karakter Ketuhanan, serta selalu dekat dengan Tuhan, mendengarkan sekaligus mempraktikkan ajaran-Nya.

         2. Makna disiplin dalam menggunakan waktu terbaik.

Makna disiplin dalam menggunakan waktu terbaik. Upakara tamiang yang dipersembahkan yang juga memiliki makna atau gambaran sebagai perputaran atau putaran cakra roda dunia atau roda waktu yang sangat disiplin bekerja demi keberlangsungan hidup dunia dan dalam keberlangsukan hidup hukum alam semesta, Dan disaat saat Kuningan waktu melakukan persembahyangan atau persembahan juga menggunakan perhitungan waktu yang baik yang diatur dalam kitab suci agama hindu. Persembahan pada hari suci kuningan ini yang paling baik atau yang paling disarankan dilakukan disebutkan pada salah satu kitab yaitu mulai dini hari atau pagi hari hingga siang hari pada jam 12 Siang. Walaupun tetap mengacu pada prinsip budaya setempat, tempat, waktu dan keadaan yang ada (desa, kala, patra),  Jika dilihat berdasarkan sastra ada dan termuat dalam kitab suci brahmamuhurta waktu yang dianjurkan atau disarankan untuk memuja-Nya terbaik untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yaitu mulai pagi dini hari sekitar pukul 04.00 hingga 08.00 pagi. Hal ini tentunya mengandung makna simbolik yang menggambarkan kedisiplinan demi kesuksesan spiritual. Kesuksesan spiritual yang cemerlang bisa dicapai dengan mantap dengan memulai pada waktu satwika, atau sedini mungkin. Kunci Kesuksesan dalam melakukan spiritual yang termuat dalam sadhana spiritual harus dimulai dari sedini mungkin.

Nama : Ketut Agus Maha Yasa

NIM : 2102071003

Program Studi : D3 Desain Komunikasi Visual

Jurusan : Seni dan Desain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun