Mohon tunggu...
Lilik Agus Purwanto
Lilik Agus Purwanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

belajar, belajar, mari terus belajar follow twitter: @aguslilikID web: http://aguslilik.info

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Haters Dunia Kerja

10 September 2015   14:30 Diperbarui: 11 September 2015   01:36 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi (merdeka.com)"][/caption]

Bukan hanya artis yang memiliki penggemar dan yang kontra terhadapnya (haters). Nyatanya dalam dunia kerja pun dinamika itu terjadi, terutama dalam hal pengambilan keputusan dan kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan atau system kinerja yang dibangun dalam sebuah Perusahaan.

Pagi tadi seorang teman curhat dengan saya, sebut saja Wulan. Wulan menyampaikan, selama saya bekerja diperusahaan ini, saya selalu dihujani kritikan dan intimidasi, baik dari relasi kerja, maupun dari atasan tidak langsung, selalu saja mereka mencari-cari kesalahan saya, meski terkecil sekalipun, juga terkadang karena memiliki power jabatan mereka memaksa untuk meminta laporan hasil pekerjaan saya kendati tidak memiliki korelasi secara langsung terhadap pekerjaan saya. Terkadang, fasilitas kerja pun disoal, yang kurang ini lah kurang itulah.

Menurut Emilia Jacob, Junior Partner EXPERD Consultant menyatakan tidak ada perusahaan yang kebal terhadap office politics. “Kantor dengan karyawan lebih dari tiga saja sudah pasti berpolitik. Politik kantor, menurut Emilia, adalah kompetensi berorganisasi. Kemampuan berpolitik di kamus kompetensi bisa dikenal juga sebagai organizational savvy, kemampuan memahami fungsi-fungsi dalam struktur organisasi dan bersikap secara tepat terhadap masing-masing fungsi tersebut, ujarnya.

Kemampuan berpolitik akan menguji kecerdasan individu-individu dalam setiap level untuk “bermain” cantik di office politics. Sebagaimana persoalan yang didera oleh teman saya diatas, itu disebut sebagai strategi office politics. Intimidasi, komplain, dan tekanan yang diperoleh seorang individu dari individu yang lain, akan menguji sejauh mana kemampuan bertahan orang tersebut dalam dinamika Perusahaan.

Kondisi tersebut memang berjalan secara alamiah karena kebutuhan atas individu untuk tetap survive dan eksis untuk mencapai tujuan karier, jabatan dan penghasilan sesuai yang dia inginkan. Disisi lain, terkadang pola manajemen konflik yang terjadi dalam perusahaan yang bergerak secara dinamis, terkadang memang disengaja dibuat. Tujuan dari kesengajaan itu adalah untuk mengembangkan kompetisi dalam sebuah organisasi, dan akhirnya kompetisi tersebut menciptakan sebuah perlombaan untuk mencapai ekspektasi perusahaan. Jika manajemen konflik ini dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan suatu benturan-benturan yang serius, maka efektivitas kerja akan tercapai, namun sebaliknya, jika manajemen konflik ini tidak dikelola dengan baik, dan dibiarkan secara terus menerus akan terjadi efek gunung es, yang sewaktu-waktu akan meledak, dan menimbulkan konflik baik secara horizontal maupun vertikal.

Konflik horizontal yang dimaksud disini adalah, timbulnya intrik-intrik sebagaimana kasus diatas, sehingga akan berdampak kepada kenyamanan dalam bekerja. Sementara konflik vertical akan terjadi, karena konflik horizontal terjadi secara terus menerus, sehingga akan berpengaruh terhadap capaian hasil kerja, dan akan terjadi benturan pada semua lini organisasi.

Selayaknya, dalam sebuah hubungan industrial, situasi office politics ini dapat di baca dengan baik oleh tingkatan manajemen menenggah dan tinggi. Karena jika hal itu dibiarkan secara terus menerus akan terjadi persaingan tidak sehat dalam organisasi perusahaan.

 

Office Haters 

Dalam sebuah tatanan organisasi memang akan selalu memunculkan like and dislike. Hal itu adalah sebuah kewajaran dalam setiap hubungan dalam organisasi. Kewajaran ini timbul karena berbagai hal, contohnya adalah rencana pencapaian posisioning (jabatan), karier, dan lain sebagainya. Sebagai bagian dari komponen yang ada ada dalam organisasi hal ini harus dipahami sebagai dinamika, karena tidak semua orang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama dengan kita. Orang yang dengan segala keinginannya, bisa menciptakan kondisi like menjadi dislike, karena tujuan yang ingin dicapainya tidak sesuai atau dihalang-halangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun