Mohon tunggu...
Agus Mulyadi
Agus Mulyadi Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger, penulis, dan Freelance Layouter. Asli Magelang, bukan peranakan. Juga menulis di www.agusmulyadi.web.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengelak dan Harga Diri

27 Januari 2016   23:58 Diperbarui: 28 Januari 2016   03:09 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengelak memang tak melulu soal mental, mengelak terkadang juga perkara skill. Baik mental maupun skill memang sifatnya alamiah, namun jelas bisa terbentuk melalui latihan dan pengalaman.

Dan Gusti Alloh memanglah Tuhan yang maha asyik, karena Ia membekali manusia dengan teknik mengelak sebagai salah satu kemampuan untuk bertahan hidup (dan kadang juga untuk mempermalukan hidup).

* * *

Adalah Jonson dan Sri, manten baru yang masih sangat anyar dan gres merasakan mahligai rumah tangga. Mereka berdua menikah tiga bulan yang lalu, dan kini sedang menikmati masa-masa eksplorasi hubungan suami-istri, baik hubungan secara emosional, maupun secara seksual.

Bagi Jonson dan Sri, ekplorasi emosional maupun seksual adalah hal yang mutlak dan penting dalam sebuah perjalanan pernikahan, karenanya jangan heran jika suatu ketika, Jonson dan Sri ingin sekali mencari sensasi baru dalam bercinta, dan keduanya punya bekal yang bagus untuk itu, karena sebelum menikah, baik Jonson maupun Sri adalah pemuda-pemudi yang ketagihan dengan video porno. Walaupun ajaibnya, keduanya menikah dalam keadaan yang benar-benar masih bersih: Jonson masih perjaka, dan Sri pun juga masih perawan.

Kondisi ini membuat pernikahan mereka menjadi semacam ajang uji coba. Dan mereka berdua menikmatinya.

Eksplorasi seksual Jonson dan Sri agaknya sudah mencapai titik kulminasinya saat Jonson dan Sri memutuskan untuk mencoba sensasi bercumbu secara outdoor, alias di luar ruangan.

Tentu tak sulit bagi mereka berdua untuk mencari referensi, karena bagaimanapun, keduanya adalah “pemain” suci yang sudah merasakan pahit-getirnya dunia per-video-bokep-an.

* * *

“Sri, gimana kalau kita coba di luar rumah Sri, kita coba malam hari buta ini, kan rumah kita agak pelosok, jadi kalau malam pasti jarang yang lewat, gimana Sri menurutmu?”, usul Jonson kepada Istrinya.

Maka, sebagai istri yang baik lagi manutan, Sri pun mengiyakan usul suami tercintanya. Terlebih, ia sendiri juga penasaran dan sangat ingin juga merasakan sensasi bercinta di luar rumah. “Iya mas, nanti malam ya!”, tukas Sri singkat.

Singkat cerita, selepas jam 11 malam. Jonson dan Sri sudah bersiap di amben depan rumah. Dengan aba-aba kedipan mata dari Jonson, keduanya langsung menanggalkan busananya masing-masing hingga keduanya benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Karena ini adalah pengalaman pertama bagi mereka telanjang di luar rumah, keduanya pun tampak canggung dan takut, sesekali baik Jonson maupun Sri tolah-toleh kanan-kiri, takut kalau-kalau ada orang yang lewat.

“Ah, Sri, kalau begini, malah jadi ndak tenang, bakalan ndak khusyuk nanti kita tempurnya!”

“Pakai Sarung saja gimana mas? jadi kita mainnya di dalam sarung gitu!”, usul Sri

“Ciamik, ide bagus Sri, sek, tak ambil sarung dulu!”, kata Jonson sambil langsung beringsut masuk ke dalam rumah untuk mengambil sarung.

Begitu sarung diambil, keduanya pun langsung mengatur posisi. Mula-mula Jonson yang menyelimuti badannya dengan sarung, lalu kemudian, Sri masuk ke dalam sisa-sisa rongga sarung. Kedua insan itupun resmi terbalut dalam satu jalinan kain. Proses Lock and Key pun terjadi.

Adegan berikutnya, tak perlu saya terangkan, saya yakin, anda cukup kompeten untuk membayangkannya.

* * *

Selama beberepa menit, mereka berdua tenggelam dalam keasyikan birahi yang maha dahsyat.

Saking asyiknya mereka berjimak, hingga tanpa sadar, Bagio tetangga satu RT mereka lewat di jalan depan rumah mereka. Ndilalah, waktu itu, Bagio memang sedang berangkat kerja, karena Bagio dapat jatah shift malam untuk jaga di pabrik tempatnya bekerja.

Melihat adegan yang sedemikian aneh di amben depan rumah jonson, Bagio pun kemudian mencoba mengamati lebih seksama. Dalam cahaya yang temaram, nampak olehnya kepala Jonson yang mecungul dari balik sarung, kepala Jonson bergerak tak beraturan sambil tersengal-sengal.

Bagio pun curiga, Ia yakin bahwa Jonson sedang terjebak dalam sebuah pergumulan hebat. Bagio pun kemudian mencoba memastikan.

“Soooon, lagi apa kamu?”, teriak Bagio

Demi mendengar suara teriakan tersebut, Jonson dan Sri tercekat dan kaget setengah mati. Jonson kemudian menoleh ke arah sumber suara yang ternyata berasal dari Bagio. Beruntung bagi Jonson karena rupanya posisi Sri agak membungkuk, sehingga di luar sarung, hanya kepala Jonson yang terlihat.

“Ng..ng..Nggak lagi apa-apa, cuma njingkrung sambil krukupan sarung kok yo!”, jawab Jonson dengan tergugup.

Krukupan sama siapa, kok kelihatannya kamu ndak sendiri?”, tanya Bagio lagi.

“Sama siapa? Lha yo krukupan sendiri tho, memangnya kamu lihat siapa lagi?”, kata Jonson setengah teriak, mencoba mengamankan harga dirinya.

Krukupan sendiri ndasmu, Krukupan sendiri kok kakinya ada empat!”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun