Mohon tunggu...
Ketut Agus Maha Yasa
Ketut Agus Maha Yasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Ketut Agus Maha Yasa NIM : 2102071003 Prodi : D3 Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Ngelawang, Tradisi " Unik" saat Hari Raya Galungan dan Kuningan di Desa Tukad Mungga

9 November 2021   19:58 Diperbarui: 9 November 2021   21:07 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang jelas tradisi ini pasti dilakukan setiap galungan dan kuningan. Tradisi Ngelawang ini pada dasarnya adalah sesolahan, yaitu sesolahan Barong. Jadi Barong yang ada di Pura Desa, Desa Tukad Mungga akan diturunkan ke jalan pada saat sore hari sekitar jam 5 - 6 sore. Tradisi ini membutuhkan lumayan banyak orang untuk melakukannya karena Tradisi ini bukan semata - mata sesolahan barong turun kejalan saja, melainkan tradisi ini diiringi oleh tetabuhan dan juga sedikit tari. 

Tradisi Ngelawang ini merupakan tradisi yang ditunggu - tunggu oleh para warga yang berada di Desa Tukad Mungga. Barong yang turun dijalan akan mendatangi tiap - tiap rumah yang ada di Desa Tukadmungga, Nah kita sebagai pemiliki rumah harus menyediakan seperti sesajen, yang berisikan canang sari, dupa, dan juga uang sebesar dua ribu rupiah atau bisa lebih.  Tujuan dari Tradisi Ngelawang yang ada di Desa Tukad Mungga itu sendiri adalah sebagai penghormatan untuk para bhuta yang ada di gumi agar tidak mengganggu pada saat hari raya suci galungan dan kuningan, sesolahan barong tersebut memang ditujukan kepada para bhuta kala. Tujuan lainnya adalah untuk memohon keselamatan untuk seiisi desa agar rahayu dan terhindar dari hal - hal yang tidak diinginkan. Tradisi ini menjadi tradisi yang sangat sakral bagi para warga yang tinggal di Desa Tukad Mungga. 

Bagaimanapun kondisi keadaan pada saat hari penampahan, Tradisi Ngelawang harus tetap dijalankan, karena itu merupakan tradisi yang diwariskan oleh leluhur kepada para warga Desa Tukad Mungga. Antusiasme dari para warga untuk menyambut barong yang turun kejalan juga sangat luar biasa. Termasuk saya dan keluarga saya sendiri, barong tersebut didampingi oleh satu penari yang tugasnya adalah untuk mengambil sesari pada sesajen yang telah kita letakkan di depan pagar rumah. Tetapi jika kita tidak memberikan sesajen atau kita tidak keluar pada saat tradisi ngelawang ini di laksanakan, menjadi resiko sendiri.

Tetapi tradisi Ngelawang yang dilaksanakan pada tahun ini sangat berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Kembali lagi karena masih kondisi pandemi. Yang dimana biasanya Ngelawang dilakukan oleh banyak orang, pada tahun ini sangat dibatasi dan sangat sedikit warga yang ikut turun ikut kejalan mengantar barong kerumah - rumah. Dan juga iringan tabuh yang digunakan tidak semeriah tahun - tahun lalu dikarenakan jumlah penabuh juga ikut dibatasi. Disamping itu para warga yang ikut turun kejalan juga harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini sangat berdampak bagi warga yang tinggal di Desa Tukad Mungga.

Namun Hal ini tentu saja tidak begitu saja menyurutkan semangat para pemuda dan warga yang tinggal di Desa Tukad Mungga dalam menjalankan atau melaksanakan Tradisi " Ngelawang " ini. Tradisi Ngelawang ini tetap berjalan walaupun mungkin tidak semeriah atau tidak sebesar pada tahun - tahun lalu, tetapi semangat para pemuda Desa Tukad Mungga masih sangat membara untuk melakukan Tradisi ini. Tradisi ini dilaksanakan bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan bersama, yang dimana tujuan dari Tradisi Ngelawang ini sudah jelas saya sebutkan diatas adalah untuk memohon keselamatan agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan pada saat hari raya suci Galungan dan Kuningan. Dan juga Tradisi ini ditujukan kepada para bhuta kala, hal itulah yang membuat dimana tradisi Ngelawang ini dilaksanakan pada Sore hari di jam 5 - 6 atau istilah Balinya adalah Sandikaon agar tercapainya keseimbangan antara Alam kita dan juga Alam dari Bhuta Kala itu sendiri.

Nama : Ketut Agus Maha Yasa

NIM : 2102071003

Jurusan : Seni dan Desain

Program Studi : D3 Desain Komunikasi Visual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun